Bab 12. Menyesal

941 89 3
                                    


Hari demi hari telah berlalu, kini hubungan antara Rafa dan Devano semakin dekat. Di sini terlihat Noval tidak suka dengan kedekatan Rafa dan Devano. Entah itu cemburu atau apa, author pun tidak mengerti, wkwkwk.

"Naik," ujar Noval pada Rafa. Noval menyuruh Rafa naik ke motornya pada saat pulang sekolah. Rafa merasa terkejut dan bahagia, karena selama ini Noval sangat jarang menegurnya.

"Mau kemana?" Tanya Rafa.

"Naik aja," jawab Noval. Rafa pun langsung naik ke motor Noval. Noval melakukan motornya entah kemana.

Setelah melakukan beberapa menit perjalanan akhirnya sampailah Noval dan Rafa di sebuah tempat. Dimana waktu Noval meluapkan kemarahannya pada Rafa karena penolakan yang terus-menerus dari Rafa.

"Kita mau ngapain ke sini?" Tanya Rafa bingung. Namun bukannya menjawab Noval malah memeluk Rafa seerat-eratnya. Seakan Noval tidak siap untuk melepaskannya.

Rafa merasa bingung, ada apa dengan Noval, setelah perubahan sikap Noval, sekarang Noval malah memeluknya seperti ini. Dengan ragu, Rafa membalas pelukan Noval. Terdengar Noval sedang menangis.

"Lo kenapa, kalau ada masalah cerita ke gue, gue siap kok jadi pendengar yang baik untuk Lo," ujar Rafa seraya mengusap lembut punggung Noval. Noval hanya menggeleng, mulutnya terasa berat untuk mengeluarkan suara.

"Rafa, aku minta maaf, maafin aku atas perubahan sikapku selama ini, hiks hiks," ujar Noval masih terus menangis.

"Udah Lo gak perlu nangis gini, sekarang udah ya nangisnya," ujar Rafa lalu menyeka air mata yang ada di pipi Noval dengan lembut.

"Sekarang cerita, ada apa?" Tanya Rafa setelah semuanya tenang.

"Aku gak cinta sama Mita, aku jadian sama dia hanya untuk membuat kamu cemburu. Ternyata aku salah, aku yang cemburu dengan kedekatan kamu sama Devano. Aku menyesal Raf, aku menyesal telah melakukan semua ini. Jujur, sampai detik ini aku masih cinta sama kamu. Aku hanya ingin memberi kamu pelajaran, dengan aku jadian sama Mita supaya kamu tau rasanya kehilangan. Aku minta maaf, maafin aku." Air mata Noval kembali banjir. Biarlah untuk kali ini ia menangis jikalau itu membuatnya tenang.

Tanpa disadari, air mata Rafa juga lolos begitu saja. Ia tak menyangka, kalau Noval masih mencintainya sampai detik ini. Ia merasa kalau Noval sudah membencinya dan ternyata itu salah.

"Rafa, maafin aku sayang, hiks hiks." Kembali Noval memeluk Rafa dengan seerat mungkin.

"Maafin aku, maafin kalau selama ini sikap aku udah kasar sama kamu, jangan pergi sayang, jangan tinggalin aku, aku sayang sama kamu, aku cemburu melihat kamu begitu dekat sama Devano, aku cemburu Rafa, hikss hiks hiks." Noval terus menangis sambil memeluk Rafa.

Bibir Rafa kaku, ia tidak bisa berkata apa-apa, yang ia bisa hanya menangis.

"Kenapa kamu lakuin ini semua, kamu jahat sama aku, Noval jahat, hiks hiks," ujar Rafa dengan tangisannya yang deras sambil memukul pelan dada Noval. Melihat kondisi Rafa, Noval merasa tambah hancur, lalu Noval kembali mengeratkan pelukannya.

"Sekali lagi maafin aku Rafa, aku masih cinta sama kamu bahkan cinta itu tidak berkurang sedikitpun."

Kembali Noval mengingat kejadian beberapa Minggu lalu, dimana ia menepuk kotak bekal Rafa dan semua isinya berserakan ke tanah. Air mata Noval kembali deras, ia tidak menyangka mengapa ia bisa sekejam itu pada Rafa. Noval menyesal, jika waktu bisa diputar kembali, Noval akan dengan bahagia menerima bekal tersebut, bukan menepuk nya dan jatuh ke tanah.

"Aku nyesal Raf, aku menyesal atas semua sikap kasar aku sama kamu. Plis jangan pergi, jangan tinggalin aku Rafa, aku sayangggg banget sama kamu, aku cemburu melihat kamu begitu dekat sama Devano, hiks hiks," ujar Noval sambil nangis sesenggukan.

Rafa melepaskan pelukannya dan menyentuh pipi Noval. Setelah memandangi beberapa detik, lalu Rafa menyeka air mata Noval yang masih mengalir.

"Aku udah maafin kamu, semua bukan sepenuhnya salah kamu, aku juga salah, aku nyesal karena terus menerus nolak kamu, dan usaha kamu untuk buat aku cemburu tidak sia-sia-" kalimat Rafa terhenti.

"Aku cemburu Noval, kamu berhasil buat aku cemburu." Tangisan yang sudah berhenti kini pecah kembali.

"Nggak, kamu nggak salah sayang, aku yang salah, kamu gak akan ninggalin aku kan, kita bisa sama-sama lagi kan," ujar Noval penuh harap. Terlihat Rafa diam sesaat seperti sedang berfikir. Jantung Noval berdegup kencang, ia takut jika Rafa akan menolaknya kembali.

"Jawab Rafa, jawab, kamu gak akan ninggalin aku kan, nggak kan," ujar Noval dengan nada tinggi sambil mengguncang pundak Rafa, namun Rafa tetap diam.

"Maafin aku, aku gak bisa--" ucapan Rafa terhenti.

Mendengar ucapan tersebut, Noval melemah seketika, cengkeramannya dipundak Rafa lepas seketika, ia mundur beberapa langkah sambil terus menggeleng. Noval meremas rambutnya frustasi.

Jangan lupa komen dan like ya

Salahkah Jika Aku Mencintaimu [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang