Bagian 29: Hutang Yang Harus Dibayar

236 8 0
                                    

Setelah gue keluar dari kelas pak Toni. Gue pamit sama ketiga temen gue. Berjalan menuju kantin kampus.
Karna kata Agam, selaku temen Ziki. Tadi Ziki pamit ke kantin kampus dan artinya sekarang Ziki lagi ada di kantin. Mungkin lagi sama pacarnya.

Mendengar kata pacar, suasana hati gue semakin menyedihkan. Gue udah menyiapkan hati gue untuk melihat suatu adegan yang berpotensi menyakiti gue. Mengingat saat ini kemungkinan besar, Ziki lagi sama pacarnya.

Tapi, Gue harus menuntaskan membayar hutang ini, dan segera menjauh dari Ziki.
Yahh.... itu harus segera dilakukan.

Suasana kantin di fakultas gue rame banget dan ketika ngeliat gue, semuanya jadi diem melihat kearah gue yang berada pintu masuk.
Ohh.. mungkin mereka pada heran karna Airana yang ngak pernah ke kantin sekarang lagi masuk kedalam kantin.

Gue emang jarang ke kantin kampus karna suasananya yang ramai dan gue ngasuka keramaian. Kalaupun gue pengen sesuatu, biasanya gue selalu nitip sama ketiga temen gue dan gue bakalam nunggu ditaman kampus yang sepi.

Ada bisik bisik yang terdengar di telinga gue saat gue berjalan melewati mereka. Contohnya begini:
(Itu Airana Arumi, tumben ke kantin)
(Airana Arumi cantik yaa)
(Airana bukannya pacaran sama Ziki yaaa... kok Ziki malah duduk sama si selebgram itu sih)
(Airana mau nyamperin ziki karna udah selingkuh tuh, mampus lagian ngapain si ziki malah pacaran sama Airin. Padahal Ziki lebih cocok sama Airana yang dingin tapi kalem).

Selebgram???
Jadi pacar Ziki seorang selebgram?? Pantessan cantik dan gayanya juga fashionable.
Ohh apa katanya?? Namanya Airin??
Kok namanya jadi mirip sama gue ya??

Gue menghampiri Ziki yang asik ngobrol sama si Airin. Tanpa basa basi gue meletakkan amplop yang berisi uang 4juta di depan Zuki.

"Rana... i..ini.. ini apa??" Tanya ziki agak gugup saat melihat amplop didepannya lalu menatap gue heran.

Gue menatap Ziki dan pacarnya bergantian

"Uang" kata gue datar tanpa ekspresi

"Uang buat???" Ziki mengerutkan kening

"Bayar adminitrasi rumah sakit..." jawab gue singkat

"Ran gue udah bilang ngausah di gan..."

"Makasih" ujar gue memotong ucapan Ziki dan pergi dengan langkah cepat meninggalkan kantin yang hawanya mulai panas. Belum lagi acara pergibahan sudah mulai terjadi di setiap meja yang ada dikantin.

Akhirnya. ......
Urusan gue dan ziki sudah selesai...
Tapi urusan hati gue masih belum usai...
Hahaha...
Gue tersenyum sinis meratapi hidup gue yang miris banget.

"Airana Arumi.. " teriak salah satu cowo yang lagi megang gitar tersenyum kearah gue

Gue cuma menoleh sekilas dan berjalan lagi. Mungkin  itu orang sinting, pikir gue 

"Airana Arumi...." panggilnya sekali lagi hingga gue menghentikan langkah gue, menoleh ke arah dia seolah bertanya ada apa.??.

Jujur gue udah males banget ada disini karna dia udah menarik perhatian orang-orang untuk ngeliat kearah gue dan dia, dan gue ngak suka diperhatikan begini.  Cuman gue masih menghargai orang yang manggil nama gue, mungkin ada hal yang perlu disampaikan.

"Airana Arumi. Will you be mine???" Teriak dia nyaring dan sukses membuat semua yang menyaksikan ini menjerit-jerit dan menyoraki gue dan dia.

Gue masih menatap dia datar, dengan gaya anggun gue berjalan mendekati dia melihat  dia dari atas hingga bawah. Kalau diliat-liat dia ganteng, meskipun dia gayanya urakan tapi dia pantas mendapatkan bintang 4 dari gue.

A Request Or Statement About Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang