CHAPTER #8

8.6K 902 41
                                    

"Memang selalu ada jalan."

─Nana

***

CHAPTER #8

***

"Kak Ina pasti telat makan lagi, kan?!" serobot Nana ketika baru saja datang.

Ina yang sudah diberikan penanganan khusus serta tangan kanannya yang sudah dipasang infus hanya bisa memejamkan matanya melihat Nana yang baru saja datang dengan pria asing—yang katanya cowok Nana.

"Kak!" teriak Nana.

Raphael membekap mulut Nana dengan gemas. "Ini rumah sakit bego! Bukan rumah lo!"

"Gue tahu! Siapa bilang ini pasar minggu, hah?!"

Arie mengusap keningnya pusing jika sudah melihat keduanya seperti ini. "TOLONG ANDA-ANDA JANGAN MEMBADUT DI SINI, JELAS KAKAK LO LAGI PUSING, NA!"

"Ya pasti dia telat makan! Kalau gini caranya gue nggak bakal jadi debut, udah deh.. Gue bantu lo di kantor aja!" protes Nana kepada Ina.

Ina sontak membulatkan matanya. "MANA BISA BEGITU, HAH?! LO UDAH JANJI MAU DEBUT!" teriak Ina tak mau kalah.

"Ya habis lo..."

"Berhenti," Arie memisahkan, Noah hanya jadi penonton, harusnya dia mengenalkan diri dengan baik kepada Ina.

"Tadi lo apa?!" sambar Raphael yang ingin tahu.

"Apaan?" tanya Nana tak mengerti.

"Tadi Kak Ina bilang apa? Lo mau debut?"

"Ah.." Nana langsung meringis, dia lupa kalau dia belum cerita kepada Raphael dan Arie.

Ya salah siapa? Karena ketegangan yang terjadi diantara Nana, Raphael dan Arie pasca insiden warung tenda sate padang Nana jadi enggan berbagi cerita apa pun. Bahkan, Nana baru sadar kalau dia sudah lama tidak koar-koar di grup chat.

"Na?" tanya Arie yang ingin tahu juga.

Nana tersenyum meringis, lalu meminta bantuan kepada Ina yang sayangnya hanya diberikan respon kibasan tangan tidak peduli.

"Anu—gue... Udah teken kontrak sama Label Marcell." kata Nana berusaha menjawabnya.

Arie menganga, Raphael tercengang. Tentu saja, siapa yang tak ingin melihat sahabat mereka sukses? Karena diantara Arie, Raphael dan Prav jelas Nana adalah pengangguran abadi kalau tidak ada kegiatan di Jakarta Symphony Hall.

"Lo jadi debut?!" tanya Arie tak percaya. "Serius, Na?"

Nana mengangguk. "Maaf, gue belum cerita karena ya.. Selama seminggu ini gue sibuk bulak balik JSH-Label. Noah juga baru tahu kemarin-kemarin kok."

Raphael melengos kala tatapannya bertemu dengan Noah. Noah hanya tersenyum, tapi mendapati Ina menatapnya Noah langsung mengangguk tersenyum menyapa dengan sopan.

"Bagaimana Kak Ina? Apa yang kerasa sekarang?" tanya Noah dengan perhatian.

Ina mengulas senyuman ramah. "Udah baik-baik aja, sih. Cuman masih mual aja, sori ya gara-gara gue jadi ganggu waktu kencan kalian." ledek Ina kepada Nana tentunya.

Bumerang | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang