Warning!
»Ini book yang ketulis dengan pemikiranku sendiri tanpa menjiplak book manapun, jika ada kesamaan saya mohon maaf.
»Jangan bawa-bawa book lain ke book yang kutulis!
»Dan tolong untung bijak dalam hal berkomentar![Pesan]
»Terima kasih buat yang sudah mampir ke book yang kutulis dengan keadaan lagi ngelindurㅋㅋㅋ
»Luv kalian banyak-banyak♥Mau nanya kalian kok bisa tahu book ini dari mana?
Absen dulu tulis tanggal kapan kalian baca book ini?
***
Namaku, Gatra Gian Pramatya.
Bagus bukan?
Jika menurut kalian itu tak bagus, juga tak mengapa. Ini nama yang diberikan oleh ayah saat aku pertama kali melihat indahnya dunia.Gatra.
Panggil saja aku dengan nama itu. Panggilan yang pendek bukan? Bagaimana menurut kalian?
Apa kalian akan sama memanggilku dengan nama itu atau nama yang lain? Itu terserah kalian, yang terpenting tak melenceng terlalu jauh dari namaku.06 Juli 2004, tanggal ini saat dimana bunda dengan mempertaruhkan nyawa hanya demi diriku. Tanggal yang mengingatkanku akan perjuangan bunda kala itu.
Mungkin menurut kalian bunda sangat bahagia ketika aku lahir. Namun, itu semua hanya sebuah ekspetasi. Bunda tak pernah menginginkan keberadaanku. Bahkan saat mengandungku bunda berencana menggugurkanku. Tapi itu tak terjadi sampai aku lahir kedunia ini karena nenek melarangnya.
Aku dibesarkan dan dididik oleh nenek dan ayah hingga umurku sekitar enam tahun, kala itu nenek meninggalkanku untuk selamanya. Merasa sangat terpuruk karena kepulangan beliau pada sang pencipta. Perasaanku campur aduk, aku bingung dan takut bagaimana aku menjalankan hari-hariku nantinya.
Sebelum nenek meninggalkanku, beliau berpesan padaku, "Jadi laki-laki harus kuat jangan cengeng, gak boleh ngeluh sana ngeluh sini, harus tanggung jawab sama tugasnya."
Nek, apa aku bisa menjadi kuat seperti yang engkau mau?
Nek, apa gatra bisa jadi laki-laki yang gak cengeng nantinya?
Nek, aku takut jika tidak bisa menjadi seperti kata nenek...
Aku hanya akan mengangguk dan tersenyum cerah menampilkan gigi rapi milikku. Sebelum itu pula nenek pernah berkata, "Jangan benci sama keluargamu yang lain, jangan benci kakak-kakakmu, jangan benci bundamu ya, gatra? Mereka sayang kok sama kamu, tapi mereka susah buat ngasih tau ke kamu."
Bahkan tanpa nenek bilangpun aku tak akan pernah membenci kakak dan bunda. Mereka duniaku, pusat kebahagianku meski di dalam kebahagian itu tak ada diriku. Aku tak mengapa, selagi kakak dan bunda bahagia.
Setelah satu tahun nenek berpulang pada sang pencipta, Ayah kecelakaan saat menyelematkanku kala itu. Andai saja ayah tak menyelematkanku pasti kakak dan bunda tak akan jadi seperti sekarang ini. Ayah selalu melindungiku saat bunda marah, meski beliau kadang tegas dan keras dalam hal mendidik.
Kata ayah, "Anak bujang ayah jangan cengeng, harus kuat. Disuruh ini itu kok susah bener! Gimana mau jadi pemimpin nantinya bagi orang lain?! Belajar yang giat! Tingkatin usahanya kalo gini terus kamu bakalan gagal nantinya!"
"Kamu ini diajarin gini kok susah bener! Kenapa gak paham-paham! Kurangin main-nya biar cepat pintar-nya!"
Tapi ayah...
Kemampuanku sudah mencapai batasnya, aku sudah berusaha sekuat tenagaku namun...
Nyatanya aku masih saja seperti ini...Aku harus bagaimana ayah?
Apa yang harus aku lakukan nantinya?
Aku takut untuk menghadapi apa yang akan terjadi di masa depan...Tahun ke tahun berlalu dan aku tumbuh dengan baik, sangat baik. Kakak dan bunda masih mau mengurusku kok meski tak seperti saat nenek dan ayah mengurusku. Bunda masih membiayai sekolahku hingga masuk bangku menengah atas. Di samping itu, semuanya akan aku lakukan secara mandiri.
Mengurus diri sendiri ketika sakit, mengobati luka yang hampir tiap hari kudapatkan. Entah karena bullyan atau karena hukuman dari kakak dan pukulan dari bunda. Sejujurnya hatiku sakit, hancur ketika mendengar perkataan bunda kala itu.
Kata Bunda, "kenapa gak mati aja sih kamu!! Saya nyesel nurutin perkataan ibu saya buat pertahanin kamu!! Saya benci kamu!! Gara-gara kamu suami saya mati!! Dasar pembawa sial!! Kalo kamu gak mati, saya aja yang bunuh diri! Saya capek dengan semuanya!"
Bunda...
Aku minta maaf untuk semuanya...
Maafkan anakmu ini yang tak pernah bisa membanggakanmu...Bunda...
Jangan pernah mengatakan bahwa akan bunuh diri...
Gatra gak suka, kalo bisa bunda bunuh Gatra saja jika itu membuat bunda bahagia...
Gatra tak apa, bunda...Terdengar sangat kasar ya, tapi itu tak apa aku sudah terbiasa dan mungkin sudah sangat biasa. Ini juga salahku karena membuat kebahagian bunda dan kakak hancur karena kelahiranku.
Hei..meski mereka membenciku, aku tak akan pernah membenci mereka.
Ya karena aku sangat menyayangi mereka melebihi apapun. Ini kisahku, kisah dari seorang remaja yang lahir dikeluarga yang tak menginginkan kehadirannya. Kisah kelam seorang remaja bernama, Gatra Gian Pramatya.
Akan ku ajak kalian mengetahui kehidupanku selama ini. Kutulis segala kisah dihidupku di buku harianku. Buku yang menjadi tempatku berkeluh kesah, tempatku mencurahkan segala isi hatiku. Karena aku tak memiliki tempat yang nyaman untuk menceritakannya, seperti keluarga.
Kuberitahukan pada kalian, jika kalian menemukan atau bahkan membaca isi buku harianku suatu saat nanti. Itu, berarti aku sudah tak lagi menapakkan kaki di tanah tempatku lahir. Aku sudah tak ada lagi di dunia ini.
Bagaimana kisahku berakhir nantinya, kalian akan tahu suata saat nanti. Entah bagaimana kisahku akan berakhir bahagia atau malah berakhir menyedihkan, hanya Tuhan yang akan tahu.
Jika kisahku ini berakhir menyedihkan berarti sudah garis takdirnya. Dan bagaimana itu terjadi hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Untuk kalian yang ingin tahu kisahku, kuucapkan, "Welcome my world freind!"
Salam, Gatra.
***
Gatra Gian Pramatya
━━━━━━━━━━━━
Next or no?
Thx u all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gian Pramatya; Lee Haechan [ end. ]
Fanfic"KENAPA KAMU GAK MATI AJA?!" "JANGAN PERNAH MANGGIL SAYA BUNDA KARENA SAYA BUKAN IBU KAMU!! SAYA GAK PERNAH LAHIRIN ANAK CACAT KAYA KAMU!!" : : "Sakit ya? Ini gak seberapa sama apa yang gue rasain! Harusnya lo mati dari dulu biar semua gak hancur!"...