bagian 11

91 26 17
                                    

Taehyung pov

Pagi-pagi sekali aku dibuat terkejut oleh berita tentang anakku yang meniduri gadis Bae. Aku terkejut sekaligus kecewa, mendengar hal tersebut. Namun aku sangat mengenal Jungkook ku. Dia bukan pria yang bisa melakukan hal bejat seperti itu. Jika memang itu akan terjadi, aku yakin Denise lah yang menjadi korban, bukan Irene.

Aku terus menanamkan kepercayaan pada diriku sendiri, anakku sangat baik dan manis, dia tidak akan melakukannya. setidaknya itu yang ku yakini,  sebelum aku melihat video yang beredar di forum sekolah.

Hatiku sangat hancur. Bukan karena skandalnya dengan Irene, tapi lebih ke sisi Denise. Aku tau, anakku begitu menyukainya, namun dengan adanya skandal ini, kecil kemungkinan baginya untuk dapat bersama Denise, terutama jika dia benar-benar bersalah.

Aku berjalan dengan pelan, pikiranku kacau. Langkah ku terasa berat untuk sekedar berjalan kembali kerumah. Karena aku yakin istriku pasti sudah sangat khawatir dan juga panik. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan pada istriku. Bagaimana dia akan menerima kenyataan pahit ini, sebagai seorang ibu.

Aku sudah berada di ambang pintu rumah yang terbuka. Dan benar saja apa yang aku pikirkan, Dita sangat khawatir dan panik. Hal itu terbukti dari dia yang berjalan mondar-mandir mengelilingi ruang utama kami.

"Aku kembali." Ucapku terlampau pelan.

Aku melihat keterkejutan diwajah istriku.

"Syukurlah, kau kembali. Dimana Jungkook? Bagaimana kondisinya? Apa dia tidak akan kembali, hm? Kenapa kau membiarkannya sendirian? Disaat seperti ini, kehadiran kita disisinya adalah yang terpenting, sayang. Kenapa kau begitu ceroboh. Bagaimana jika dia bertindak terlalu impulsif, huh?!"

Dita menyerang ku dengan serentetan pertanyaan yang membuat kepalaku berdenyut sakit.

"Sayangggg. . . Tolong, beri aku sedikit waktu untuk sekedar mengambil nafas. Aku tau kau khawatir dengan anak kita, aku juga sama. Tapi kau berfikir terlalu jauh, sayang." Sergah ku pelan.

"Berfikir terlalu, kau bilang?! Tae, anak kita dalam masalah besar, dan menentukan masa depannya. Bagaimana bisa, kau memintaku untuk tidak khawatir, hm? Dia anak ku satu-satunya, Tae. Jika kau lupa."

Eoh tolong, jangan kau pikir aku tidak tau tentang fakta tersebut, sayang. Tae juga anak, jika kau lupa.

Aku menggerutu dalam hati ku. Tidak mungkin aku akan mengungkapkan nya pada Dita, itu hanya akan memperburuk keadaan. Aku mendesah pelan. Pagi ini begitu berat bagiku. Kurasa juga berat baginya dan anakku.

"Forum sekolah, digemparkan dengan video Irene dan juga Jungkook. Tidak ada yang tidak mengetahui hal ini, termasuk keluarga Suga hyung. Aku jadi semakin khawatir, kurasa keluarga kami benar-benar tidak dapat berbesan dengan keluarga Suga hyung."

Dita memejamkan matanya. Dia nyaris ambruk setelah mendengarkan penuturan ku. Tentu hal itu akan terjadi. Dita begitu menyukai keluarga min, Terutama pada Denise dan Jinny. Menggabungkan keluarga kami adalah mimpi Dita dan Jinny yang terbesar. Tentu hal semacam ini akan sangat mengguncangnya.

Aku berjalan mendekat ke arahnya. Digandeng tangannya dan ku tuntun agar dia segera duduk di sofa. Aku berdecih sebal. "Lihatlah! Kau menjadi buruk begitu mendengar berita ini. Tolong! Jaga kesehatanmu, jangan berfikir terlalu banyak. Aku dan seokjin Hyung akan mendiskusikan segalanya dengan keluarga Bae, besok. Dan semua keputusan akan kita dapatkan finalnya begitu mencapai kesepakatan."

Dita memijit pelipisnya, kurasa dia begitu terpukul harus melepaskan mimpinya begitu saja. Dan memikirkan masa depan Jungkook yang akan kacau untuk kedepannya.

"Ayo, aku akan mengantarmu kembali ke kamar. Istirahatlah... Aku berjanji akan segera mencari Jungkook dan membawanya kembali." Begitu dia mendengar janjiku, Dita membenamkan kepalanya ke dalam dadaku.

Jungkook & DeniseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang