Pagi ini Lili bangun dengan kondisi yang luar biasa bahagia, bahkan ia berkata bahwa tadi malam mimpinya indah.
Senyuman yang tak pernah lepas dari paras istrinya yang cantik sedari bangun tidur tadi, ternyata menular kepada Chanyeol, sehingga laki-laki itu pun turut merasakan kebahagiaan yang sama.
"Bahagia sekali istriku pagi ini" tegur Chanyeol kepada sang istri yang saat ini tengah menyisir rambut basahnya yang semakin menipis karena kemoterapi itu di depan cermin meja riasnya.
"Memangnya kau tidak?"
"Aku? Hmm" Chanyeol menjahili istrinya.
Lili cemberut. Dan tawa kecil terdengar dari bibir Chanyeol. "Kalau kau bahagia, lantas apa yang membuat aku tidak bahagia?"
Senyum tercetak kembali di paras cantik wanita itu "Akhirnya Tuhan membukakan jalan bagi kita untuk memiliki anak, Chanyeol"
Chanyeol mencium pipi tirus milik istrinya. "Mari kita berdoa, agar semua prosesnya dipermudah"
Lili mengangguk "tentu saja, aku bahkan berdoa semoga Kyungsoo tidak lagi merubah pikiriannya"
Sesungguhnya menjadi beban bagi Chanyeol, dimana keputusan yang Kyungsoo ambil kini menjadi tanggung jawabnya, karena ia tau pasti sedikit banyak laki-laki itu menjadikan kejadian di masa lalu sebagai bahan pertimbangan. Oleh karena itu Chanyeol harus extra hati-hati dalam bersikap untuk menjaga perasaan Kyungsoo demi kelancaran proses surogasi ini.
Chanyeol dan Lili tengah bersantai sambil menyesap teh hangat mereka di ruang keluarga, ketika Chanyeol mendapatkan pesan singkat dari Kyungsoo yang isinya membuat mereka tidak bisa berhenti tersenyum dan saling menggenggam satu sama lain. Kyungsoo baru saja menjadwalkan pertemuan mereka lagi, tentu saja masih dalam agenda membahas segala hal yang berkaitan dengan proses surogasi. Dan bagaikan diberi angin segar tentu saja Chanyeol menyanggupi kehadiran mereka berdua di waktu dan tempat yang telah di tetapkan.
>>>>>>>>>>
Hari yang dinantikan akhirnya datang juga, setelah menunggu hari berganti yang terasa begitu lama bagi Lili, kini ia sudah berhadapan langsung dengan Kyungsoo.
Nuasa cafe yang teduh nyatanya tidak mengurangi perasaan gugup Lili. Untunglah genggaman tangan Chanyeol diatas pangkuannya cukup memberikan sedikit rasa tenang.
Setelah berbasa-basi menanyakan kabar, kesibukan dan lain sebagainya, juga memesan beberapa menu dari cafe ini, Kyungsoo ingin langsung saja mengarahkan pembicaraan mereka kepada inti dari pertemuan mereka di hari ini.
"Jadi..." Kyungsoo berdehem sesaat, guna mempersiapkan dirinya sebelum mengatakkan hal yang mungkin akan sedikit mengejutkan bagi pasangan suami istri di hadapannya ini.
"Di pertemuan sebelumnya, Chanyeol sempat bertanya mengenai imbalan yang aku harapkan untuk proses surogasi ini, oleh karena itulah pertemuan hari ini diadakan dengan maksud aku dapat langsung menyampaikan hal tersebut kepada kalian berdua"
Lili mengangguk paham "katakan saja Kyungsoo, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya"
"Aku... tidak begitu yakin kalian akan setuju di awal, tapi ini adalah penawaran final yang aku berikan. Take it or leave it, i would say"
"No worries, kami sudah mempersiapkannya Kyungsoo jadi jangan sungkan, katakan saja"
"Oke, imbalan yang aku harapkan bukanlah berupa materi kalau itu yang sudah kalian siapkan. Sudah aku katakan diawal bukan kalau aku tidak butuh uang, mungkin keputusanku untuk menerima tawaran kalian ini, membuat kalian berdua bertanya-tanya alasan dibaliknya. Dan dengan ini aku rasa kalian akan segera mendapatkan jawabannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Surrogate | CHANSOO
Fiksi PenggemarBagaimanakah bila di masa ini seorang ibu pengganti bukan lagi hanya untuk seorang wanita melainkan juga untuk seorang lelaki spesial. Kyungsoo si lelaki "spesial" kehidupannya berubah setelah ia mendapatkan tawaran menjadi ibu pengganti. Hidupnya...