O4 :: torehan luka

2.8K 251 28
                                    

***


━Pukul 19:23 WIB

"Gatra! Selesaiin lap mejanya terus ganti baju gih, gue tunggu di depan ya?" Ucap Rafif, teman satu part time-nya Gatra.

Gatra menoleh kemudian menyahut pada Rafif yang telah melangkah keluar dari kafe, "siap mas! limang menit neh rampung aku."

Menyelesaikan pekerjaannya kemudian menyimpan lap dan cairan pembersih di tempatnya. Melangkah menuju ruang ganti pekerja untuk mengganti seragamnya. Tak lebih dari sepuluh menit gatra sudah berganti kembali menjadi baju seragam sekolahnya.

Memeriksa barang bawaan yang tadi sempat ia bawa agat tak ada yang tertinggal di dalam kafe. Melirik jam tangannya yang ternyata menunjukkan makan malam sudah lewat yang artinya ia terlambat pulang ke rumah.

"Mas Afif! Neh konci kafe, Gatra pulang duluan ya mas?" pamit Gatra setelah selesai mengunci kafe dan memberikannya pada Rafif.

"Eh-eh Tra! Gue anter balik aja ayo,"cegah Rafif ketika Gatra akan melangkah pergi.

Kepala Gatra menggeleng cepat, "gak usah mas, lagian aku bisa pulang sendiri kok."

Mendengar penolakan dari Gatra, Rafif tak langsung menyerah untuk mengajak adik kelasnya itu untuk pulang bersama. Sebenarnya ia bukan tipe anak yang suka memaksa, tapi entah kenapa rasanya malam ini ia tak bisa membiarkan Gatra pulang sendiri. Perasaannya gelisah, resah sedari tadi.

"Gak ada penolakan! lo gue anter pulang atau gue bakalan ngambek sama lo?" ancam Rafif yang langsung di balas gelengan ribut dari Gatra.

Menunduk pelan kemudian kepala Gatra mengangguk samar, "iye deh Gatra mau, jadi jangan ngambek sama Gatra ya mas?" Rafif mengangguk, tangannya menepuk pelan jok belakangnya.

Menurut, Gatra berjalan ke arah Rafif dan duduk dengan nyaman di jok belakang motor matic milik kakak kelasnya ini. Dirasa Gatra telah naik, Rafif menjalankan motornya membelah jalanan kota Jogja malam hari.

Angin malam menerpa kulit tan milik Gatra, kedua tangannya menggosok pelan satu sama lain. Malam ini udara kota Jogja  lumayan dingin dan sialnya Hatra tak membawa hoodie ataupun jaket. Motor Rafif berjalan dengan kecepatan sedang melewati ramainya jalanan daerah Malioboro.

"Tra! Mau mampir bentar ke malioboro gak? Sekalian makan sate kang yana!"ucap Rafif dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang.

"Gak usah mas, aku udah sedikit telat pulang ke rumah. Takut bunda sama kakak nyariin nantinya,"tolak Gatra halus.

Nyatanya tak akan pernah ada yang mencarimu jika terlambat pulang Gatra..

Mereka semua pasti biasa saja..

"Yo wis, mas ngebut aja ya? Takut beneran dicari orang rumah malahan kamu kena omel nanti━pegangan Tra!" Gatra menurut dengan memegang sisi samping tubuh kakak kelasnya itu.

Bicara soal terlambat pulang, kemarin saat ia masuk rumah sakit kakak dan bunda sedang tak ada di rumah. Karena hal itu ia tak akan mendapat hukuman yang membuat sekujur tubuhnya nyeri.

Semoga saja bunda dan kakak tak ada di rumah hari ini..

Ya Tuhan, Gatra mohon..

***

Menarik nafas sedalam mungkin kemudian mengehembuskannya secara perlahan. Tangannya memegang handle pintu ragu. Dia takut jika saat ia membuka pintu ada kakak dan bundanya. Ia berharap tidak ada mereka di rumah. Tubuhnya masih terasa nyeri dan perih saat luka kemarin sedikit tersenggol atau bahkan tertekan.

Gian Pramatya; Lee Haechan [ end. ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang