bagian 13

156 24 20
                                    

Seperti ini akan sedikit membosankan dan buruk. maaf. . . Aku berharap kalian tetap menikmatinya 😊😊😊😊

Air mataku terjatuh tanpa sebab. Aku tidak yakin dengan apa yang menyebabkan-nya. Ada denyut sakit dihatiku, sedikit perih dan sensasi berbeda. Untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan yang baru. Kenapa? Apa yang sudah terjadi, adakah yang dapat memberitahu ku. . .

Belum lama ini aku merasakan sentuhan lembut Jungkook. Sentuhan yang memabukkan untuk ku. Aku memberinya respon atas apa yang dilakukan-nya padaku.

Ini tidak benar. Tidak seharusnya aku menanggapinya, tidak seharusnya aku menikmati ciuman kami.

Denise kau sudah kembali. . . .

Aku merasa telah berkhianat pada anak dari Paman Kim. Apa aku masih pantas memikirkan perjodohan kami? Menjadi menantu bibi Dita adalah impianku sejak kecil, tapi memikirkan bagaimana aku berlaku seperti wanita murahan, apakan ini akan baik-baik saja.

Brak. .

"Akhhhhh!!!!!!!" Eoh sial. Aku merasakan kepalaku akan pecah. Tangis ku seketika terhenti dan berganti dengan kesakitan yang teramat sangat. "Brengsek!!! Brengsek!! Siapa yang meletakkan dinding disini?!"

"Yak! Kurasa otakmu benar-benar cidera. Kau pikir siapa yang meletakkan dinding sembarangan disini, huh?!"

Apa aku mempertanyakan tentang hal itu? Eoh aku pasti sudah tidak waras.

"Apa kau baru saja menangis?"

Eoh shit. . . Dengan tergesa-gesa aku mengusap wajahku kasar. Aku tidak akan membiarkan Jimin mengolok-olok ku.

"Matamu yang mana yang melihatku menangis, huh?! Menyebalkan!" Gerutu ku menginjak kakinya sebelum pergi meninggalkan jimin dengan kesakitan.

"Aku Sunbae mu, Min Jin Shil!!!!!!!"

Ya. . . . itulah yang akan dilakukan jimin, berteriak seperti orang gila.

Aku bergegas menaiki anak tangan dengan tangan terus memegang keningku yang sakit. Aku harus melangkah lebih cepat atau hobi oppa dan ibuku bertanya banyak hal padaku.

Begitu sampai di dalam kamar, aku langsung mengunci pintu, mengganti pakaianku dan merebahkan tubuhku diatas tempat tidur.

"Jungkook. . . Jungkook. . . Haruskah aku menjaga jarak ku dengan mu? Tapi apa bedanya aku dengan yang lainnya jika aku memisahkan diri dari Jungkook. Orang akan berfikir aku mem-bully-nya bukan?"

Ku hela nafas panjang. Ini tidak adil untuk Jungkook, jika aku menjauh darinya begitu saja.

"Apa yang harus kulakukan?"
.
.
.
.
.

Aku berangkat di pagi hari saat matahari belum benar-benar membakar bumi. Bukan karena aku begitu antusias, tapi karena terjaga sepanjang malam. Aku berjalan dari Mension Min hingga ke sekolahku, sekitar beberapa kilo meter, kurasa.

Aku tidak perduli jika aku akan mandi keringat pada akhirnya karena aku sudah memiliki rencana besar. datang ke Sekolah pagi hari dan tidur di ruang  kesehatan sekolah sepanjang hari. Aku cukup malu untuk sekedar bertatap muka dengan Jungkook, dan aku ingin membersihkan sampah didalam otak serta hatiku.

Aku berjalan santai sepanjang koridor. Membuka salah satu ruangan yang terletak sedikit jauh dari area kelas ku.

Aku merebahkan tubuhku diatas tempat tidur perawatan. Dan berusaha untuk memejamkan mata.
.
.
.
.
.
.
Mataku terasa lengket, dan berat. Dengan susah payah aku berusaha untuk membukanya. Kulihat jam di tangan, waktu menunjukan pukul 11 siang.

Jungkook & DeniseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang