4. Time to Atc

187 37 109
                                    

"Apa dia sudah kembali?" tanya Jimin pada earpiece yang langsung terhubung dengan rekannya. Mereka sengaja berpencar untuk mengelabui pelaku agar tidak menimbulkan kecurigaan yang akan mengakibatkan gagalnya rencana yang telah ia pikirkan selama kurang lebih tujuh malam terakhir, termasuk semalam saat ia menemani Hyunji di rumah sakit.

Malam ini, Jimin bersama beberapa rekannya telah melakukan pergerakan untuk melakukan penyelamatan dua wanita yang menjadi korban penyekapan serta pemerkosaan sekaligus menangkap pelaku yang akhir-akhir ini begitu meresahkan. Dengan menggunakan jaket kulit hitam serta topi dengan warna senada, pria Ahn perlahan keluar dari tempat persembunyiannya.

"Kau dan Yoongi bisa bergerak sekarang!" suara Hoseok mengalun di telinga Jimin, membuatnya langsung bergerak diikuti Yoongi yang berada tak jauh di belakang.

Jangan tanyakan bagaimana kemampuan Jimin dalam bergerak karena setiap pergerakannya telah ia perhitungkan, termasuk segala keputusan yang akhirnya harus ia ambil nanti. Dan hal itulah yang membuat Jimin sampai saat ini masih dipercaya untuk memimpin setiap kasus berbahaya yang harus segera diselesaikan.

"Yoongi Hyung, tolong bantu awasi sekitar dan pastikan kau selalu berada tepat di belakangku." Jimin kembali berucap setelah mereka telah sampai di sebuah gedung tua yang terlihat sangat usang.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Namjoon yang berjaga di sudut lain gedung tua ini.

"Kami sudah hampir sampai di pintu masuk," kali ini Yoongi yang menjawab.

Jimin menghentikan langkahnya kala ia melihat bercak darah yang mulai mengering di lantai juga dinding gedung, disusul bau busuk yang begitu menyengat.

"Sial! Pria gila itu benar-benar psikopat!" Yoongi berujar kemudian kembali melanjutkan langkahnya dengan begitu hati-hati.

Beberapa langkah lagi hingga keduanya sampai di depan pintu ruangan yang tertutup begitu rapat. Dengan penerangan yang begitu minim, samar-samar Jimin melihat dari celah kecil sosok seorang wanita yang sudah tergeletak tak berdaya dan satu wanita lain yang terus menunduk memeluk kedua lututnya. "Kami menemukannya," bisik Jimin untuk memberikan informasi pada rekan lainnya yang berada di luar.

Perlahan Jimin membuka pintu tua yang dipenuhi dengan sarang laba-laba. Tetapi belum sempat Jimin dan Yoongi melangkahkan kaki, suara Hoseok yang penuh interupsi kembali terdengar. Mereka harus mundur karena pria itu telah kembali.

Ya, pria itu sangat berbahaya sehingga membuat mereka tidak boleh sembarangan melakukan hal yang mungkin akan kembali membahayakan nyawa korban dan tidak menutup kemungkinan jika nyawa mereka juga akan ikut terancam jika harus memaksakan nantinya.

"Aish! Sial!" rutuk Jimin. Sebagai seorang pemimpin dalam waktu yang begitu singkat, Jimin lagi-lagi harus segera mengambil keputusan yang paling tepat. Mundur dan ia harus memikirkan taktik baru untuk menangkap pelaku atau tetap maju meski nyawanya lah yang akan menjadi taruhan.

Peluh terus membasahi sekujur tubuh Jimin, sungguh ia tidak ingin menunda lagi untuk menyelamatkan dua nyawa yang sudah berhari-hari berada di tempat ini. Karena ia sendiri tidak tau kemungkinan apa yang akan terjadi jika saat ini ia tidak segera bertindak.

"Yak! Apa yang kau lakukan?!" ujar Yoongi saat melihat Jimin yang kembali melanjutkan langkahnya. Selalu seperti ini, Jimin itu sangat sukar untuk ditebak terkadang keputusannya lebih banyak tak sejalan dengan seorang Kang Yoongi.

"Kita harus bergerak sekarang, Hyung! Tak ada waktu lagi!"

"Kau gila?! Jimin! kembali atau kau ku pukul nanti!" kali ini suara Namjoon yang terdengar, emosinya terpancing kala mendengar percakapan Jimin dengan Yoongi.

EFFLEURAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang