1.It's Antagonist

2.5K 155 0
                                    

Aku memejamkan mata sembari menetralkan deru nafasku yang memburu.Sudah tiga hari sejak aku menyadari bahwa aku diberi kesempatan kedua untuk hidup.Seharusnya aku bersyukur,tapi aku malah merasa itu tidak adil,mengapa aku tak diperbolehkan istirahat? Aku lelah menjalani hidupku yang penuh dengan penderitaan.

Mengingat kisah tragisku di kehidupan lalu membuat aku berfikir untuk tidak mengharapkan cinta keluargaku lagi.Satu-satunya yang kubutuhkan saat ini hanyalah pelayan baik yang selalu ada di sisiku juga cara untuk bertahan hidup.

Aku tidak akan mengulang kebodohanku lagi.Bagaimana pun caranya aku tidak ingin kisah menyedihkan itu kurasakan kembali.

Saat ini umurku sudah menginjak 15 tahun dan bulan depan adalah acara ulang tahunku.Berfikir tentang itu aku terkekeh kecil,ulang tahun ya...

Selama aku hidup 15 tahun ini aku sama sekali belum pernah merasakan acara ulang tahun.Namun siapa peduli? Jika itu aku yang dulu mungkin aku akan menangis di hari ulang tahunku untuk mengenang betapa tidak diharapkannya aku dan berharap suatu saat nanti ada saatnya aku merasakan kebahagiaan.

Tapi tidak untuk sekarang,segala harapan di kehidupan dulu telah aku kubur dalam-dalam dan tak akan pernah ku coba untuk diwujudkan kembali.

Walaupun ia diberi kesempatan 99% sekalipun untuk mewujdkannya...

Tok tok tok

Aku menoleh ke arah pintu."Masuk."

"Nona Sherika waktunya sarapan.Tuan besar dan tuan muda sudah menunggu di ruang makan."Ujar pelayan sopan.Meskipun aku menatapnya datar tak dapat dipungkiri bila sesuatu di dalam diriku menghangat.Aku benar-benar bersyukur memiliki orang seperti dia,bodohnya mengapa ia baru sadar sekarang...

"Aku ingin makan di kamar saja Hayya."Ucapku datar dengan mata kosong.

Hayya yang sudah terbiasa dengan perubahan nonanya sejak tiga hari yang lalu menatap dengan senyum tipis."Maaf nona,tapi saya rasa anda tidak bisa mengelak lagi kali ini."

Aku menghela nafas.Benar,tiga hari ini aku sudah cukup merepotkan Hayya dengan cara menolak setiap acara makan bersama.Ayahku walaupun sebenarnya sangat jijik makan satu meja denganku ia tetap mengundangku.Alasannya tentu saja untuk melihatku tersiksa dengan segala hinaan yang kudapatkan.

Formalitas yah ... bagaimana mungkin pria itu mau membiarkan citra baik di mata bawahannya hancur hanya karna seorang anak tak diharapkan sepertiku?

"Baiklah.Bantu aku bersiap."

Setelah mandi dan berpakaian aku dengan anggun dan tatapan datar berjalan menuju ruang makan sendirian.Hayya bukan pelayan pribadiku,hanya saja hanya Hayya yang tidak keberatan untuk melayaniku maka dari itu hanya dia yang selalu bersama denganku dibanding pelayan lainnya yang selalu memandang remeh diriku.

"Selamat pagi Tuan besar Juan, tuan muda Neil,tuan muda Hector dan tuan muda Caesar."Ucapku tanpa intonasi dan mengambil duduk di kursi pojok.Itu adalah tempat yang seharusnya bukan untukku tapi diberikan untukku dengan alasan yang tentu saja karna mereka tidak menyukaiku.

Mendengar sapaan formal Sherika yang tidak biasa tanpa sadar membuat keempat pria berbeda usia yang berada di sana tersentak sebelum kembali acuh seakan Sherika tak ada di sana.Sherika sendiri yang sudah terbiasa dengan itu memakan makanannya dengan santai namun anggun khas wanita kelas atas.

Tanpa sadar keterdiamannya membuatnya lagi-lagi menjadi pusat fikiran empat pria sekaligus.Tentu saja mereka heran,Sherika yang mereka kenal selalu berceloteh omong kosong sembari bertingkah centil untuk menarik perhatian mereka.Walaupun Sherika tetap duduk di tempat yang sudah ditentukan tak membuat ruang gerak gadis itu terbatasi.Ia malah semakin gencar mencari perhatian dengan penampilan menornya.

Menor?

Kompak keempat pria itu memandang Sherika dan memindai penampilannya.

Baju yang biasanya berwarna terang kini telah berubah menjadi baju elegan berwarna gelap seakan mencerminkan perasaannya.Perhiasan yang selalu menempeli setiap inci tubuhnya kini tak terlihat digantikan anting sederhana yang menghiasi telinganya.

Sherika terlihat berbeda.

"Saya sudah selesai."

Suara acuh tak acuh tersebut mengalun begitu saja membuat keempat pria yang tadinya tengah melamun itu tersadar.Tak ada yang membalas ucapan Sherika hingga gadis itu menghilang ditelan daun pintu yang menghubungkan ruang makan dengan ruang tamu.

Ada apa dengannya?

Cih,palingan gadis bodoh itu sedang drama.

Kuharap dia sedang tidak menyusun rencana.

Apa yang dilakukan gadis bencana itu?

To be contiune

It's AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang