14

1.3K 210 19
                                    

___◇___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___◇___

"siapa?"

"siap— pa apa?"

"siapa yang mau. mas gamau pisah sama adek, sekalipun adek mau mas ga akan pernah setuju."

Matanya kembali berkaca-kaca di bawah sana, fikiran tentang ia yang tak akan bersama suami nya lagi kembali terbayang. Entah mengapa selalu seperti itu padahal dirinya tak mau memikirkan hal-hal negative lagi, ingin membuang semua pikiran tak benar yang selalu hinggap di otak.

Tapi kembali lagi pada masa-masa dulu, kenangan masa lalu memang penyakit diri. Elyn benci tapi tidak bisa sebab ada Dante di dalam nya.

"adek cape. . adek cape pura-pura gapapa kalau ada ibu, adek gatega liat kaka yang ga di anggep cucu nya sendiri sama ibumu setiap dia kesini, iya adek paham mas. ibu mu pengen cucu cowo dariku. tapi mau gimana? kayanya semesta ga ngebolehin kita punya dia. ." suara nya bergetar sebab menangis.

Dante semakin memeluk nya di atas ranjang, mengelus surai lembut wanita nya penuh cinta dan sayang. Ia juga tak tega kalu mengingat itu, dulu saat Ivana masih umur 4thn Ibu Dante datang kerumah ingin menjenguk menantu (bagi Ayah, kalau Ibu katanya hanya menemani). Sebetul nya ia tak mau tapi Ayah— ia benar-benar ngotot ingin menjenguk menantu nya yang sudah lahiran di Indonesia.

Fikir Ibu kalau nanti tak dituruti ia yang akan kena imbas oleh suami termasuk anak nya sendiri hanya gara-gara menantu yang sok kalem itu, berat hati ia ke Indonesia dengan tampang muram. Ya satu pasutri itu bahkan memaklumi karena memang sedari awal watak Ibu seperti itu kepada menantu satu nya ini, tapi tetap saja sebagai seorang suami dari Ellyn ia merasa tak enak pada sang wanita.

Membujuk. Memberi ucapan bahwa jangan terlalu angkuh kepada wanita nya, namun usaha itu tidak membuahkan hasil. Malah bertambah dengan adanya Ivana, seperti tak menganggap keduanya ada. Ibu selalu mengacuhkan Ellyn jika berpapasan dalam rumah, selalu pura-pura tak melihat jika Ivana datang mengajak nya main ke taman belakang.

Semua masih tergambar jelas, masih bisa dilihat dalam memory Ellyn sampai saat ini.

"oma, kaka habis bikin kue tadi sama bibi. oma mau nyobain gak?"

". . ."

"oma, ko diem? oma gakmau ya?"

". . ."

"oma. . jawab kaka dong, om– oma k–kenapa selalu di–iem kalo ka– kaka ngomong. ."

"ya karena oma gamau jawab. udah sana ganggu aja, beriin aja kue nya ke momy mu. lagian tuh ada yang gosong, pasti pait, oma gamau!"

Percakapan singkat yang mungkin mampu menjelaskan semuanya, disana. Berakhir dengan Ivana yang terisak dan berlari ke arah kamar, menangis lama tapi kemudian Ellyn datang memberi ketenangan sambil memeluk nya dalam kungkungan hangat seorang Ibu.

married - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang