Jungkook menggeledah isi di dalam kulkas, mencari minuman yang sudah menjadi favoritnya.
Jungkook tidak dapat menemukan minuman yang dia simpan didalam kulkas terakhir kali sebelum kembali ke apartemen. Jungkook berjalan meninggalkan dapur dan menghampiri ibunya.
"Ibu, aku kehilangan semua persediaan susu pisang ku. ."
Dita yang tengah sibuk melakukan panggilan pada Jinny, menghentikan sejenak dan beralih pada Jungkook. " Sudah cukup lama kau tidak kembali, sayang. Ayahmu begitu merindukanmu. Setiap kali dia merindukanmu, ayahmu pasti akan meminum, minuman kesukaanmu. Ambil uang di dalam dompet ibu, pergilah dan beli beberapa untuk persediaan." Ujar dita menyarankan pada anaknya yang mulai merajuk.
Jengkel, tentu! Ayahnya sudah cukup tua untuk minuman itu dan dia tetap menenggaknya tanpa rasa malu.
Jungkook mengambil uang seperti yang di arahkan Dita, ibunya. Dengan Hoodie hitam dan masker hitam menutupi sebagian wajahnya, Jungkook pergi meninggalkan Mension Kim menuju minimarket yang tidak jauh dari mensionnya.
Sesampai di minimarket, Jungkook menggiring dirinya menuju rak tempat susu pisang tertata rapi. Dia mengambil cukup banyak kotak susu pisang dan segera pergi ke kasir untuk menyelesaikan transaksi.
Jungkook adalah pelanggan setia di minimarket tersebut. Dia membawa sejumlah uang sesuai dengan harga dan jumlah susu pisang yang dia ambil. Benar- benar sesuai tidak kurang maupun lebih.
Setelah Jungkook menyelesaikan transaksi, Jungkook siap meninggalkan minimarket. Namun langkah Jungkook terhenti saat pendengarannya menangkap suara seorang wanita paruh baya bersama seorang anak, tengah bernegosiasi dengan pegawai kasir. Dari apa yang Jungkook dengar, wanita paruh baya ingin membelikan cucunya sesuatu, namun uang yang dimilikinya tidak cukup dan dia berusaha membujuk cucunya untuk bersabar.
Wanita paruh baya yang begitu rapuh. Jungkook berfikir bahwa wanita tersebut adalah seorang tuna wisma. Dia dan cucunya terlalu lama menggelandang diluaran dan sedang dalam kondisi kelaparan. Jungkook meruntuki sikap disiplinnya yang terasa konyol. Seharusnya dia membawa lebih banyak uang agar dapat membantunya. Namun dia sudah kehilangan uangnya, dan hanya ada beberapa kotak susu pisang yang diyakini tidak akan mampu meredam rasa lapar mereka.
Jungkook terus menatap kedua orang tersebut. Ingin sekali Jungkook menghampiri dan menyerahkan beberapa kotak susu yang telah ia beli. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti saat seseorang datang menghampiri wanita paruh baya tersebut.
"Hello gadis kecil!" Sapa seseorang yang Jungkook yakini pernah mendengar suara khas miliknya.
Jungkook mengernyitkan keningnya. Dan menatap lekat gadis itu penuh curiga.
Wanita paruh baya mengangguk, menanggapi sapaan gadis tersebut.
"Siapa nama anda?" Tanyanya lagi.
"Saya Ming fan, nona." Jawabnya singkat dengan senyum tercetak diwajah keriputnya.
"Dimana kalian tinggal?" Tanya gadis itu lagi.
Wanita paruh baya menatap cucunya sejenak. Dan menatap gadis itu kemudian. "Kami tinggal dimanapun kami bisa."
"Apa kalian belum makan?" Tanyanya lagi.
Guratan rasa malu mulai muncul diwajah wanita paruh baya dan dia menggeleng pelan.
"Ambil apapun yang ibu inginkan, dan juga kau ( menatap gadis kecil yang bersembunyi dibalik tubuh wanita paruh baya.) Ambil apapun yang kau inginkan. Camilan, susu dan semua yang kau mau, biarkan kakak cantik ini mentraktir mu." Ujar Denise dengan gaya centilnya.
Bibi ming fan berusaha menolak namun Denise tidak kehabisan akalnya. "Bibi fan, aku ingin meminta bantuan padamu. Anggap semua yang kau ambil adalah upah untuk pekerjaanmu. . . "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkook & Denise
Fanfiction"are you ok?" Jungkook tersenyum getir saat gadis asing datang untuk menolongnya. Jungkook mengulurkan tangan meraih tangan Denise. Jungkook menatap senyum Denise yang tidak pernah luntur "semua akan baik-baik saja. kau tidak buruk, suatu saat nant...