7. The Wedding

166 32 112
                                    

Hyunji menatap pantulan dirinya pada sebuah cermin besar yang ada di hadapan. Gaun pengantin yang begitu sempurna melekat di tubuh, riasan sederhana yang menambah kecantikannya, serta surai yang tertata begitu apik dengan mahkota kecil yang terpasang di sana. Sungguh! Sangat cantik. Semuanya terlihat begitu sempurna, meski berbanding terbalik dengan apa yang kini ia rasakan.

"Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan menjadi tanggung jawabku sepenuhnya. Meskipun pernikahan ini tidak kau inginkan."

Penuturan Jimin beberapa saat yang lalu masih jelas terngiang di rungu Hyunji, sebelum pada akhirnya pria itu kembali meninggalkannya sendirian di ruangan ini. Hyunji benar-benar membenci dirinya yang seperti ini, tidak berontak pun memilih kabur seperti apa yang sering ia lakukan ketika ada sesuatu yang tak sesuai dengan kehendaknya. Entahlah, seperti ada sesuatu yang membuatnya berakhir terdiam tanpa bisa melakukan apapun di sini.

Ya! Hari ini akhirnya tiba, hari yang akan merubah seluruh hidup seorang Yeon Hyunji. Hari yang sebenarnya tak pernah diharapkan dan terbayangkan sebelumnya. Berdiri berdampingan dengan seorang pria yang tak ia cintai di altar yang akan menjadi saksi bisu bersatunya sebuah ikatan yang sama sekali tak ia inginkan. Semuanya akan benar-benar diimulai pada hari ini, kisah antara Yeon Hyunji dengan Ahn Jimin.

"Sayang!"

Kesadaran Hyunji sepenuhnya kembali, seluruh atensinya tertuju pada Mirae yang tengah berjalan ke arahnya juga Jihwan yang tengah menatapnya di ambang pintu ruangan yang dikhususkan untuknya. Hyunji menatap wanita paruh baya itu yang tengah menatapnya dengan manik yang berkaca-kaca.

"Kau benar-benar sangat cantik," ucap Mirae sambil memberikan sentuhan lembut pada bilah pipi milik Hyunji.

Melihat ketulusan juga kasih sayang yang disalurkan Mirae melalui sentuhan lembut yang wanita itu berikan, membuat hati Hyunji sedikit bergetar. Kerinduannya akan kasih sayang penuh dari seorang Ibu, membuatnya ingin menangis pada detik ini juga. Sungguh! Ia benar-benar sangat merindukan sosok sang Ibu terlebih pada hari penting yang cukup sulit ia terima.

Tidak mudah. Menikah pada usia yang terbilang muda, terlebih menikah dengan pria yang sama sekali tak ia cintai dan tak mencintainya. Bagaimana bisa ia menjalani pernikahan tanpa ada dasar cinta di dalamnya? Menjalankan peran sebagai seorang Istri yang baik sebagaimana mestinya.

Sedangkan Jihwan juga menatap putrinya dengan penuh haru. Tak percaya bahwa malaikat kecilnya yang dulu selalu merengek agar ia tidak pergi bekerja di akhir pekan, kini telah tumbuh menjadi gadis cantik yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan. Perlahan ia melangkah, untuk melihat bagaimana kecantikan putrinya dari jarak yang lebih dekat.

"Cantik! Sama seperti Eomma mu."

Suara itu menarik atensi Hyunji untuk melihat sang Ayah yang kini juga ada di hadapannya. Senyuman yang tak pernah ia lihat sebelumnya, senyum penuh haru dari seorang Ayah untuk putrinya.

"Appa tau, saat ini kau tidak mencintai Jimin. Tapi percayalah nak, Jimin adalah pria yang baik. Dia akan menjaga dan mencintaimu dengan semestinya. Temukan kebahagiaanmu yang sempat Eomma dan Appa renggut, bersama Jimin."

Dan pada akhirnya Hyunji menyerah. Pertahanannya benar-benar runtuh, liquid bening itu meluruh di kedua bilah pipinya. Hyunji yang selalu terlihat kuat kini menunjukkan bahwa ia sama seperti gadis kebanyakan, mempunyai hati lembut yang begitu mudah dihancurkan.

Hyunji tumbuh bersama rasa sakit atas perpisahan kedua orang tuanya, tanpa kasih sayang utuh dari seorang ibu sebagaimana mestinya. Maka pada hari ini, biarkanlah Hyunji menunjukkan betapa lemah ia yang sebenarnya. Sebelum pada akhirnya ia harus kembali bersandiwara, seperti apa yang selalu ia lakukan. Menjadi wanita tangguh yang seakan tak peduli dengan apapun yang ada di sekelilingnya.

EFFLEURAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang