Semenjak aku mengatakan niatku dengan terang-terangan di depan keluargaku hari itu aku mulai menjauhi mereka dan sebisa mungkin tak melakukan sesuatu yang dapat melibatkanku dengan mereka semua.
Jika kemarin aku masih tersenyum kepada mereka jika bertemu namun sekarang tidak lagi.
Aku sudah muak bersikap sopan tapi tetap terhina.
"Nona waktunya makan malam."Ucap Hayya.Aku mengangguk singkat kemudian melangkah turun menuju ruang makan.Dibanding aku di masa lalu,setiap pertemuan makan aku akan menggunakan pakaian cantik dan berdandan untuk menarik perhatian mereka.Aku akan terus bercerita tentang hal yang tidak penting dan bertingkah sok imut.Mengingat itu aku jadi geli sendiri,apakah benar itu aku yang melakukan?
Akan tetapi sekarang aku hanya menggunakan piama tidur berlengan panjang berwarna hijau lumut.Sebuah bando berwarna sama dengan motif garis-garis putih menghiasi kepalaku guna menghalau rambut yang jatuh ketika aku menunduk.Jadilah jidat mulusku terpampang begitu saja.
Tanpa menyapa seperti biasa aku duduk begitu saja dengan tampang dingin.Kulihat Juan a.k.a ayahku.. aku sudah tidak sudi menganggapnya ayah dan memanggilnya menggunakan mulutku.Jadi aku akan mengucap namanya langsung begitupun dengan ketiga keturunannya.
Mereka semua melihat kepadaku dan memperhatikanku mulai dari bawah ke atas berulangkali.Itu membuatku risih sehingga tanpa sadar mataku yang tadinya biasa saja melotot tajam.
"Jangan menatapku."
Hector menatap ku dengan pandangan heran.
Caesar menatapku remeh.
Juan yang menatapku dingin dan..
Niel yang mematapku datar.
Setelahnya makan malam pun berlangsung dalam keadaan hening dan suasana mencekam.Tentu saja suasana itu berasal dariku,perasaanku benar-benar tidak enak saat ini.Bukan karena firasat buruk akan tetapi karna aku yang ingin cepat-cepat keluar dari ruangan yang kubenci ini.
Kuhabiskan makananku dengan cepat lalu meminum segelas air putih."Saya selesai."Ujarku bersiap berdiri namun sebuah suara membuatku kembali duduk.
"Sherika."
Aku menatap seseorang yang memanggilku datar."Dimana sopan santunmu? Tak ada yang boleh pergi sebelum semua orang selesai makan."
Cih!
"Oh?"
Melihat responku keempat pria yang ada di sana menatapku terkejut.
Tentu saja,karna dulu jika aku ditegur aku akan menunduk ketakutan atau setidaknya melawan dengan keras kepala.Tapi sekarang responku yang santai seakan seperti bom meledak di telinga mereka.
"Tuan Lloydowen,maafkan atas ketidak sopanan yang telah saya perbuat.Sungguh itu saya lakukan dengan tidak sengaja karna dari kecil saya tidak pernah diajarkan apa itu sopan dan santun."
Deg
Manik mata hitam Juan bergetar.
Keempat pria sedarah itu mematung seiring dengan munculnya perasaan yang sudah lama tidak mereka rasakan.Terakhir kali perasaan itu ada disaat wanita cantik yang mereka sebut ibu itu pergi meninggalkan mereka.
Caesar adalah satu diantara empat yang lebih dulu tersadar."Dasar anak tak berguna! Itu ayahmu bodoh.Beraninya kau berucap seperti itu kepadanya."Marahnya meletakkan garpu dengan keras.Walaupun terkenal ramah Caesar akan tetap tidak merubah fakta bahwa ia adalah pria kasar terhadap adiknya sendiri.
Adik yang merupakan seseorang yang membunuh wanita tempatnya menyimpan sejuta kasih.
"Kurasa anda salah berkata berkata seperti itu kepada saya.Karena saya sudah tidak memiliki seorang ayah."
Saya?
Anda?
Formal?
Saya sudah tidak memiliki seorang ayah
Mendengar itu salah seorang dari mereka mengepalkan tangan di bawah meja seakan ingin meremukkan tangannya sendiri.
Sherika selalu menggil mereka ayah dan kakak dengan suara yang dibuat semanis mungkin.Tak pernah sekalipun gadis itu menatap mereka dengan tatapannya yang sekarang.Sesering apapun mereka menghina,mencaci,berlaku kasar kepadanya Sherika tetap tak pernah marah dan malah tersenyum seraya meminta maaf.
"Apa yang kau ucapkan ?! Dimana rasa terimakasihmu setelah diberi tempat tinggal selama ini hah?! Coba bukan karena ayah kau akan jadi gelandangan tau!" Kesal Caesar.
"Memang ya.Pembunuh sepertimu--"
Brak!
Neil menggebrak meja dan berdiri dari duduknya.
"Aku selesai."Neil meninggalkan ruang makan kemudian berlanjut dengan Hector yang ikut pergi tanpa sepatah kata.
Barusaja Sherika ingin membalas perkataan Caesar yang mengatainya pembunuh Juan lebih dulu angkat bicara."Sherika,kau ku hukum tak keluar kamar selama tiga hari.Dan kau Caesar ikut denganku."
Aku menatap tak percaya dengan mata berkaca-kaca.Kutatap mata hitam milik Juan sialan yang dengan lancangnya memberiku hukuman tanpa kuketahui apa salahku.
Aku hanya berkata apa yang sebenarnya! Aku berkata fakta! Kau bukan ayahku Juan sialan!
"Seumur hidup aku akan terus membenci kalian."Ucapku dan berlari menuju kamarku dengan sekuat tenaga.Ku kunci pintu kamarku dan bersandar padanya sembari menenggelamkan kepalaku dilipatan tanganku.Air mataku keluar dengan keras seiring isakan-isakan keluar dari bibirku.
Malam itu aku kembali menangisi kisah hidupku sendiri.
To be contiune
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Antagonist
Fantasy-Sherika Zanubiya Lloydowen - "Menurutmu memaafkan itu apa? manusia berhati malaikat?" Terkekeh sinis, gadis tersebut memandang remeh. "Tak ada yang namanya memaafkan di dunia ini. Melainkan kemunafikan yang abadi." Mendapat kesempatan untuk mengula...