9.It's Antagonist

1.8K 124 2
                                    

Sehari telah berlalu setelah semua keluh kesah Sherika terbongkar di kamarnya sendiri.Saat ini gadis berambut pirang bercahaya itu sedang berada di belakang kediaman.Entah apa yang dilakukan Juan dengan para pelayan sehingga perlakuan mereka berubah 180°.

Walaupun Sherika adalah putri satu-satunya milik keluarganya tak dapat menyembunyikan fakta bahwa itu tak dapat melindunginya dari cemoohan para pelayan.Ia selalu diperlakukan semena-mena dan direndahkan sana-sini.

Tapi lihat sekarang,seakan tersihir para pelayan yang selalu berlaku kurang ajar kepadanya berbalik bersikap sopan dan begitu menghormatinya.Ia amat dijaga dari segala hal,bahkan lalat yang ingin mendekat saja langsung mati karena terkena gas semprot yang dibawa pelayan.

Sherika berfikir mereka merasa kasian kepadanya setelah mengetahui apa yang ia rasakan selama ini.Segera senyum sinis terbit di bibirnya.

"Jangan terlalu banyak fikiran."

Tiba-tiba suara yang amat dikenalinya namun jarang ia dengar mengalun indah memasuki indra pendengarannya.Neil datang dengan pakaian kerjanya.Pria itu terlihat tampan apalagi dengan rambutnya yang acak-acakan.Namun walau begitu Sherika sama sekali tak terpesona,setampan apapun Neil dimata orang-orang dimatanya Neil hanyalah seorang pecundang berakal pendek.

Neil menatap Sherika yang dengan santai meminum teh yang disajikan di meja kecil yang ada di depannya.Gadis itu bertingkah seolah ia tak ada di sana dan menganggap perkataannya hanya angin lalu.

"Maaf."Neil berjongkok tepat di depan Sherika.Wajahnya tepat sejajar dengan lutut Sherika.Ia menunduk seakan benar-benar telah mengakui dosa yang dilakukannya.

"Maafkan aku Sherika... aku gagal menjadi seorang kakak untukmu.Maafkan aku yang telah mengacuhkanmu 15 tahun ini.. aku menyesal Sherika..Tolong maafkan aku.."

Kalian kira bagaimana respon Sherika? Terkejut atau terharu dan langsung memaafkan Neil? Jawabannya tentu saja tidak!

"Anda kira ucapan maaf anda dapat menghapus semua rasa sakit yang saya rasa selama ini?" Sherika terkekeh kecil.Ia menatap Neil tajam dan mendorongnya hingga jatuh terduduk.

"Bahkan sampai matipun aku tak akan pernah mau memaafkan kalian semua."Sherika bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.Kedatangan Niel benar-benar berhasil membuat moodnya hancur berantakan.

Sementara Niel terduduk di rumput dengan kepala yang senantiasa menunduk.Tangan pria itu tampak terkepal erat sehingga buku-buku jarinya memutih.Tak ada yang tau semarah apa Neil saat ini,bukan marah kepada Sherika .. namun Neil marah kepada dirinya sendiri.

Di sisi lain Caesar melihat itu dari jauh bersama Hector.Keduanya saling pandang sebelum raut wajah masing-masing berubah sendu.Neil yang hanya berperilaku dingin kepada Sherika saja diperlakukan seperti itu bagaimana dengan mereka? Terutama Caesar.

Barulah sekarang ia menyesal karna selalu berteriak dan membentak Sherika.

"Bagaimana ini kak? Aku takut Sherika tak mau memaafkanku."

"Itu urusanmu.Kurasa jika suatu saat nanti Sherika mau meaafkan kita,kau adalah orang terakhir yang dimaafkannya .. atau... tidak sekalipun."Datar Hector lalu melengos pergi menyisahkan Caesar yang berdiri kaku.

Itupun jika Sherika mau memaafkan kita.. entah mengapa perasaanku berkata hari itu takkan pernah ada.

Caesar memegang dadanya yang terasa sesak mengingat segala perlakuannya kepada Sherika.Jika difikirkan lagi wajar jika Sherika tak mau memaafkan mereka,bahkan jika itu Caesar yang berada di posisi Sherika ia akan jauh lebih membenci keluarganya dan sudah menyiapkan rencana pembunuhan.

"Maaf kan aku Sherika... kau adikku yang kuat.."

Sherika barusaja sampai di kamarnya dan langsung membanting pintu.Ia marah kepada para kakaknya yang baru sadar sekarang.Lihat? Setelah Sherika memutuskan untuk membenci mereka karna sudah muak diperlakukan tidak adil mereka justru berbalik mencari perhatiannya.

Dimana mereka dulu? Dimana mereka disaat Sherika sakit dan butuh pertolongan? Sherika masih kecil ia butuh kasih sayang dan bimbingan penuh dari yang namanya keluarga.. namun ia hanya dibesarkan oleh Hayya satu-satunya pelayan diantara seratus lainnya yang sudi melayaninya.

"Setelah aku sukses.. aku akan segera pergi dari sini.Aku muak melihat wajah munafik mereka semua.Dan juga.. bisa bahaya jika aku tinggal lebih lama di sini aku tak bisa menjamin jika tanganku ini dapat bertahan lama untuk tidak membunuh mereka satu persatu."




To be contiune

It's AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang