Aaaaaa ....
"Lu denger gak, Mike?" tanya Laura yang sedang duduk di ruang tengah lantai dua.
"Denger." Mike bangkit. "Kayanya itu suara Rere sama Daniel."
"Iya."
Pak Odih ke luar dari kamar. "Ada apa, Neng?" tanyanya pada Laura yang sedang berjalan ke lantai bawah.
"Ada yang teriak, Pak. Di bawah," balas Laura.
Pak Odih, Laura, Mike, Joe dan Gladis turun ke bawah. Sementara Jessica dan Wanda terlihat tak peduli. Mereka malah tidur-tiduran di kamar yang menghadap danau.
"Re!" panggil Laura seraya turun dari tangga.
"Ra!" sahut Rere sambil menghampiri Laura.
"Ada apa sih teriak-teriak segala?" tanya Laura.
"Itu ...." Rere tak sanggup bercerita, malah menunjuk lorong yang tadi ia lewati.
"Itu apaan sih, Re? Ngomong yang jelas napa!" ucap Gladis.
"Itu ... di sana ada ...." Rere kembali menghentikan ucapannya. Plak! Ia malah mengeplak kepala Daniel yang berdiri di sampingnya.
"Aw! Sakit, Re!" Daniel kesakitan.
"Lu bantuin ngomong lah! Dah tau gw masih deg-degan parah. Jantung aja berasa dangdutan ini!" keluh Rere.
"Nah tu lancar ngomongnya," sahut Daniel.
Plak!
Kali ini Rere memukul badan Daniel. "Lu aja yang cerita!"
"Jadi gini ...." Daniel menceritakan kejadian tadi.
"Tangan?" Pak Odin tampak kaget, setelah mendengarkan cerita Daniel.
"Iya, Pak. Ada tangan di pundak saya. Pas diliat ke belakang gak ada siapa-siapa," balas Rere.
"Itu kerjaan lu, Kan, Niel?" tuduh Joe.
"Yeee ... bukan, Jo. Itu beneran tangan orang."
"Emangnya di sini sering ada kejadian aneh, Pak?" tanya Laura.
"Enggak, Dek. Selama bapak jaga di sini. Belum pernah ada kejadian aneh-aneh. Kalau sekadar suara atau bau-bauan sih memang ada."
"Soalnya tadi, pas saya di balkon, sempet liat ada cewek pake gaun putih, berdiri di taman depan sambil ngelambaiin tangan ke saya."
"Masa sih, Dek?"
"Iya, Pak."
"Oh ... gw baru paham maksud lu nunjuk tadi," sahut Gladis.
"Iya, Dis. Gw mau nunjuk dia. Eh, dia dah ngilang."
"Untung cuman semalem doang di mari. Kalau seminggu sih, gw dah auto meninggal kena serangan jantung," gerutu Rere.
"Mike, lu kok diem aja?" tanya Laura.
"Jujur sih, gw juga sempet ngalamin hal aneh. Tadi pas duduk sendirian di ruang tengan lantai dua. Di jendela samping, kedengeran ada yang ketuk-ketuk gitu. Untung gordennya ketutup," cerita Mike.
"Tuhkan, emang angker berarti ini vila," sahut Rere, ngegas.
"Hus!" Laura mencubit perut sahabatnya itu.
"Aw sakit, Ra! Kenapa sih, emang bener kan vilanya angker."
"Re ...." Laura melotot, lalu menggerakan bola matanya ke arah Pak Odih.
"Oh! Bilang dong." Rere tersenyum, setelah memahami kode dari Laura
"Maaf, Dek, semoga aja malam ini, gak ada gangguan lagi," ucap Pak Odih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Yang Mati?
HorrorDelapan Mahasiwa terjebak di sebuah Vila Angker. Teror demi teror mereka hadapi semenjak hari pertama kedatangan. Hingga satu persatu dari mereka pun menghilang dan kembali dalam keadaan meninggal dunia. Siapa yang mati?