18. Regret

96 13 1
                                    

Jimin memijit kepalanya yang terasa kian berdenyut begitu juga dengan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Pria Ahn itu terus bekerja siang malam bahkan sampai menghabiskan hampir seluruh waktu yang ia miliki di ruangannya hanya demi kasus yang benar-benar harus segera ia selesaikan.

Berhari-hari tak pulang ke rumah, karena rasanya percuma sebab tak ada siapapun di sana. Mengingat Hyunji yang masih memilih untuk tetap tinggal di rumah orang tuanya. Bahkan sudah hampir lima hari sejak terakhir kali ia mengantarkan Hyunji ke sana, sampai detik ini Jimin masih belum berniat untuk menemui istrinya lagi dan menyelesaikan masalah yang kini tengah menimpa rumah tangga mereka.

Terdengar pengecut memang, namun bagaimana pun juga kekecewaanya pada Hyunji masih begitu jelas terasa. Tak mudah menerima kenyataan bahwa darah dagingnya pergi dengan jalan yang tak seharusnya. Jadi, biarkan Jimin untuk menenangkan diri dengan jalan seperti ini. Menyibukan diri untuk melupakan sejenak masalah yang tengah menimpa keluarga kecilnya.

"Jimin-ah! Kami berhasil menemukannya!"

Kesadaran Jimin kembali saat dengan tiba-tiba Hoseok masuk ke dalam ruangan. "Katakan! Siapa orang yang telah berhasil kalian temukan?" tanya Jimin sambil kembali menyeruput secangkir kopi yang ada dihadapannya.

"Kami berhasil menangkap kaki tangannya."

Jimin membuang nafas terlampau kasar lantas mengusak kasar wajahnya begitu frustasi lalu menyugar surainya ke belakang, pun rasanya ingin mengumpati Hoseok terus menerus jika ia tidak mengingat bahwa pria itu berusia satu tahun lebih tua darinya. Hanya menangkap kaki tangan, itu tandanya masih banyak hal yang harus mereka lakukan untuk benar-benar menutup kasus ini.

"Dimana dia sekarang?"

"Ada di ruang penyidik, Ayo! Kita harus segera ke sana!"

Setelah sampai di ruang penyidik, Jimin melipat kedua tangannya di depan dada sambil memperhatikan pelaku dari balik kaca transparan yang menjadi penyekat di sana. Wajah itu, terlihat cukup familiar bagi Jimin. Dan yang membuatnya sedikit terkejut saat ia menyadari bahwa pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang sempat menimbulkan kegaduhan di rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Shin Honjae, telah menjadi kaki tangan pelaku selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Tim Reserse Kriminal menemukannya saat ia menjalankan tugas sebagai kaki tangan dalam melakukan penyeludupan di perbatasan utara." Namjoon sebagai ketua dari tim penyidik menjelaskan informasi yang ia ketahui pada Jimin selaku pemimpin dari kasus yang kembali di percayakan pada kesatuan mereka.

"Honjae-ssi, sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya? Apa aku benar?" tanya Jimin yang langsung dibalas tatapan tajam dari sang empunya. Hal itu, membuat Jimin hanya berdecih. Karena bagaimanapun juga jika kaki tangan telah berhasil mereka tangkap maka cepat atau lambat pelaku utama yang masih menjadi buronan saat ini akan mereka temukan. Dan Jimin pastikan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat serta kasus yang sudah berlangsung cukup lama ini akan kembali ia tutup dengan sebuah keberhasilan.

"Tapi sayangnya, sampai detik ini ia masih bungkam tentang siapa orang yang ada dibalik semua ini." Namjoon kembali berucap, membuat Jimin hanya menganggukan kepala beberapa kali.

"Bekerjasama lah pada petugas! Maka akan ku pastikan, hukumanmu nanti akan sedikit kami beri keringanan. Honjae-ssi!" ujar Jimin, kemudian memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

"Aku rasa, ia tidak akan mungkin dengan mudah mengatakan siapa orang yang menyuruhnya," ucap Hoseok yang mengikuti langkah Jimin.

"Aish! Sial! Kenapa pekerjaan kita selalu terasa begitu berat!" rutuk Hoseok lagi yang masih terus setia mengekor dibelakang Jimin.

EFFLEURAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang