bagian 12

131 25 26
                                    

Denise pov.

"Oppa! Turunkan aku disini."

Aku memaksa hobi oppa untuk menurunkan ku di sungai Han. Dia terlihat keheranan. Rumah kami cukup jauh namun aku sudah memintanya untuk menurunkan ku sekarang.

"Ini terlalu jauh. . . . "

"Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar di sungai Han." Jelasku sebelum kakak ku bisa menangkap gelagat aneh ku.

Kakakku mengawasi sekitaran area sungai Han. Disana cukup sepi, hanya ada beberapa pasang orang yang tengah asik berkeliling menggunakan sepeda kayuhnya. "Oke. . . . Kita bisa pergi bersama."

"Antarkan dulu aku pulang. Aku harus menyelesaikan tugasku. . ." Ucap Jimin oppa memotong pembicaraan kami, yang sialnya aku sangat bersyukur atas itu.

"Oppa! Cukup beri aku beberapa jumlah uang, dan aku akan kembali dengan taxi. Kau bisa kembali dengan Jimin oppa." Aku berusaha bersikap senatural mungkin, agar kakak ku tidak curiga dan berakhir melarangku pergi seorang diri.

Dia mendesah pelan. " Baiklah! Tapi kau harus berjanji, tidak boleh pulang terlambat. Selalu memberi kabar padaku Jika kau ingin aku yang  menjemputmu."

Jujur aku merasa sikap kakakku  sangat konyol, dia selalu melihatku seperti balita yang bisa selip saat berjalan di jalan yang bahkan  datar.

"Aku tau, oppa! Aku akan menghubungimu begitu akan kembali." Kataku menenangkannya.

Aku bersiap untuk keluar dari mobil kakak ku.

"Kau melupakan sesuatu, Jin-shil?"
Suara kakak tertua ku kembali menghentikan ku. Aku menatapnya keheranan. Aku yakin tidak ada apapun yang tertinggal, lantas apa yang ku lupakan.

Tanganku terulur membongkar isi tasku dan memastikan segalanya masih ada pada tempatnya. Begitu semua telah ku pastikan, aku kembali menatap kakak ku. "Tidak ada yang tertinggal." Kataku dengan mantab.

Dan sial!

"Kau lupa mencium kakak mu yang baik ini, Jin-shil!" Sergahnya sembari menjulurkan kepalanya mendekat ke arahku.

"Oppa! Kita sudah cukup tua untuk hal semacam ini." Gerutu ku jengkel pada tingkah kekanakannya.

"Hyung! Cih, kau menjijikan." Jimin oppa berdecih, kurasa dia sama jengkelnya denganku, atau sekedar takut, jika hobi oppa akan memintanya untuk melakukan hal yang sama.

Hobi oppa membuat wajah jelek untuk mencela Jimin. "Aku tidak memintanya padamu. Lagipula apa salahnya mencium pipi kakak sendiri sebagai ucapan terimakasih, huh! Dan kau (menunjuk kearah Denise) saat kecil kau selalu menciumku. Bahkan selalu tidur diatas ranjangku. . . ."

"Stop!" Sial!  Ini akan semakin panjang. Dengan enggan aku segera menciumnya, agar dia segera melepaskanku.

Setelah aku mencium hobi oppa, dia hanya mengangguk puas dan berkata " adik ku memang manis. (Mencubit pipi Denise) pergilah dan jangan pulang terlalu larut." Begitu kakak ku memberikan ijin untuk ku. Aku bergegas keluar dari mobil sebelum dia berulah kembali. Aku bahkan melupakan keberadaan Jimin, kakakku.

 Aku bahkan melupakan keberadaan Jimin, kakakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook & DeniseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang