Lorong Panjang

3.3K 385 8
                                    

#9

Mike ikut membantu membuka pintu, tapi tetap tak berhasil. Sementara itu, teriakan Laura semakin lama semakin mengecil.

Tangis Rere pecah. "Ra!" Rere terduduk lemas di depan pintu. Gladis memeluk sahabatnya itu, ia pun ikut menangis. Kini suara Laura tak lagi terdengar.

Dep!

Tiba-tiba listrik padam. "Semuanya kumpul!" teriak Mike. "Jangan ada yang misah lagi!" Suaranya bergetar menahan kesedihan setelah Laura menghilang.

Rere dan Gladis bangkit dan mendekat ke arah Mike. "Absen dulu!" ucap Joe. Mereka pun menyebut nama masing-masing. "Aman, gak ada yang ilang."

"Sekarang, semuanya jalan pelan-pelan ke arah kamar depan. Pegangan tangan! Jangan ampe lepas!" perintah Mike.

Daniel yang berdiri paling depan, menuntun teman-temannya ke arah bekas kamarnya. Kriet! Ia membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. "Gak ada yang bawa handphone apa daritadi?" tanyanya.

"Perasaan handphone gw ada di kantong, tapi ilang entah ke mana," sahut Jessica.

"Yang lain?"

"Gak ada, Niel. Handphone gw juga ilang," balas Rere.

"Punya gw ketinggalan di mobil," timpal Mike.

"Sama," sahut Joe.

"Ya udah, berarti kita bakal gelap-gelapan," ucap Daniel.

"Awas aja! Kalau ada yang grepe-grepe!" balas Rere.

"Yang cewek, tidur di atas kasur aja. Biar yang cowok, tidur di bawah," usul Mike.

"Nah bener!" Rere setuju.

Beberapa detik kemudian. "Kasurnya di mana?" tanya Rere.

"Lu raba-raba aja, ntar juga ketemu," sahut Daniel.

Duk!

Terdengar suara benturan. "Aw!" ucap Jessica.

"Napa, Jes?" tanya Gladis.

"Kasurnya di sini. Kaki gw barusan kepentok."

"Oalah."

Dengan gegas ketiga perempuan yang tersisa naik ke atas kasur. Sementara itu, para pria duduk di lantai dekat kasur.

________

Waktu terus berlalu. Entah sudah berapa lama mereka berdiam diri di dalam kamar. Beberapa dari mereka ada yang sudah tertidur nyenyak. Sementara yang lainnya tetep terjaga.

"Niel, lu dah tidur?" bisik Mike, pelan.

"Udah," balas Daniel.

"Anterin gw ke kamar mandi dong."

"Gila, lu Mike. Gelap-gelapan gini. Mending lu tahan aja."

"Bisa ngompol gw nih. Mana udara dingin pula."

"Lu kan tau sendiri. Di lantai satu kamar mandi cuman ada di deket dapur."

"Iya."

"Mana musti lewat lorong pula. Ogah, Ah! Gw trauma lewat sana malem-malem."

"Ayo, Dong!"

"Tahan aja!"

"Duh keluar sedikit."

Siapa Yang Mati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang