Setelah 3 jam lamanya Noval dan Rafa menghabiskan waktu bersama, kini mereka sedang istirahat di kursi sebuah taman. Keduanya tampak lelah, suasana di taman begitu ramai, mungkin karena sekarang lebaran."Aku haus yang," ujar Noval.
"Mau aku beliin minum gak?" Tanya Rafa.
"Mau, cepat ya, aku tunggu di sini."
Setelah itu, Rafa pun pergi mencari minum. Setelah keliling sana sini, akhirnya Rafa menemukan sebuah kedai, di mana kedai tersebut menyediakan minuman panas dan dingin.
"Pak, dua berapa?" Tanya Rafa pada penjaga kedai.
"Dua puluh ribu dek," jawab si penjaga kedai.
"Owh, ini uangnya pak."
Setelah membayar, Rafa pun melangkahkan kakinya hendak pergi, tetapi Rafa menabrak seseorang mengakibatkan minuman yang dipegang oleh Rafa terjatuh.
"Aduh ... Kalau jalan pakai Mata dong," omel Rafa lalu mengambil minuman tersebut. Saat Rafa menyentuh minuman yang jatuh, disaat itu pula Rafa menyentuh tangan orang yang menabraknya tadi.
"Maaf ya, Vano gak sengaja, Rafa gak papa kan?" Ujar Devano merasa bersalah. Ya, orang tersebut adalah Devano.
"Devano, kok kamu ada di sini?" Ujar Rafa heran.
"Vano mau beli minum, eh gak sengaja nabrak Rafa, maafin yaa."
"Iya gak papa, minal aidzin Wal Faidzin ya Devano, maaf kalau selama ini gue ada salah sama lu," ujar Rafa.
"Sama-sama Rafa," jawab Devano.
"Oiya, kita duduk dulu yuk, ngobrol dulu, kan udah lama gak ngobrol bareng," tawar Devano.
"Boleh, yaudah yuk," ujar Rafa menerima tawaran Devano.
Akhirnya Devano dan Rafa duduk di sebuah meja yang ada di kedai tersebut. Mereka ngobrol santai dan tak terasa sudah satu jam mereka berbincang.
"Ya ampun, gue lupa, Noval nungguin gue, aduh ... Gimana ni, Noval pasti marah," batin Rafa yang baru sadar kalau Noval sedang menunggunya.
"Vano, gue duluan ya?" Ujar Rafa buru-buru.
"Kok buru-buru, mau Vano Antar gak?" Ujar Devano.
"Gak usah, gue bisa sendiri kok."
Ketika Rafa hendak berdiri, tiba-tiba Noval datang dan membuat Rafa terkejut.
"Tega kamu ya, aku nungguin kamu satu jam lebih tapi kamu santai sama brengsek ini!" Bentak Noval.
"Noval, aku bisa jelasin--"
"Aku kecewa sama kamu!." Belum sempat Rafa menyelesaikan kalimatnya, Noval memotong pembicaraan Rafa.
Noval pun pergi, hatinya kesal, kenapa tidak, sudah satu jam lebih Noval menunggu Rafa, tapi Rafa malah asik santai dengan Devano.
"Noval tunggu!" Teriak Rafa lalu berlari mengejar Noval.
Noval terus berlari hingga sampai ke mobil yang terparkir, Noval masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Rafa yang duduk di samping Noval.
"Sayang, aku mohon dengarin aku dulu, kamu jangan gini yang," ujar Rafa memohon dalam mobil. Namun Noval tak menghiraukannya.
Noval melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Rafa takut.
"Jangan ngebut yang, aku takut ... Hiks, hiks," tangis Rafa pun pecah. Emosi yang sudah menyelimuti Noval membuat Noval acuh pada Rafa.
"Aku gak sengaja ketemu dia, dan dia ngajakin aku ngobrol, aku lupa yang kalau kamu lagi nungguin aku, aku berani bersumpah."
"Sayang, hiks, hiks, aku sumpah yang." Tangis Rafa semakin deras.
"Jangan ngebut, aku takut," ujar Rafa lalu memeluk lengan Noval, tapi Noval malah melepaskan pelukan Rafa secara kasar. Rafa terkejut, mengapa Noval bisa kasar sama dia, padahal selama ini Noval selalu bersikap lembut.
"Sayang, kamu jangan gitu to, jangan kasar, aku takut hiks, hiks." Tangis Rafa semakin deras. Noval memberhentikan mobilnya secara mendadak, membuat Rafa terdorong ke depan dan keningnya terbentur.
"Aww, sakit," ringis Rafa lalu menyentuh keningnya. Setelah itu ia melihat kembali tangannya.
"Berdarah yang, sakit," ringis Rafa.
Noval yang melihat dahi Rafa berdarah merasa bersalah. Segera ia mengambil kotak P3K, lalu Noval membersihkan luka Rafa dan setelah itu menutupinya dengan perban.
"Pelan-pelan yang, sakit," ujar Rafa sesenggukan.
Meski Noval sudah sakit hati sama Rafa, tapi ia tidak bisa melihat Rafa terluka. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam bahwa ia sangat merasa bersalah. Karena ia memberhentikan mobil secara mendadak, Rafa jadi seperti ini.
Setelah selesai Noval mengobati luka Rafa, segera Rafa memeluk tubuh Noval seerat-eratnya dan Rafa menyenderkan kepalanya di dada bidang Noval. Tercium jelas oleh Rafa aroma khas tubuh Noval, dan itu semua membuat Rafa merasa nyaman. Pelukan ini terasa hangat sekali bagi Rafa.
"Jangan marah, aku minta maaf, aku gak akan ulangi lagi," ujar Rafa pelan tanpa melepas pelukannya.
Noval menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar, lalu berkata, "Aku maafin kamu, tapi jangan ulangi lagi," ujar Noval datar dan dingin.
"Kamu gak maafin aku, kalau kamu maafin aku kamu gak akan dingin gini," ujar Rafa menggelengkan kepalanya.
Noval membalas pelukan Rafa, lalu mengecup kening Rafa berkali-kali.
"Cup, cup, cup."
"Iya, aku maafin kamu sayang, lain kali jangan ulangi lagi ya, masa iya sama pacar sendiri lupa," ujar Noval lembut dan senyum.
Rafa mendongakkan kepalanya, ia melihat Noval yang sedang tersenyum, lalu Rafa pun ikut senyum.
"Makasih ya, makasih banget."
"Iya, aku sayang banget sama kamu," ujar Noval.
"Aku juga sayang banget sama kamu," balas Rafa.
"Kalau sayang cium dulu dong."
"Muaach."
"Satu lagi."
"Muacch."
Mereka pun tertawa bersama. Rafa merasa lega, akhirnya Noval mengerti dan mau memaafkan Rafa.
"Gemesin deh pacar aku ini," ujar Noval gemes lalu mencubit pipi Rafa.
"AW, sakit, ayang mah."
"Hehe, maaf sayang, kening kamu masih sakit gak?"
"Udah nggak," jawab Rafa sambil menggeleng.
"Maafin aku ya, tadi aku emosi," ujar Noval merasa bersalah.
"Gak papa kok, yang penting kamu udah maafin aku."
"Makasih, pelukannya gak mau dilepas ni?" Ujar Noval. Sampai sekarang Rafa masih memeluk Noval.
"Nggak, aku nyaman kayak gini," ujar Rafa lalu mengeratkan pelukannya.
"Yaudah, kita jalan ya."
Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Dalam perjalanan mereka saling bercanda. Keduanya saling tertawa lepas.
Jangan lupa like and komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah Jika Aku Mencintaimu [Tamat]
Historia CortaNoval, pria ganteng dan cool yang jatuh cinta dan mengungkapkannya secara terang-terangan kepada Rafa. ya, terdengar aneh, tapi cinta itu datang dengan sendirinya. Rafa, pria manis dan cute juga mencintai Noval. tapi Rafa tak akan mau mengakuinya di...