THE SURROGATE - FINAL CHAPTER

448 61 12
                                    

Kyungsoo tidak pernah menyesali keputusannya untuk menjadi orang tua tunggal, mengingat pembicaraanya dengan ayah dan almh calon ibu bayi-bayinya di waktu lampau. Anak-anaknya tumbuh tanpa kekurangan satu apapun saja sudah teramat ia syukuri. Meskipun ia belum dapat menjanjikan kasih sayang yang utuh seperti keluarga lengkap pada umumnya.

Meskipun Kyungsoo bersyukur dengan keputusan yang ia ambil, ada masanya ia merasa bersalah dan marah.

Perasaan bersalah tentu saja ditujukan kepada anak-anaknya yang harus hidup dengan segala sesuatu kondisi yang tidak mudah dan keadaan orang tua yang tak lengkap.

Dan amarnya tentu saja ia ditujukan kepada ayah dari si kembar.

Berbicara tentang ayah dari anak-anaknya, Kyungsoo sudah tidak pernah lagi mendengar kabar burung tentang manusia satu itu, dahulu sejak manusia itu menghilang begitu saja, beberapa kali Kyungsoo masih menerima kabar tentang keberadaannya dari orang-orang terdekat yang tidak sengaja berpapasan atau sekelibatan melihat sosoknya di suatu tempat.

Namun sudah 1 tahun belakangan bahkan hingga dirinya melahirkan ia sudah tidak pernah mendengar kabar apapun tentang ayah dari anak-anaknya itu, hingga Kyungsoo pun mengambil keputusan bahwa manusia itu memang benar-benar sudah melepaskan tanggung jawabnya kepada dirinya terkait dengan anak-anak mereka.

Itulah permasalahan utamanya "tanggunb jawab". Kemana perginya lelaki yang dengan percaya dirinya menggadang-gadangkan tanggung jawab itu?

Andai saja dulu Kyungsoo memilih untuk memperjuangkan haknya dan anak-anaknya dengan melanjukan tinggal bersama lelaki itu, mungkin ia akan merasakan kekecewaan yang lebih banyak dari pada yg ia rasakan saat ini.

Syukurlah, otaknya bekerja lebih cepat dalam mengambil keputusan daripada hatinya. Setidaknya, biarlah ia yang merasakan kekecewaan ini seorang diri, tidak dengan anak-anaknya.

Dipandangnya wajah tenang dari kedua bayi kembarnya, mereka tidur dengan begitu damai, tentram tanpa beban apapun. Yang mana ketenangan dan kenyamanan itu selalu Kyungsoo harapkan akan selalu ada untuk seterusnya, Kyungsoo berharap kedua anaknya tidak akan pernah tau kenyataan bahwa mereka ditinggalkan oleh ayah mereka. Kyungsoo selamanya akan mengubur dalam-dalam fakta tersebut demi kebahagiaan anak-anaknya. Biarlah rasa sakit ini selamanya akan ia tanggung seorang diri.

Salah satu dari yang tertidur kini mengerjab-ngerjabkan matanya dan sedang membiasakan cahaya masuk ke indera pengelihatannya. Kemudian mulai merentangkan tangannya bebas ke kanan dan kekiri hingga membuat saudaranya terdorong ke arah kanan dan hampir mengusik tudur saudaranya.

Rengekan kecil mulai keluar dari bibir mungil si yang paling muda, dengan sigap Kyungsoo mengangkat bayi berusia 5 bulannya itu. "Halo, selamat sore anak papa" sapanya kepada si kecil yang kini berada digendongannya sambil menguap besar.

"Anak papa masih mengantuk ya" tanyanya seraya menutupi mulut anaknya dengan punggung tangannya.

Dirasa sang putra sudah fully awake, Kyungsoo pun merubah gaya gendongnya yang semula cradle hold menjadi posisi shoulder hold sambil menepuk-nepuk ringan punggung sang anak.

5 menit kemudian Kyungsoo merubah posisi gendongannya kembali ke cradle untuk mengecek apakah anaknya haus atau tidak. Kyungsoo meletakkan jadi telunjuknya ke mulut sang anak sambil memberikan gerakan menepuk sedikit guna mencari tahu apakah anaknya memberi respon mengikuti gerakan tangannya atau tidak.

Tebakan Kyungsoo benar, sang putra mengikuti gerakan jarinya tanda ia haus. Kyungsoo pun membawanya duduk di kursi goyang yang berada di pojok ruangan bernuansa biru langit itu.

Membuka 2 kancing teratas dari kemejanya dan mulai mengasihi sang putra.

"Haus sekali anak papa, pelan-pelan ya nak nanti tersedak, Kakak belum bangun jadi dua-duanya boleh untuk adek" monolog Kyungsoo seraya tertawa karena berbicara sesuatu yang bahkan putranya belum paham.

The Surrogate | CHANSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang