Sorry publish ulang, tadi ada keliru sedikit.
Dari sekian banyak hal yang bisa Kyungsoo minta kepada Chanyeol, Kyungsoo malah memilih satu hal yang justru menimbulkan tanda tanya besar dan cukup berat untuk dikabulkan.
Waktu, Kyungsoo minta diberikan waktu.
Tepatnya 2 hari setelah terakhir kali mereka bertemu Kyungsoo mengatakan kepada Chanyeol untuk memberikannya waktu dan ruang untuk berfikir.
Tidak ada jawaban satu patah katapun dari mulut Kyungsoo ketika Chanyeol menuntut sebuah penjelasan. Karena Chanyeol perlu tau, apa yang mendasari permintaan Kyungsoo itu agar ia bisa lebih mudah untuk mengabulkannya.
Chanyeol pun menyerah pada akhirnya setelah upaya terakhirnya membujuk Kyungsoo untuk membagi beban yang mungkin tengah ia pikul saat ini ditolak mentah-mentah olehnya.
Lagi-lagi Chanyeol butuh penjelasan.
Kyungsoo mau tak mau membuka suaranya, ia mengungkapkan apa yang menjadi keresahannya. Dan itu semua nyatanya tidak ada sangkut pautnya dengan Chanyeol juga istrinya. Karena konflik kali ini hanya tentang dia dan dirinya.
Tentang bagaimana caranya ia mengatasi segala ketakutan, bagaimana caranya memilah segala hal yang bertumpuk-tumpuk di dalam fikirannya agar menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik.
Ada kalanya bisikan untuk menjadi egois menyeruak memenuhi seluruh ruang pikirannya. Dan memang menjadi egois terdengar lebih mudah dan menjanjikan sebuah keuntungan didepan mata, dibandingkan dengan banyak berfikir namun berujung dengan menyusahkan dan menyalahkan diri sendiri.
Kyungsoo sendiri sadar akan hal itu, ia juga yakin kemungkinan besar manusia diluaran sana saat menghadapi hal yang sama dengannya pasti akan lebih memilih opsi jalan pintas, atau mereka akan berakhir dengan mencari pelarian. Tetapi apakah sebuah pelarian akan menjamin hidup kita menjadi lebih baik? Apakah sebuah pelarian akan mengembalikan keadaan seperti semula lagi?
Kyungsoo rasa tidak. Semuanya tetap akan berjalan dalam kondisi dan situasi yang tidak lagi sama.
Itulah sebabnya, sepanjang hari isi di dalam kepalanya hanya di penuhi dengan pertanyaan bagaimana? Bagaimana? Dan bagaimana?
Konflik pada batinnya, yang juga telah berhasil menginvansi hampir dari keseluruhan isi fikiran Kyungsoo nampaknya telah membuat waktu berjalan dengan begitu cepatnya, bahkan tanpa Kyungsoo sadari. Hal tersebut begitu kontras dengan kondisi Chanyeol yang tengah sibuk mengeluh akan lambatnya waktu berjalan.
Bagaimana tidak, bila ia dihadapkan pada situasi dimana istrinya terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang rumah sakit yang memang kerap kali terjadi layaknya sebuah agenda. Bedanya, kali ini detak jantung Lili tidak stabil dan cenderung lemah.
Chanyeol takut. Karena 5 jam sudah istrinya tak jua kunjung membuka mata.
Kini, suara denting jam di dinding bagaikan sebuah nyanyian kesengsaraan di telinganya.
"Chanlie, bagaimana bisa Lili masuk rumah sakit lagi?" Tanya sang ibu mertua di ujung telfon sana, dengan bahasa mandarin yang begitu kental.
Kalian mungkin belum tau, di Korea ini Lili hanya hidup seorang diri, karena kedua orang tuanya memilih untuk tetap tinggal di negara asal mereka, China. Dan mempercayakan anak perempuan satu-satunya di keluarga mereka yang memilih untuk hidup berjauhan kepada Chanyeol.
Diawali dengan sebuah kepercayaan, bumbu-bumbu penyesalan bukan berarti tidak pernah menghinggapi mereka. Tentu saja ada kalanya hal itu datang, apalagi ketika Chanyeol memberitahu bahwa putri kesayangan mereka divonis menederita penyakit yang mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Surrogate | CHANSOO
Fiksi PenggemarBagaimanakah bila di masa ini seorang ibu pengganti bukan lagi hanya untuk seorang wanita melainkan juga untuk seorang lelaki spesial. Kyungsoo si lelaki "spesial" kehidupannya berubah setelah ia mendapatkan tawaran menjadi ibu pengganti. Hidupnya...