Pengorbanan

3.3K 396 33
                                    

Gladis melihat ke atas pohon, tempat ketiga temannya bersembunyi. Kemudian mengembangkan senyum saat tatapannya beradu dengan Rere. Di sisi lain, terlihat Pak Odih dan anak buahnya sedang berjalan mendekat.

"Hahahaha ... ketemu juga kamu!" ucap Pak Odih.

Gladis menghela nafas panjang, kemudian berlari kencang. "Di ...." Belum sempat Rere memanggil nama sahabatnya itu, Daniel sudah membekap mulutnya terlebih dahulu. Pak Odih dan anak buahnya pun berlari mengejar Gladis.

"Aw!" teriak Daniel saat Rere menggigit telapak tangannya. "Sakit, Re!"

"Biarin! Abisnya lu tega banget ninggalin Gladis begitu aja!" balas Rere, kemudian menangis.

"Itu udah jadi keputusan Gladis, Re. Mau gimana lagi?" sahut Joe.

"Iya, kalau tadi lu teriak, bisa-bisa pengorbanan Gladis jadi sia-sia," timpal Daniel.

"Tapi Gladis itu sahabat gw satu-satunya yang tersisa, Niel."

"Yang terpenting, sekarang lu jangan kecewain Gladis. Kita harus pergi dari sini dengan selamat," balas Daniel.

Joe turun dari pohon, kemudian Daniel dan Rere. "Kita ambil jalan mana?" tanya Daniel.

"Yang jelas ambil jangan berlawan dari arah Gladis lari," balas Joe.

Argh! Terdengar suara teriakan wanita menggema. "Gladis, Niel ...." Rere memeluk Daniel dan kembali menangis.

"Lu harus kuat , Re." Daniel berusaha menenangkannya.

"Yuk, Jalan sekarang!" ucap Joe.

"Lu bisa jalan, Re?" tanya Daniel, seraya melepas pelukan.

"Bisa."

Mereka pun mulai berjalan. Kembali menyusuri hutan yang sudah mulai gelap.

_______

"Kayanya kita harus cari tempat buat malem ini, sebelum hutannya bener-bener gelap," usul Joe.

"Oke siap," balas Daniel yang sedari tadi memapah Rere.

Mereka pun lanjut berjalan pelan, seraya melihat sekitar. Siapa tau ada tempat yang bisa digunakan untuk bermalam. Namun sejauh mata memandang, hanya deretan pohon saja yang terlihat.

"Gimana, Jo?" tanya Daniel.

"Tempatnya terbuka semua, Niel. Bahaya banget," balas Joe.

"Di sana kayanya bisa deh!" Rere menunjuk sebuah batu besar yang di sampingnya ada pohon yang berdiri rapat.

"Wah iya!" Daniel pun setuju.

Joe melangkah, mendekati batu itu. Melihat apakah tempat itu cukup aman untuk dipakai bermalam. "Gimana, Jo?" tanya Daniel.

"Bisa sih, tempatnya gak terlalu terbuka banget," sahut Joe.

Daniel dan Rere pun melangkah mendekati Joe. Kemudian mulai merapikan tempat itu. Joe dan Daniel mengambil ranting pohon, untuk menutupi area yang masih terbuka. Sementara Rere mengumpulan dedaunan kering untuk dijadikan alas tempat tidurnya.

Siapa Yang Mati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang