Day Two - Blue Sky

106 15 0
                                    

Terbangun dengan sakit kepala, Kwon Joo menekan kedua tangan ke kepalanya. Ia berusaha menyadarkan diri, berguling menyamping, lalu tersadar ia tidak berada di apartemennya. Dengan satu gerakan cepat Kwon Joo duduk di tempat tidur.

Ia menatap sekelilingnya. Lampu meja, televisi, dinding kaca yang tertutup gorden. Ia menghela napas, baru teringat ia sedang liburan. Liburan. Kwon Joo memikirkan satu kata itu sambil beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi.

Kemarin ia ingat pergi minum dengan Derek, tapi setelah itu ia tidak ingat apa- apa. Kwon Joo menatap wajahnya di cermin, menatap kantong bawah matanya yang agak bengkak. Apa kemarin ia menangis?

Sambil menggosok gigi Kwon Joo memejamkan mata, berusaha mengingat keseluruhan kejadian tadi malam. Lalu ia merasa mual. Apa kemarin ia mabuk? Bagaimana dengan Derek? Pria itu baik- baik saja?

Seperti menjawab pertanyaan Kwon Joo, ponsel di saku celananya bergetar. Sambil mengeluarkan ponsel itu ia sadar ia belum berganti pakaian tidur kemarin.

"Halo?"

"Centerjang," suara Derek terdengar ceria. "Jam berapa bisa saya jemput?"

Kwon Joo menjauhkan ponsel dari telinga dan menatap layarnya. Matanya melebar. Sekarang sudah jam setengah 11. Ia tidur terlalu lama. "Mungkin satu jam lagi?"

"Baiklah. Saya jemput satu jam lagi," Derek menjawab. Di latar belakang terdengar gemerisik kertas. "Sampai jumpa."

"Ah, Detektif Cho," Kwon Joo memanggil, sebelum Derek memutuskan sambungan. "Saya perlu membeli baju hari ini."

Terdengar suara cangkir diletakkan di atas meja kaca. "Oke, tidak masalah. Saya bisa ubah sedikit jadwalnya."

"Terima kasih," Kwon Joo tersenyum lega, hampir memutus sambungan saat Derek bicara lagi.

"Apa anda sengaja membawa sedikit pakaian supaya bisa berbelanja di sini?"

Kwon Joo tahu Derek hanya ingin menggodanya, tapi ia tetap menjawab dengan tegas dan jujur. "Saya ingin membelinya untuk Agen Park."

"Oh, baiklah," Derek terdengar sedikit takut jika Kwon Joo kesal. "Tapi tidak ada salahnya juga jika anda ingin membeli untuk diri anda sendiri--"

"Sampai jumpa, Detektif Cho." Dan Kwon Joo langsung memutuskan sambungan.

-----

Matahari bersinar hangat saat Kwon Joo keluar dari hotel. Hari ini ia mengenakan kemeja biru dilapis dengan sweater oversized hitam, celana jeans panjang, dan sepatu. Ia juga membawa buku, dompet, dan paspor dalam ranselnya. Sebelum turun ke lobi ia berpikir untuk membawa kacamata hitam dan topi, tapi sepertinya ia tidak membutuhkannya hari ini.

Sebuah mobil Nissan hitam berhenti tepat di depan pintu hotel dan Derek turun dari sisi pengemudi. Ia mengenakan polo shirt hitam, celana jeans panjang, dan sepatu olahraga putih. Sambil tersenyum lebar, Derek membukakan pintu mobil untuk Kwon Joo.

"Detektif Cho--"

"Silakan lanjutkan protes anda di dalam mobil," Derek menarik tangan Kwon Joo dengan lembut hingga gadis itu berdiri di sebelahnya di depan pintu yang terbuka. "Tidak ada waktu untuk dibuang sia- sia."

Tidak ada waktu untuk dibuang sia- sia. Kwon Joo jadi berpikir kenapa ia bisa sampai bangun kesiangan. Bukankah sebagiannya salah Derek? Tapi Kwon Joo memutuskan untuk tidak membantah dan masuk ke mobil. Ia bahkan membiarkan Derek menutup pintu untuknya.

"Apa ada yang terjadi kemarin?"

Derek yang sedang minum dari botol airnya sampai tersedak karena pertanyaan Kwon Joo yang tiba- tiba. Sejak berangkat 10 menit yang lalu, gadis itu tidak mengatakan apa- apa. "Apa? Yang terjadi?"

Travel LogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang