Chanyeol lelah, baik fisik maupun mental. Baru saja ia mendengarkan penjelasan dari dokter bahwa sisa embrio yang di transfer ke rahim Kyungsoo lagi-lagi tidak berhasil menempel dengan sempurna. Kini harapan semakin menipis, begitu pula dengan tingkat kesabaran Chanyeol.
Frustasi, satu kata yang menggambarkan keadaan Chanyeol saat ini. Ia benar-benar tidak tahu lagi bagaimana harus mengatakan yang sesungguhnya kepada Lili. Karena kegagalan pada proses transfer embrio pertama saja belum berani ia sampaikan lantaran harapan yang begitu besar pada proses kedua membuat Chanyeol berencana untuk melewatkan bagian sedihnya dan hanya menyampaikan berita baik saja kepada istrinya itu.
Nyatanya tuhan berkata lain, nampaknya semesta telah menuliskan sebuah rencana lain untuk hidupnya.
Di lain sisi, Kyungsoo tidak tau harus bereaksi seperti apa, tapi yang jelas di dalam hatinya entah mengapa ia jadi menyimpan keraguan pada dirinya sendiri.
"Chanyeol..."
"Tidak apa-apa Kyungsoo, kalau kau berniat menyalahkan dirimu sendiri please don't do that. Dari awal dokter sudah bilang kan bahwa presentase keberhasilan hanya 20% hingga 40% saja, kita sudah tau bahwa memang peluangnya sangat kecil kan? Aku malah mau berterimakasih karena kau sudah mau berjuang bersamaku sejauh ini, tapi kalau tuhan sudah berkata seperti ini apa lagi yang harus kita perbuat?"
"Kita... mungkin bisa memulai dari awal"
Chanyeol tersenyum singkat "aku juga mau, tapi sepertinya butuh beberapa bulan kedepan lagi untuk mengumpulkan biayanya. Salahku yang tidah memprediksi hal seperti ini akan terjadi"
Kyungsoo mengangguk paham. Memang biaya IVF ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, apalagi Chanyeol butuh mengeluarkan uang untuk biaya transfer embrio dua kali.
"Kalau kau mau kau boleh memakai uangku dulu Chanyeol"
"Kyungsoo kau sudah gila? Memaksa mu untuk menjadi surrogate carrier untuk ku dan Lili saja sudah sebuah hutang budi yang besar bagiku, sekarang aku juga harus berhutang materi kepadamu? Tidak Kyungsoo tidak, laki-laki dan kepala keluarga seperti apa aku ini"
"Chanyeol, ini bukan saatnya mementingkan ego dan harga dirimu, kau melakukan ini demi Lili kan? Lagipula aku meminjamkan uang padamu bukan cuma-cuma, ini semua juga aku lakukan untuk diriku sendiri kalau kau lupa dengan perjanjian yang telah kita buat"
"Tetap saja Kyungsoo, banyak yang sudah kau korbankan disini, bahkan dulu kau bersikeras bahwa tidak ada keuntungan sama sekali bagimu dari prosedur surogasi ini, tapi sekarang mengapa kau malah jadi bersemangat begini bukankah harusnya kau senang dan merasa bebas karena akhirnya prosesnya gagal?"
Kyungsoo berdecak tidak percaya. Kemudian bangkit bangkit dari duduknya "Jadi seperti itu kau memandangku Chanyeol? Seorang sepertimu nyatanya memang tidak pernah berubah sebanyak apapun rasa bersalah yang telah kau ucapkan lewat kata maaf, You such a jerk!"
Kyungsoo meninggalkan Chanyeol seorang diri di kursi ruang tunggu rumah sakit yang sepi itu.
Malam semakin larut ketika Chanyeol sudah menenggak habis minuman berakohol di gelas ke-3 nya itu. Kesadarannya hampir menipis karena telah melewati batas toleransi, mungkin satu teguk lagi black out sudah dirinya.
Pelarian adalah sebuah dorongan utama atas presensinya di kelab malam ini hari ini. Ketika segala hal tidak berjalan sesuai dengan rencana juga berbagai hal lainnya yang terus saja berputar- putar dalam fikirannya, terutama mengenai kegagalan yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya begitu frustasi, sehingga dirasa alkohol bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menenangkannya walaupun hanya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Surrogate | CHANSOO
Fiksi PenggemarBagaimanakah bila di masa ini seorang ibu pengganti bukan lagi hanya untuk seorang wanita melainkan juga untuk seorang lelaki spesial. Kyungsoo si lelaki "spesial" kehidupannya berubah setelah ia mendapatkan tawaran menjadi ibu pengganti. Hidupnya...