bagian 2

150 38 15
                                    

Jungkook duduk di halte bus. Menunggu bus kearah apartemen kecilnya. Seseorang datang dan duduk disebelah Jungkook. " Apa kau di bully lagi?" Tanya seorang gadis dengan rambut blondenya.

Jungkook menggeleng dan berusaha memunculkan senyum di bibirnya. Gadis yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang. " Kau pikir aku bodoh? Aku tau Lucas dan Irene mengganggumu. . . Sampai kapan kau akan berdiam diri seperti ini. Bibi Dita dan paman Taehyung akan gila jika harus melihatmu memar setiap kali kau pulang kerumah."

"Hulli Noona! Aku tidak pulang kerumah, Minggu ini. Aku akan tinggal di apartemenku. . ."

"Kim Jungkook ! Sudah dua Minggu kau tidak pulang kerumah. Bibi pasti akan khawatir. Pulanglah bersamaku. . ."

Ucapan gadis hulli terhenti saat mobil Porsche berhenti tepat dihadapan mereka. Pria dengan tubuh tidak terlalu tinggi berjalan menghampiri Jungkook dan hulli.

"Jungkook! Kau belum pulang." Tanya pria tersebut.

"Paman Suho! Aku masih menunggu bus. . . ."

Mata Suho mengernyit melihat memar disudut bibir Jungkook. Suho menatap hulli anaknya. " Apa kau tidak mengamankan pembuat onar ini?" Tuduh Suho pada anak perempuannya. Suho cukup yakin dengan kemampuan hulli saat dia mendapat jabatan sebagai ketua organisasi keamanan sekolah. Namun melihat anak dari temannya penuh luka tentu Suho sedikit kecewa pada kinerja anaknya.

"Ayah! Aku tidak bisa selalu mengawasi Jungkook dan Irene. Aku sudah berada di tahun ke 3. Sebentar lagi akan ada ujian. Aku tidak mungkin terus berada didalam organisasi dan mengabaikan ujianku." Protes hulli saat melihat ayahnya mulai meragukan kinerjanya.

Jungkook merasa buruk dengan apa yang didengar hulli. Bagaimanapun dia seorang laki-laki sementara hulli adalah perempuan meskipun hulli 2 tahun diatasnya.

"Paman Suho. Apa yang dikatakan hulli Noona benar. Aku bisa saja melawan, namun aku terlalu malas untuk melawan, paman."

"Apapun itu, kookie. . . . Kau anak salah satu sahabat baikku. Kau sudah seperti anakku sendiri, melihatmu seperti ini membuat hatiku sakit. Aku akan menelphone min yoongi dan meminta dia mendisiplinkan anak- anak nakal itu."

"jangan paman! Paman yoongi sangat sibuk. Jangan mengganggunya. Aku baik- baik saja."

Suho menghela nafas panjang. " Baiklah! Tapi ingat jika ini berlarut-larut dan semakin tidak terkendali, beritahu paman atau ayahmu. Kami akan berbicara dengan yoongi."

Jungkook hanya tersenyum mengiyakan ucapan Suho.

Suho dan hulli sudah kembali lebih dahulu, menyisakan Jungkook seorang diri. Jungkook meringis kesakitan merasakan nyeri ditubuh dan bibirnya yang sedikit robek karena ulah Lucas. Saat Jungkook mengedarkan pandangannya dia melihat Denise tengah berjalan sendirian kearah halte yang ditempatinya dengan mata terus fokus pada ponselnya.

Jungkook tetap diam tidak berusaha menegur Denise meskipun Jungkook mengerutkan kening tidak mengerti.

Jungkook tertegun, otaknya seolah beku. Jungkook terus menatap kepala belakang Denise yang masih fokus pada ponselnya.

Suit. . .Suit. . .

Goda seseorang yang berlalu lalang dihadapan mereka. Denise mendongakkan kepalanya dan menatap orang yang berlaku kurang ajar padanya.

"Kalian berdua sangat kejam. Kami tau kami tidak memiliki kekasih tapi setidaknya hargai kami. Jangan menunjukan tampilan kasih sayang kalian didepan umum." Ucap orang dihadapan Denise. Memberi isyarat agar menoleh kebelakang.

Denise menoleh kebelakang dan. . . Shit! Bibir Denise nyaris menempel di bibir Jungkook yang masih terkejut. Mata Jungkook membola.

Denise terkejut dan melemparkan dirinya sendiri hingga terjatuh dari pangkuan Jungkook. " Eoh maaf! Maafkan aku. Aku. .   Aku tidak menyadari jika ada seseorang disini." Ucap Denise gugup.

Jungkook & DeniseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang