Happy reading 🥰
Maaf aku tak bisa mencegah ajalmu'. Kata² yang terus terbayang di benak Vanka.
*****
Satu jam kemudian....Jenazah Bento pun langsung dibawa ke pemanakaman dengan gemuruh isak tangis yang keluar dari keluarga, kerabat, serta teman² beliau, suara ambulance berdenging sepanjang jalan. Almarhum sudah di mandikan serta dikafani langsung di rumah sakit, sehingga bisa langsung dimakamkan.
Vanka,Rere,Dara, Aurel serta teman² lainnya tak luput dari pandangan. Isak tangis tak bisa dibendung. Siapa yang tak berduka atas kepergian sang pencair suasana disaat tenggang.
"Tenang disanan kawan, jangan khawatir, sewaktu-waktu mungkin aku akan menyusul mu..". Ucap batin Vanka menangis pilu.
Ibu Bento masih tak terima, disaat semua orang telah meninggalkan pemakaman. Beliau masih memeluk nisan sang anak. Sang ayah yang berusaha ikhlas menenangkan sang istri untuk tak terus²an menangisi beliau.
"Teh Vanka, kasian ya a Bento. padahal masih muda, masa depannya masih panjang, tapi takdir berkata lain". Ucap Aurel berjalan sejajar dengan Vanka. Dengan baju serasi serba hitam.
Mengangguk kecil wajah lelah semalaman terjaga, mata sipit memerah bekas tangisan. Siapa yang mengatur ajal?, Jikalau memang waktunya tak ada yang bisa mencekal.
Mereka berdua berjalan menuju motor yang terparkir di depan. Vanka memberikan helm biru Aurel untuk dipasang.
*******
Diperjalanan pulang....
Seperti biasa Vanka yang menyetir motornya. dikarenakan Aurel tak memiliki kemampuan berkendara, apalagi motor.
Ditengah-tengah perjalanan terdapat polisi tidur di depan mereka. Vanka yang masih melamun sepulang dari pemakaman tak menyadari keberadaan polisi tidur di depan nya. Mereka pun terjatuh dan siku kiri Aurel mengeluarkan darah.
"Awww" teriak Aurel merengek kesakitan.
"Astaga Aurel maafin teteh". Ucap Vanka mengerutkan keningnya tanda panik.
"Teteh gimana sih kok bisa gak liat ada polisi tidur di depan!!". Lanjut Aurel yang masih merengek kesakitan bercampur kesal.
"Maaf² yaudah kita pulang sekarang, kita obatin luka kamu". Balas Vanka menyentuh siku Aurel yang berdarah dengan wajah panik campur merasa bersalah.
Vanka pun menggendong tangan kanan Aurel untuk naik kembali ke atas motor.
"Teh tunggu, liat celana jeans teteh sobek!".
Seru aurel wajah khawatir sambil menunjuk luka Vanka di bagian lutut."Oh iya, gapapa kok gak sakit". Tersenyum kecil menutupi rasa sakit nya agar Aurel tak merasa khawatir.
*****
Mereka pun sampai di rumah....Vanka kembali menggendong tangan Aurel sampai di depan kursi ruang tamu. Walaupun kaki nya masih terasa sakit. Sebegitu perhatiannya Vanka pada aurel.....
"Bentar teteh ambil kotak P3K nya dulu di dapur!". Seru Vanka menenangkan Aurel yang merengek kesakitan.
Vanka pun mengambilkan kotak P3K di dapur tepatnya di samping kulkas. Ia mengambil Betadine dan kapas serta perban untuk membungkus luka Aurel.
"Nih kamu jangan banyak bergerak ya biar luka nya cepet kering!". Titah Vanka sambil meneteskan sedikit Betadine lalu membungkusnya dengan kapas dan perban.
"Teh tunggu". Memegang tangan Vanka dengan lembut.
"Teteh juga perlu di obatin!". Sambil melap luka Vanka dengan kapas lalu meneteskan sedikit Betadine dan membungkusnya, seperti halnya dilakukan Vanka padanya. Mereka sepasang kakak beradik yang serasi bukan?,
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanrejio (Ganti Judul)
Teen Fiction"Gue boleh minta sesuatu gak sama Lo?, 'Yang terakhir suer'. "Apa?" "Gue pengen Lo bahagiain Aurel!". -Zovanka Zovanka kirania atau biasa disebut Vanka. Adalah seorang ketua geng liar dan pidana sekolah. Ia memiliki seorang adik...