37 || Mom, I'm sorry...

263 35 2
                                    

_____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________
_____






Seluruh siswa dan siswi yang sedang mengadakan acara perpisahan menatap kagum sosok cantik yang tersenyum ke arah Aditya, "Selamat sayang! Kau berhasil lulus untuk jadi lebih dewasa dan kuat baik mental maupun fisik" Faye memeluk putranya dengan sayang, rasanya seperti baru kemarin Aditya yang menghampirinya dan membawa bunga. Ternyata anak kecil ini, sudah mulai dewasa dan sangat tampan.

"Terima kasih juga Mom, karena sudah menyempatkan waktu untuk datang!" Faye mengangguk dan mencari keberadaan Jihan, dia mengajak gadis cantik yang menjadi incaran anaknya untuk foto bersama dengannya.

"Gua juga ikut dong!" Jarren tiba-tiba datang dan ikut foto di belakang, tentu semua orang yang sudah siap foto jadi menoleh ke arahnya.

"Ulang-ulang!" Ucap Faye yang sebal dengan kelakuan iseng adiknya, tapi bukan Jarren namanya kalau dia menyesal karena perbuatannya.

Acara berjalan lancar, dan Faye bahkan ingin menangis melihat aditya dipakaikan medali. Dia tidak pernah merasakan dibanggakan oleh kedua orang tuanya, tapi dia menginginkan Aditya mendapatkan kasih sayang darinya.

Saat ingin makan siang, Faye melihat pesan dari Junior yang memberitahunya soal Rozel yang akan memeriksa kandungannya.

"Maaf, aku tidak bisa ikut makan. Tidak apa-apa kan?" Walaupun kecewa, Aditya memilih mengangguk mengiyakan Mommy nya yang akan pergi entah kemana.

"Mau kemana sih, kak?!"

"Gua ada urusan, sorry banget!" Dengan buru-buru Faye keluar dari restoran dan mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit. Dia tidak menginginkan anak Rozel memiliki nasib sepertinya, menyedihkan kalau benar terjadi kepadanya. Setelah sadar dengan apa yang dirinya pikirkan, Faye menggeleng mengingkirkan pikiran buruk tentang anak yang bahkan belum lahir.

Dirinya berjanji tidak akan membiarkan anak tersebut mendapat derita sepertinya, selama dirinya hidup.

"Kak, kau datang?"

"Hmm, apa kau sudah lama disini?" Rozel ternyum dan mengelus perutnya yang tidak lagi rata. Usia kandungannya sudah hampir 4 bulan, dan hari ini dirinya bisa mengetahui apakah anaknya perempuan atau laki-laki.

"Apapun kelaminnya, dia bayi yang kuat dan hebat seperti ibunya" Rozel makin bersalah dengan kelakuannya dahulu, karena selama 4 bulan ini Faye menjaganya dengan baik dan selalu saja menanyakan keadaannya.

"Nomer 40!"

"Silahkan masuk!"

Ada rasa takut dan panik yang terpancar dari wajah Rozel, tetapi Faye meyakinkannya dengan tetap tersenyum ke arahnya. "Maaf ya bu, saya buka sebentar!" Dengan seksama, Faye menatap makhluk kecil yang terus bergerak dari layar monitor.

"Selamat ya bu, dia akan cantik sepertimu!" Wajah bahagia Rozel terpancar jelas, bahkan dia tidak berhenti tersenyum dan menatap putrinya yang masih ada dipelukan tubuhnya.

RE-BYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang