Day One - First Phone Call

85 13 0
                                    

Pikiran Derek terus berputar bahkan setelah ia sampai di apartemennya. Perasaannya terasa sangat mengganjal sehingga ia perlu menelepon. Teleponnya diterima setelah dua nada dering.

"Halo?"

"Maaf mengganggu istirahat siangmu," Derek berbicara dengan suara pelan. "Apa bisa bicara sebentar?"

Terdengar tawa singkat di seberang telepon. "Tentu saja, Detektif Cho. Bagaimana hari ini? Anda berdua pergi ke mana saja? Bagaimana dengan Centerjang-nim? Ia baik- baik saja?"

Sejujurnya Derek ingin mengatakan bahwa Kwon Joo baik- baik saja, tapi mulutnya tidak bisa mengatakan itu. Sepertinya Eun Soo tahu Kwon Joo tidak baik- baik saja karena sekarang ia, Derek, yang menelepon. "Centerjang... agak mabuk." Akhirnya Derek memutuskan untuk menjawab dengan jujur.

"Benarkah?" suara Eun Soo terdengar syok. "Tapi Centerjang-nim biasanya tidak mudah mabuk."

Derek lagi- lagi merasa bersalah. Memang bukan keinginan Kwon Joo sendiri untuk mabuk. Tapi ia tidak bisa mengatakannya.

"Ini berarti ia sudah merasa akrab dengan anda," Eun Soo melanjutkan dengan ceria, sama sekali tidak tahu bahwa kejadiannya bukan seperti yang ia pikirkan. "Baguslah kalau anda berdua bisa akrab."

Derek memutuskan untuk bertanya sekarang. "Apakah Centerjang juga akrab dengan rekan- rekannya sebelumnya?"

"Tentu saja."

"Terutama Do Kang Woo?"

Hening sejenak. Terdengar Eun Soo menghela napas. "Centerjang-nim mabuk dan menyebut nama Do Timjang-nim?"

Derek berusaha keras untuk tidak menggeretakkan gigi. "Iya."

"Do Timjang-nim..." Eun Soo kembali menghela napas. "Centerjang-nim sendiri yang pertama kali mempercayai Do Timjang-nim, jadi memang sepertinya ia paling akrab dengannya. Sampai akhir."

"Oh, begitu." Derek ikut menghela napas. "Baiklah, Agen Park. Terima kasih."

Derek menjatuhkan ponsel ke tempat tidur, lalu berbaring. Sambil menatap langit- langit ia membuat satu tujuan baru untuk dicapai akhir liburan ini.

Ia akan membuat namanya yang disebutkan oleh Kwon Joo saat gadis itu mabuk.

Travel LogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang