24-maaf batal.

7 2 0
                                    

Happy reading 🥰

Vanka membalas pesan dari Jio dengan raut wajah senyum² sendiri. Suka tapi gengsi deh kaya nya.

*******
Akhirnya pukul 8 malam pun tiba...
Vanka bersiap-siap untuk berangkat ke cafe yang lokasinya tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tak seperti biasa, Vanka yang biasa nya memakai baju seadanya, senyamannya,dan sekeinginannya. Sekarang malah memakai dress putih dengan rok dibawah lutut, tak lupa lengkap dengan pernak pernik aksesoris yang membuat dirinya terlihat anggun.

Aurel yang melihat Vanka telihat berbeda dari biasanya, merasa bingung dan aneh 'kok bisa teh Vanka pake ootd kaya gitu'. Pertanyaan yang terngiang di benak Aurel.

"Teteh!". Seru Aurel dari balik pintu.

Vanka pun menengok ke belakang.

"Aku boleh masuk kan?". Tanya Aurel.

Vanka mengganguk kecil tanda memperbolehkan Aurel masuk.

"Teteh tara biasana nganggo dress!, Pangling ih. Teteh Bade kamana?". Tanya Aurel dengan raut wajah terpukau.

"Ngewa nya?". Tanya Vanka mengerutkan keningnya.

"Aluss ih, teteh manggih eta dress timana?".

"Ti lomari ema, Siga na dress ema baheula". Jawab Vanka sambil berkaca kaca di cermin yang berada di depannya.

"Terus teteh pake baju eta mau ke mana?". Tanya Aurel penasaran.

"Enggak cuma nyobain doang". Dengan wajah menutupi rasa bohong yang sebenarnya akan pergi ke luar bersama laki² yang di taksir adiknya.

"Oh yaudah kalo gitu". Sambil meninggalkan nya dan pergi ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi.

"Kamu mau kemana Aurel?". Tanya Vanka.

"Aku mau nyeduh kopi, biar relaks gitu". Tersenyum kecil.

"Malem²?".

"Iya hehe".

"Bye teh". Sambil melambaikan tangannya.

"Eh Aurel kamu mau begadang ya?, Jangan ah jangan kopi coklat anget aja!". Teriak Vanka dari dalam kamarnya.

"Oh iya ya, yaudah cokelat aja deh, teteh mau?". Tanya Aurel berteriak dari dapur.

"Gak ah kamu aja!".

"Oh ya udah".

'Kring kring kring' suara dering telepon dari ponsel Aurel yang tertinggal di kamar nya.

"Siapa nih?, Aurel ada yang telpon nih!". Teriak Vanka dari kamarnya.

"Aurel!!!". Teriak Vanka yang ke dua kalinya tetap tak terdengar oleh nya.

"Yaudah teteh angkat ya!". Lanjut Vanka.

Vanka pun mengambil ponsel Aurel yang terletak di kasur.

Terdengar suara laki² dari ponsel Aurel."Halloo Aurel, ini aku Reza, aku dapet nomer telpon kamu dari Sasa temen sebangku kamu, maaf ya aku ganggu malem²".

"Reza?, Tu anak gak ada bosen² nya ya ganggu adek gue!!". Ucap batin Vanka geram.

Belum sempat berbalas sepatah kata pun, terjeda teriakan yang berasal dari dapur, yang membuat Vanka terkejut.

"Aaaaa". Teriak Aurel dari dapur yang terdengar kesakitan.

Vanka pun bergegas menuju dapur, sambil membawa ponsel yang masih terhubung dengan Reza.

"Astaghfirullahalazim, Aurel kamu kenapa?". Tanya Vanka panik.

"Tangan aku ketumpahan air panas kak". Sambil merengek kesakitan menegang tangan kanan yang mulai melepuh.

"Astaga". Sambil menarik tangan Aurel lalu menjulurkannya pada keran wastafel untuk mendinginkan kulit Aurel yang melepuh sebagai pertolongan pertama.

"Hallo,hallo Aurel kamu gak papa kan?". Suara Reza masih terdengar dari ponsel Aurel.

Vanka pun mematikan telpon Reza yang mengusik telinga.

"Eess,aww, perih teh". Rengekan Aurel masih terdengar.

"Iya sabar, ini juga lagi di dinginin!, Makanya kalo mau nyeduh apapun itu yang pake air panas tuh hati-hati!!, Masa kamu masih ceroboh sih!!". Omel Vanka dengan wajah khawatir campur emosi.

"Iya maaf, namanya juga kecelakaan, siapa yang tahu". Ucap Aurel dengan wajah sedih.

"Yaudah teteh pakein salep, duduk dulu dkkursi pegel!". Titah Vanka.

"Iya". Sambil meninggalkan Vanka dan duduk di kursi ruang tamu.

Vanka pun mengambil salep yang terletak di samping kitchen set.

"Nih, teteh pakein salep ya, besok gak usah sekolah dulu!, Kamu izin aja sama wali kelas kamu!". Titah Vanka sambil mengoleskan salep nya ke luka bakar Aurel.

"Kok izin sih teh?, Gapapa aku sekolah aja, mungkin besok udah baikan". Ucap Aurel meyakinkan sang kakak.

"Gak bisa!, Kamu harus istirahat!". Tegas Vanka dengan nada rendah.

Aurel merasa terharu dengan sikap siaga nya sang kakak yang selalu ada untuk nya. Ia tersenyum menatap wajah Vanka.

"Eh, tadi Reza nelpon kamu!". Ucap Vanka.

"Reza?, Loh aku gak punya nomer nya kok!". Balas Aurel mengerutkan keningnya.

"Dia dapet nomer kamu dari Sasa!". Lanjut Vanka menjelaskan.

"Ishh, gak sopan banget sih Sasa, ngasih nomer telpon aku gak pake izin!". Ucap Aurel kesal.

"Terus dia ngomong gimana ke teteh?". Tanya Aurel dengan wajah yang masih kesal.

"Halloo Aurel, ini aku Reza, aku dapet nomer telpon kamu dari Sasa temen sebangku kamu, maaf ya aku ganggu malem²". Ucap Vanka mengulang kata² Reza dengan nada mengejek.

"Hahaha, nada teteh ngomong lucu:v". Wajah Aurel yang tadinya kesal berubah tertawa lepas.

"Eh iya, gue kan punya janji sama Jio, dia nungguin gak yah?, Mana udah jam sembilan lagi". Ucap batin Vanka melamun.

Thank you readers 🥰

Vanrejio (Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang