A Request Or Statement About Love (COMPLETED)

Bagian 59: Semuanya hanyalah Semu

Gue menatap kosong foto keluarga yang terpajang di ruang tamu rumah gue, menampilkan sosok keluarga kami yang bahagia. Keluarga yang setiap hari minggu menghabiskan waktu dirumah. Keluarga yang selalu ramai dengan perdebatan kecil yang menyenangkan.

Tapi... sekarang menjadi hampa karna semua pergi meninggalkan gue seorang diri, tanpa siapapun.
Tidak akan ada lagi suara bapak yang memberikan kata-kata pedas terhadap gue. Tidak ada lagi suara mama yang suara membangunkan gue.
Tidak ada lagi suara nenek yang begitu penyayang dan mengajarkan gue menjadi wanita anggun, perfectionis, dan cerdas.

Gue menjadi manusia yang hidup sendiri tanpa siapapun. Tidak ada kerabat, karna orang tua gue sama-sama anak tunggal. Gue akan mengalami sebuah fase, harus mandiri dan hidup sendiri.

Mengenai pak Abi......
Dia mungkin sudah menikah, hidup bahagia dengan keluarga barunya. Galih akan memiliki sosok ayah yang akan setiap hari berada dalam jangkauannya  dan Selvya akan memiliki pak Abi sepenuhnya.

Sementara gue?? Guepun akan menikmati kesendirian gue tanpa siapapun.

"Bii.... saya selalu ingat ketika kamu mengatakan (cintai saya, maka setelahnya kamu tidak akan merasakan luka). Tapi... ternyata saya merasakan luka yang lebih besar dari apa yang Ziki lakukan pada saya. Saya juga selalu ingat bagaimana kamu mengatakan bahwa saya layak menjadi istri kamu, tapi ternyata sekalipun saya layak, saya tidak bisa memiliki kamu sepenuhnya. Saya juga selalu ingat ketika kamu berjanji tidak akan meninggalkan saya, tapi nyatanya kamu pergi Bi..... kamu membuang saya, kamu menjadikan saya pelarian, kamu menjadikan saya menjadi wanita yang tidak lagi memiliki gelar perfectionis. Kamu juga membuat saya memiliki gelar pelakor, suatu gelar yang sangat saya benci dalam hidup saya" kata gue dengan bibir bergetar bahkan air mata sudah kembali mengalir

"Bi.... setelah kamu menyakiti saya seperti ini, saya bahkan masih mencintai kamu. Saya masih ingin melihat kamu bahagia sekalipun kamu bukan bersama saya, saya ingin kamu menjadi ayah...." gue tidak sanggup melanjutkan perkataan gue, gue bersimpuh memeluk diri gue sendiri dalam kesendirian di ruang tamu rumah gue.

Rasanya sakit, membayangkan pak Abi memeluk dan berbagi kasih dengan wanita lain selain gue. Seluruh hati gue merasa tidak rela akan hal itu, tapi otak gue bilang kalau gue tidak pantas mera tidak rela karna gue bukan siapa-siapa.

"Ini adalah akhir dalam kisah kita Bi... karna saya tidak akan lagi hadir dalam kisah kamu selanjutnya, saya tidak akan lagi hadir menjadi sosok Airana dalam hidup kamu, saya juga tidak akan menjadi orang yang mengarapkan kamu memilik saya. Saya akan mencintai kamu dari jauh Bi.... saya akan menyayangi kamu tapi, saya tidak akan lagi bisa bersama dengan kamu Bi." Kata gue tergugu dengan terisak isak meratapi kisah gue yang begitu tragis.

"Bi... ini adalah sebuah kejadian yang paling menyakitkan dalam hidup saya. Saya melihat kamu sudah memiliki anak, saya mendengar fakta bahwa kamu dan Selvya bertunangan, saya mendengar dan melihat keluarga saya pergi meninggalkan saya seorang diri, dan saya melihat kamu menikah dengan orang lain didepan saya sendiri." Gue memejamkan mata merasakan nafas gue yang sesak karna sedari tadi menangis. Bahkan mata gue membengkak, dengan kantung mata hitam di area mata gue.

Gue benar-benar menjadi sosok yang mengenaskan. Kehilangan semuanya dalam sekejap dan bahkan sebuah kehilangan itu, tidak pernah gue duga dan gue pikirkan sebelumnya.

Ini menandakam bahwa yang datang akan pergi dan semua yang ada didunia ini hanyalah semu. Termasuk janji yang manusia buat yang penuh dengan kebohongan. Karna nyatanya janji yang dibuat hanyalah rasa manis menuju rasa pahit.

Bi...ini adalah hadiah tak terlupakan yang kamu berikan saat saya wisuda.

------------
Tamat

Holaaa udah tamat guysss...
Thnkyou buat yang udah baca..
Salam hangat dari Airana, Pak Abi, Ziki, Mamad, Lala dan Ana....
Godd Bay....

Tunggu di cerita mereka selanjutnya .....