10. Happiness

135 30 23
                                    

Tak ada pilihan lain bagi Hyunji selain berdiri di depan pintu kamar hotel seseorang, menunggu sang empu membuka pintu dan mengizinkannya untuk bermalam di sana malam ini. Hyunji terus saja merutuki segala kebodohannya karena ia keluar tak membawa sepersen uang bahkan ponsel sekalipun, jadi inilah jalan terakhir yang bisa Hyunji ambil untuk menghindar dari Jimin malam ini.

"Kau! Ada apalagi? Kenapa kau kembali ke sini?" tanya pria Ryu yang terkejut saat mendapati Hyunji yang telah berdiri di depan pintu kamarnya. "Yak!!" teriaknya saat melihat gadis itu menerobos masuk ke dalam.

"Izinkan aku untuk bermalam di sini."

"Mwo? Apa kau bercanda? Ani! ku rasa kau sudah gila," ucap Taehyung yang lagi-lagi dibuat terkejut karena ucapan Hyunji, "YAK! Suamimu itu bisa saja membunuhku jika tau kau menginap di sini. Apa kau mau menjanda jika dirinya menjadi tahanan polisi karena telah membunuhku?!" ujar Taehyung lagi sambil terus mengikuti langkah Hyunji yang kini telah bersandar pada sofa yang ada di sana.

"Sepertinya, lebih baik menjadi seorang janda muda daripada harus menjadi istri dari pria itu."

"Aish! Kau benar-benar! Sungguh! Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran dari otak kecilmu itu," rutuk Taehyung sambil memijat kepalanya yang seketika terasa berdenyut sejak kedatangan Hyunji di kamarnya.

Di sisi lain, Jimin sama sekali tidak bisa memejamkan kedua netranya. Pikirannya terus berkecamuk membayangkan apa saja yang sedang dilakukan Hyunji di luar sana. Bukannya tak berusaha untuk mencari, namun Jimin mulai mengerti bahwa Hyunji adalah tipikal orang yang tak ingin dikekang apalagi dipaksa untuk melakukan suatu hal di luar kehendaknya. Yang bisa Jimin lakukan hanyalah menaruh seluruh kepercayaannya pada Hyunji bahwa gadis itu tak akan mungkin melakukan hal di luar dari batasan wajar yang semestinya tak dilakukan.

Jimin kembali menenggak whiskey yang sempat ia beli sebelum pada akhirnya menemukan Hyunji yang tengah bercumbu di bibir pantai sore tadi. Mengingat kejadian itu membuat rahang Jimin kembali mengeras bahkan urat di tangannya menyembul saat genggaman tangannya semakin menguat.

"Yeon Hyunji! Aku bersumpah akan membuatmu jatuh sepenuhnya ke dalam pelukanku dan membuatmu jatuh cinta padaku! Camkan itu!!" ujar Jimin kemudian melemparkan botol alkohol di tangannya hingga membuat benda pecah belah itu berserakan di lantai.


___________

"Lihatlah! Bukannya mencariku, ia malah mabuk semalaman sampai semua berantakan seperti ini. Sungguh! Kau pria yang sama sekali tak bisa di andalkan, Jimin-ssi." Hyunji yang baru saja kembali terus bergumam dengan tangan yang bergerak merapihkan satu persatu barang yang berserakan di lantai.

Ia sungguh tak habis pikir, apa saja yang dilakukan Jimin semalaman hingga membuat kamar ini terlihat begitu berantakan, sangat berbeda dengan keadaan sebelum ia memutuskan untuk kembali pergi semalam.

"Akhhh! Aww!!!"

Darah segar itu seketika mengalir dari ibu jari Hyunji saat dirinya membersihkan pecahan beling yang juga berserakan di sana. Tak main-main sepertinya pecahan itu melukainya begitu dalam hingga membuat cairan merah pekat itu menetes begitu banyak di lantai.

"Kau tak apa?"

Hyunji berhasil dibuat terkejut saat mendapati Jimin yang entah sejak kapan sudah berada tepat di hadapannya pun langsung menghisap begitu kuat ibu jarinya yang terus-menerus mengeluarkan darah.

"Aww!!" rintih Hyunji.

"Lain kali, biar aku saja yang membersihkannya. Aku tidak ingin kau terluka seperti ini lagi, Ji." Jimin kembali berucap setelah selesai membalut luka di ibu jari Hyunji dengan plester.

EFFLEURAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang