Seperti yang dikatakannya hari lalu,Sherika akan melakukan apapun demi mewujudkan keinginannya untuk bersekolah di luar.Setelah melewati perdebatan panjang yang penuh gairah bersama sang ayah akhirnya Sherika berhasil mencapai tujuannya.
Kini gadis cantik itu dengan anggun menuruni tangga dengan seragam sekolah baru melekat di tubuh indahnya.Rok pendek sebatas lutut memperlihatkan kaki jenjangnya yang panjang dan langsing.Baju beralmamater berwarna biru nampak sangat kontraks dengan kulitnya yang seputih giok.Wajah mempesona miliknya bersinar memancarkan aura kelembutan yang tegas.Mata memandang acuh tak acuh pada orang-orang yang kini melempar tatapan tercengang kepadanya.
Sherika tak peduli dengan reaksi mereka dan melangkah malas menuju meja makan.
Tanpa sadar keempat pria yang sudah terlebih dahulu menempati meja makan menatap Sherika terpesona.Wajah kaku dan dingin yang selalu dipertahankan oleh masing-masing dari mereka tak berguna saat itu lantaran tersihir oleh aura kecantikan milik Sherika.
Perubahan Sherika benar-benar membuat mereka tak percaya.Jika saja mereka tidak melihatnya secara langsung setiap hari tentu saja tak ada yang akan mempercayai bahwa yang berjalan menuju meja makan adalah gadis yang selama ini selalu berpenampilan menor.
Caesar tersadar lebih dahulu setelah menemukan seragam yang digunakan Sherika sama sepertinya."Apa-apaan baju itu? Aku tak ingin bersekolah di tempat yang sama denganmu!"
"Kau kira aku ingin?" Balas Sherika acuh.
"Kau..."Geram Caesar menatap tajam Sherika.
"Diam dan makan."Instruksi Hector yang sekaligus menghentikan pertengkaran di antara dua adiknya.
Oh? Apakah ia barusaja menganggap Sherika juga adiknya ?
Caesar mendengus sementara Sherika tetap pada ekspresi tenangnya tanpa terganggu dengan reaksi berbeda di sekitarnya.
Beberapa saat telah berlalu dan kini acara makan pagi bersama telah usai.Masing-masing dari mereka menuju kendaraan masing-masing begitupun dengan Sherika yang sudah duduk nyaman di dalam mobil.
Dibawah tatapan mengejutkan semua orang Juan berjalan menuju mobil yang sama dengan Sherika.Awalnya semua orang berfikir pria yang penuh kharisma itu hanya sekedar ingin lewat,, kebetulan mobil yang biasa Juan pakai bekerja terparkir di sebelah mobil Sherika.
Siapa yang percaya? Pria itu sudah bertahun-tahun mengabaikan putrinya.Mana mungkin hanya dalam semalam sikapnya itu bisa berubah?... mustahil!!
Diluar dugaan semua orang,yang terjadi selanjutnya adalah Juan yang masuk ke dalam sisi lain mobil yang sama dengan Sherika.Tanpa sempat berekspresi mobil mewah seharga jutaan dollar itu telah hilang di balik pagar.
Ragu-ragu Soi yang merupakan sopir pribadi keluarga Lloydowen menyuarakan hal yang membuatnya bingung."Tuan.. saya harus mengantar anda terlebih dahulu atau..."
Juan melirik ke arah Sherika yang acuh dengan sekitar.Segera Soi mengerti bahwa yang harus ia lakukan adalah mengantar nona nya terlebih dahulu.
"Jangan membuat masalah."Dingin Juan.
"Ya."tidak janji! Sherika mendengus pelan.Ia merasa risih dengan perubahan pria di sampingnya.Rasanya perlakuan di masa lalu jauh lebih baik daripada yang sekarang.
Sherika turun dari mobil setelah sampai di lokasi sekolah barunya.Tanpa mau repot mengucapkan selamat tinggal gadis cantik itu melenggang pergi begitu saja mengyisahkan Juan yang menatap tajam ke arahnya.
"Awasi dia."
"Akhirnya aku mencium aroma kebebasan."Senyum lebar terpantri di bibir cery Sherika.Daya pikat di tubuh gadis itu begitu pekat sehingga orang-orang disekitarnya menyempatkan diri untuk menoleh padanya.
Senyum mempesona miliknya berhasil membius para pria yang ada di sana.Segera bisik-bisik mengenai identitas Sherika menjadi topik utama.
Sementara sang tokoh utama sendiri tak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya,dan berjalan penuh semangat menuju ruang kepala sekolah."Aku ingin tau dimana ruang kepala sekolah."Ucapnya menghentikan salah seorang siswi yang ditemuinya.
Siswi tersebut tak langsung menjawab.Ia sibuk memandang wajah Sherika yang benar-benar membuat matanya sakit.Perasaan iri menguasai hatinya.
"Lurus dan belok kiri.Kau akan menemukan papan nama di atas pintu-pintu yang kau lewati."Ujarnya setelah sekian lama terdiam.
"Terimakasih."Sherika mengangguk sedikit lalu berjalan sesuai arahan yang diberikan Siswi tadi.Sepanjang jalan tatapan-tatapan para siswa dan siswi selalu bersamanya.Entah itu iri,terpesona maupun kagum.Sherika tidak polos,tentu saja ia tau penyebab tatapan tersebut.
To be contiune
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Antagonist
Fantasía-Sherika Zanubiya Lloydowen - "Menurutmu memaafkan itu apa? manusia berhati malaikat?" Terkekeh sinis, gadis tersebut memandang remeh. "Tak ada yang namanya memaafkan di dunia ini. Melainkan kemunafikan yang abadi." Mendapat kesempatan untuk mengula...