Bab 20. 4 tahun kemudian

669 63 2
                                    


4 tahun telah berlalu, sampai saat ini hubungan Rafa dan Noval masih baik-baik saja. Mereka saat ini sedang menjalankan kuliah semester akhir. Karena jarak kampus yang terlalu jauh dari rumah, mereka memutuskan Ngekost berdua.

Indah dan Farel kuliah di kampus yang berbeda dengan Rafa sehingga mereka jarang bertemu. Indah dan Rendi sudah pacaran, jika Indah sudah wisuda, mereka memutuskan untuk menikah. Rendi sudah bekerja di perusahaan besar salah satu di Indonesia.

"Yang, aku berangkat kuliah dulu ya."

Kebetulan hari ini Noval ada jadwal siang, sedangkan Rafa baru pulang dari kampus karena Rafa jadwal pagi. Noval sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas bersiap-siap untuk berangkat.

"Iya, hati-hati ya sayang."

"Iya, assalamualaikum."

"Walaikusalam."

Noval pergi dari rumah kost setelah mengecup dahi Rafa. Ketika Rafa hendak menutup pintu, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berumur 4 tahun berlari ke arah pintu kost Rafa dan anehnya anak itu memanggil sebutan papa.

"Papa, papa," teriak si anak.

"Papa? Adek cari siapa?" Ujar Rafa heran.

"Papa aku, yang tadi papa aku," ujar si anak dengan logat anak kecil

"Yang tadi, siapa coba?" Lirih Rafa.

"Rival, ya ampun sayang, kamu jangan lari-lari dong, nanti jatuh gimana."

Tiba-tiba ibu dari anak bernama Rival itu datang. Terlihat dari umurnya masih sangat muda dan cantik. Dan sepertinya Rafa mengenalinya.

"Mita? Kamu Mita kan?"

"Rafa? Ya ampun, lama gak ketemu yah."

"Kamu apa kabar?" Tanya Rafa.

"Aku baik, kamu gimana?"

"Alhamdulillah aku juga baik."

"Mama, tadi aku liat papa," ujar Rival menggoyangkan tangan Mita.

"Sayang, ayok kita pulang."

"Tunggu, ini anak kamu?" Tanya Rafa heran.

"Iya, ini anak aku," jawab Mita pelan sambil senyum simpul seperti ada beban dalam hidupnya.

Rafa yang bingung jadi terkejut, apa maksudnya, anak? Apa Mita sudah menikah. Pantas saja waktu kenaikan kelas 9 Mita pindah sekolah. Apa Mita bukan pindah, melainkan menikah?

Rafa mengajak Mita dan anaknya untuk masuk. Setelah membuatkan minum, Rafa kembali bertanya.

"Mita? Kamu udah nikah?" Tanya Rafa hati-hati. Mita masih diam memandangi secangkir teh buatan Rafa, lalu menjawab,

"Ini anak aku sama Noval."

"Deg!"

Bagai disambar petir disiang bolong. Apa Rafa tidak salah dengar? Anak bersama Noval? Noval? Noval kekasih Rafa? Bagaimana bisa? Rafa masih bingung dengan perkataan Mita.

"Noval? Mak-sudnya gimana?" Ujar Rafa gugup.

"Ya, ini anak aku sama Noval, setelah 2 Minggu kami pacaran, kamu melakukannya, aku sangat mencintai Noval sehingga aku rela memberikan mahkota ku padanya, satu Minggu setelah itu aku terus mual-mual, setelah aku membeli test pack, di sana tertera garis merah dua, perasaan ku bercampur aduk, bahagia atau sedih, ketika aku hendak memberitahukan pada Noval, tapi Noval malah memutuskanku tanpa alasan yang jelas. Disitu aku mengurungkan niatku memberitahu tentang kahamilanku, hatiku hancur, masa itu aku benar-benar terpuruk, akhirnya orang tuaku menyarankan aku berhenti sekolah sampai aku melahirkan."

Air mata Mita lolos, luka lama terbuka kembali. Dimana saat itu ia benar-benar hancur dan terpuruk, dan untungnya ada orang tua Mita yang selalu mensupport Mita.

Sedangkan Rafa? Entahlah, ia kaku, rasanya ludah ini pahit untuk ditelan, jantungnya berpacu kencang, dengan susah payah ia menahan air matanya, ia masih tidak percaya dengan perkataan Mita, apa mungkin Noval Setega itu, apa mungkin Noval teta mengkhianati Rafa.

Hati Rafa sakit benar-benar sakit, mengapa selama ini Noval menyembunyikan ini. Lalu Rafa memandangi wajah Rival, dan ternyata benar, Noval dan Rival benar-benar mirip, mulai dari mata, hidung, hingga warna kulit. Mereka bagai pinang dibelah dua.

           ❤️❤️❤️❤️❤️

Saat ini Rafa sedang berada di kamar. Matanya sudah sembab karena sejak Mita pamit ia terus menangis, ia masih tidak menyangka mengapa Noval tega melakukan ini.

Sekarang Rafa bingung, ia harus apa? Apa ia harus pulang ke rumah orang tuanya? Atau mungkin ia harus tetap bertahan di sini?

"Noval, kenapa kamu tega, kenapa kamu tega bohongin aku hiks hiks." Rafa terus menangis sambil meracau. Saat ini ia hancur.

Rafa teringat sesuatu, segera Rafa membuka laci meja, di sana terlihat buku kecil berjudulkan diary. Rafa masih ingat 4 tahun yang lalu ada kalimat menggantung yang ia baca di diary itu. Rafa menusuri lembar tiap lembar buku tersebut, hingga menemukan bacaan itu lagi.

"Kesalahan terbesar di dihidupku ketika aku melakukannya dengannya."

Buku tersebut jatuh dari genggaman Rafa, ternyata benar, anak itu adalah anak Noval. Noval, mengapa kau tega mengkhianati Rafa, perasaan sayang yang begitu besar membuat Rafa susah membenci Noval.

"Assalamualaikum, sayang, kamu di mana?"

Segera Rafa menaruh kembali diary itu ditempatnya, Rafa segera berbaring di tempat tidur lalu berselimut, sengaja Rafa membelakangi pintu karena ia tidak mau Noval curiga matanya sembab karena menangis.

"Sayang, sayang udah tidur ya?" Ujar Noval setelah membuka pintu kamar. Noval meletakkan tas di meja belajar lalu beranjak mendekati Rafa. Rafa sengaja pura-pura tidur.

"Sayang, kok mata kamu sembab," ujar Noval pelan sambil membelai pipi Rafa. Rasanya Rafa ingin berteriak sekencang kencangnya, Rafa ingin mencakar-cakar, tapi ia tahan.

Sentuhan dan belaian itu pun membuat Rafa muak dan jijik. Jika dulu Rafa sangat suka dengan sentuhan itu, tapi sekarang ia sangat jijik.

"Muach," Noval mengecup pipi Rafa.

Lagi-lagi Rafa jijik dengan perlakuan Noval, dulu ketika dicium oleh Noval hatinya sangat senang, tapi sekarang, ciuman itu bagai bara api yang menempel di pipinya.

Jangan lupa vote ya!

Salahkah Jika Aku Mencintaimu [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang