Jungkook POV.
Kepalaku terus menunduk saat mobil Paman Kim membawaku memasuki kediaman kedua orang tuaku. Mereka cemas setelah apa yang beredar sampai pada telinga mereka, dan memaksa Paman Kim untuk menyeret ku kembali.
Meskipun aku yakin kedua orang tuaku tidak akan memarahiku atas hal ini namun itulah yang membuatku semakin tidak nyaman. Mereka memperlakukanku dengan bias. Hanya percaya padaku tanpa mau melihat keseluruhan situasinya. Apakah aku senang? Tentu aku senang namun sifat alami pria dewasa tidak mengijinkan hal semacam itu terus terlimpah padaku. Ingat aku sudah besar. Tanggung jawab menjadi salah satu sikap yang harus aku pegang teguh.
Mobil sudah terparkir di halaman Mension dan ibuku sudah berdiri dengan cemas disana. Wajahnya yang cantik dan lembut mulai dihiasi kerutan kekhawatiran tentangku. Kerutannya semakin tajam saat aku turun dari mobil, dan ibu melihat kondisiku yang kacau, sekatika dia berlari menghampiriku.
"Ya Tuhan apa yang sudah terjadi padamu, Jungkook?" Tanyanya panik memeriksa kondisiku dengan seksama.
Dia membekap mulutnya yang terbuka karena kejutan dan air mata sudah lolos detik itu juga.
"Eoh ya tuhan apa yang sudah terjadi padamu. . Apa kau di bully? Kenapa anak sekolah sangat brutal? Bagaimana mereka begitu kotor dan kejam. ."
Seperti itulah yang terjadi. Ibu terus memperlakukanku seperti guci antik yang mudah pecah, begitu lembut dan penuh kehati-hatian.
"Ibu! ayolah, ini bukan hal besar. Hanya beberapa sayuran busuk dan telur." Sergahku mencoba untuk membuatnya merasa lebih baik namun yang terjadi lebih mengerikan.
''hanya?! Kau bilang hanya sayuran busuk dan telur?! Jeon Jungkook baik sayuran dan telur busuk memiliki bakteri masing-masing jika telur itu mengenai matamu kau akan buta. Itulah yang kau maksud dengan hanya, huh?! KIM TAEHYUNGGGGGGGGGGGGG. . . "
Aku menghela nafas panjang. Aku tau ini akan terjadi setiap kali ibu mulai tidak tahan dengan sikapku yang penuh toleransi. Ibu akan pergi ke sisi ayah dan memberikan sedikit ancaman yang pas.
Ayahku datang dengan sepotong sandwich ditangannya. Dia terus mengunyah sambil berjalan dengan nyaman.
"Apa yang terjadi?" Tanya ayahku setelah melihat kondisiku.
"Hanya beberapa anak mencoba menjadi penegak hukum tanpa bekal konkrit. " Bukan aku, itu adalah paman Seokjin yang mengambil peran untuk menjelaskan.
Kulihat ayah mengernyitkan dahinya, dan hidung tertarik yang menolak aroma busuk dari tubuhku. "Dari mana mereka mendapatkan hal-hal ini(taehyung menunjuk telur dan sayuran busuk) apa tidak ada pemeriksaan sebelumnya, huh?! Aku akan melakukan protes pada Suga Hyung. . ."
"Ayah jangan konyol! Paman Suga tidak bertanggung jawab atas hal ini. Murid-murid memiliki cara mereka sendiri untuk mengelabuhi peraturan. . Hal semacam ini sudah biasa terjadi." Aku menghentikan ide konyol ayahku. Bagaimanapun Paman Suga sudah bekerja keras untuk membantuku hari ini. Jika ayah datang dengan keluhannya, aku tidak yakin memiliki wajah untuk sekedar menyapa mereka.
"Sudah. . . Sudah. . Jungkook sebaiknya kau cepat masuk ke kamar dan mandi. Bersihkan kekacauan ini. Ibu sudah tidak tahan." Kata ibuku menghentikan debat argumen antara aku dan ayahku.
Aku berlalu meninggalkan mereka dan pergi untuk menyegarkan diri. Sejujurnya aku juga sama tidak tahannya seperti ibuku hanya saja aku lebih pandai menahan segalanya.
Author POV
Kim seokjin berjalan beriringan dengan Dita dan Taehyung. Mereka menuntut penjelasan darinya.
"Tenanglah! Semuanya sudah berlalu. Suga datang membawa rekaman yang sudah dikumpulkan sebagai barang bukti. Dan dengan bijak hanya memberikan hal tersebut untuk orang tua Bae dan Lucas. . ."
"Apa?! Kenapa dia hanya menunjukan hal itu pada mereka? Ini tidak adil. Lihat apa yang dialami anakku karena masalah ini. Dan Hyung hanya menyimpan hal itu untuk mereka?" Protes Taehyung yang merasa tidak mendapatkan keadilan.
Seokjin mendengus, dia jengah dengan pola pikir Taehyung yang implusif.. "Tae pikirkan jika kau berada di posisi keluarga Bae. Memiliki anak gadis yang mendapatkan pelecehan. Apa kau ingin video putrimu ditonton oleh banyak orang huh?! Suga memiliki Denise dan dia begitu mencintai istrinya. Aku yakin Suga mempertimbangkan posisinya sebagai seorang ayah saat mengambil keputusan ini. Tolong mengertilah dan cobalah untuk menempatkan dirimu diposisi seorang Bae."
Taehyung mengatupkan bibirnya rapat setelah mendengar penjelasan dari Seokjin. Bagaimanapun apa yang dikatakannya tidak salah. Tentu hal semacam ini akan merugikan pihak gadis.
"Lantas bagaimana dengan Jungkook ku?" Bukan Taehyung namun kini giliran Dita yang bertanya.
"Kalian tenang saja. Besok Suga akan datang dan menyelesaikan permasalahan ini secara menyeluruh." Jawab Seokjin sambil berlalu kedapur Mension Kim berburu makanan seadanya.
"Bagaimana Suga Hyung mendapatkan video itu?" Tanya Taehyung lagi.
"Eoh itu bukan miliknya. Murid-murid Denise yang menyabotase cctv milik hotel dimana mereka berada. Jadi rekaman gila itu, Denise lah yang memberikannya pada Suga." Jelas Seokjin tanpa melihat ekspresi penuh syukur dari pasangan Kim.
Sementara itu, Jungkook yang berniat meminta lilin Aroma terapi milik ibunya secara tidak sengaja mendengar hal itu.
Jungkook segera berlari ke kamar mandi dan menyembunyikan dirinya di dalam bak mandi. Tubuhnya bergerak seperti cacing yang tersiram garam, membuat air dalam bak meluber keluar. Jantung Jungkook berdebar semakin cepat setiap kali dia mengingat Denise di dalam pikirannya dan ya sekali lagi dia ingin mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Denise. Sangat cinta. Tidak seperti perasaannya pada Irene, ini adalah perasaan yang kuat dan dipenuhi energi positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkook & Denise
Fanfiction"are you ok?" Jungkook tersenyum getir saat gadis asing datang untuk menolongnya. Jungkook mengulurkan tangan meraih tangan Denise. Jungkook menatap senyum Denise yang tidak pernah luntur "semua akan baik-baik saja. kau tidak buruk, suatu saat nant...