CHAPTER #6

9.9K 912 36
                                    

"Semua tidak akan terlihat mudah,
jika kamu tidak bisa menahan
apa yang sudah kamu jaga selama
bertahun-tahun."

─Nana

***

CHAPTER #6

***

Sejak pertemuan sengit semalam di warung tenda sate padang, jujur Nana tidak mau lagi bertemu dengan kedua sahabatnya apa lagi kalau posisinya sedang bersama Noah. Masalahnya, mulut Arie dan Raphael itu nggak bisa dijaga, mereka kelihatan banget sengak sama Noah.

Nana tahu kok, Nana juga tidak bodoh untuk memahami situasi yang sedang terjadi. Tapi plis, apa yang salah dari Nana jika Nana pun ingin memiliki hubungan yang sama kayak Arie dan Raphael? Toh, mereka sudah menjalaninya bertahun-tahun, kalau Nana sih jelas dia terlalu hati-hati sama perasaannya sendiri dan menjaga apa yang seharusnya tidak melewati rasa sakit.

Makanya, sejak dulu hingga sekarang, Nana tidak pernah menyimpan ekspektasi berlebihan. Dia pernah menyukai seseorang, sangat dan bahkan masuk ke dalam taraf mengagumi kadar tinggi. Sayangnya, Nana selalu dipatahkan oleh rasa kecewa, tidak semuanya orang yang kita sukai akan menyukai kita balik.

Pada dasarnya, menyukai seseorang itu tidak perlu memakai perasaan memaksa, karena semuanya terjadi mengalir begitu saja, kan? Itu pun sama seperti yang Nana rasakan saat dulu ketika dia pertama kali menyukai seorang lelaki.

Kalau dipikir-pikir, akhir kisah cintanya memang tidak pernah mulus. Tapi boleh nggak sih, Nana berharap kalau kisah cintanya dengan Noah berakhir baik? Pria itu baik, sangat memperhatikan Nana, dan bahkan sudah membuat Nana nyaman.

Kalau dua sahabatnya tidak setuju dengan Noah, lalu bagaimana dengan perasaan Nana sendiri? Jelas Nana tidak bisa membagi perasaannya kepada Noah jika ditengah-tengah hubungan mereka terjadi kerumitan seperti ini.

Akhirnya, Nana memutuskan untuk mengambil tindakan. Siang ini, Nana berpakaian rapi. Ya apa lagi kalau bukan mau mengunjungi Raphael secara formal, meskipun yang dibahas ya nggak penting-penting amat. Terutama, setelah kejadian Raphael dengan Intan tunangannya yang sudah berbicara cukup kurang ajar mengenai dirinya.

Nana mematut dirinya sendiri dengan knit sweater tipis berwarna latte dipadukan dengan slit skirt berwarna mauve yang manis dengan pinggiran pita di sisi pinggang Nana membuat tampilan Nana menjadi manis. Nana memang jarang memakai rok, tapi ketika tuntutan konser orkestra dimulai, maka Nana bisa menjadi wanita tulen yang membuat Ina tertawa dalam seketika karena keanggunan yang menipu.

Memang, pakaian itu bisa merubah segalanya.

Menambahkan flat shoes Valentino, Nana rasa dia sangat percaya diri untuk menyambangi Direktur Utama Raphael Naryama Arjanta. Jujur, Nana tidak mau lagi bertemu dengan Raphael dalam keadaan tidak formal seperti semalam, Nana yakin dia sudah tidak bisa lagi berteman dengan si Agan Monyet resek itu.

Kantor Raphael yang berada di SCBD begitu ramai tidak seperti biasanya, jika yang Nana tahu, kalau kondisi kantor Raphael seramai ini biasanya memang sedang ada proyek besar-besaran, acara outdoor dengan para karyawan dan beberapa workshop di kota-kota besar akan dilakukan. Well, Nana jadi tidak enak duluan kalau mau melabrak Raphael.

Bumerang | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang