*Kalau ada tokoh/ nama yang belum diganti atau yang bikin kalian bingung bisa komen ya^^
Pangeran Hyunjin tidak terkejut ketika mendapati seorang Dayang masuk ke Pavilliun bahkan kamarnya tanpa ijin. Dia membuka pintunya dengan tenang, tidak ada rasa takut sedikitpun dan memandang Pangeran Hyunjin dengan ekspresi kesombongan yang terlihat.
Sesaat, Pangeran Hyunjin hanya menghela nafas. Dan bertanya apa yang di lakukan Dayang itu di kamar dan Pavilliunnya? Namun, bukannya menjawab pertanyaan, Dayang itu justru tertawa, tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam sang Pangeran.
"Aku juga ingin tidur di kamar seperti ini." Ucapnya.
Pangeran Hyunjin memutar kedua bola matanya Jengah. Berusaha tidak peduli dengan keberadaan Dayang tersebut di sekitarnya.
Jujur saja, Pangeran Hyunjin tidak sepenuhnya suka dengan keberadaan Dayang itu baik disekitarnya ataupun Istana. Satu-satunya alasan hinga saat ini Pangeran Hyunjin belum melakukan apapun kepada Dayang lancang seperti Dayang di hadapannya, semua itu hanya karena rasa kasihan dan bersalah.
Kapanpun, Pangeran Hyunjin bisa saja menyuruh siapapun untuk menyerang dan membunuh Dayang yang terus mengganggunya itu, tetapi Pangeran Hyunjin cukup malas melakukan hal seperti itu meski Dayang itu telah menjadi krikil besar dalam kehidupannya.
Jika mengingat awal mereka bertemu. Pangeran Hyunjin sungguh menyesal telah menemui Dayang itu dan mencarinya. Saat itu ia di penuhi dengan emosi tidak terkendali, sehingga tidak dapat berpikir jernih dan membiarkan pikiran jahat berkembang di dalam dirinya. Pada awalnya semua berjalan dengan lancar. Misi balas dendam yang Pangeran Hyunjin rencanakan, berjalan sesuai keinginannya. Tetapi, meski semua berjalan sesuai keinginan, Pangeran Hyunjin tetap merasa gelisah, kesepian dan tidak tenang.
Beliau banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir saat itu. Bertanya kepada dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan olehnya. Kekuasaan-kah? Tahta? Atau hanya sebuah pengakuan dari sang Nenek yang bahkan berniat membunuhnya sejak dirinya masih sangat kecil.
Pikirannya berkecamuk. Sebagian memintanya untuk berhenti, dan sebagian lainnya memintanya untuk bertahan dan melanjutkan rencananya bersama Dayang itu. Hingga pada akhirnya, malam itu Pangeran Hyunjin pergi ke Pavilliun Ibu Suri untuk memastikan sesuatu. Memastikan tentang apa yang akan lebih dia pilih diantara kasih sayang dan dendam. Dan sambutan hangat serta pelukkan hangat Ibu Suri, menyadarkannya dan membawanya kembali kejalan yang seharunya ia ikuti sejak awal.
Namun ternyata, untuk menghentikan dendam yang telah berjalan, tidak semudah yang ia pikirkan. Saat Pangeran Hyunjin meminta untuk berhenti, Dayang itu justru menolak dengan keras dan marah. Bersama temannya, Dayang itu tetap berniat menjalankan rencana mereka sejak awal dan membayar beberapa orang asing untuk mencelakai sang Calon Ratu.
Pangeran Hyunjin sudah coba mencegah, tetapi Dayang itu tetap bersikeras dan berkata, "kau memberikanku harapan saat kau datang menemuiku untuk merencanakan serangan balas dendam. Dan sekarang kau ingin mundur? Kau memang pengecut. Kau bilang kau akan mendapatkan hakku di Istana!"
Pangeran Hyunjin tidak bisa berkata apa-apa saat itu. Yah semua yang terjadi memang bermula dari hasutannya, tetapi ia juga tidak menyangka jika dendam yang bersarang di dalam diri Dayang itu semakin besar hingga tidak mampu ia hentikan.
Sedikit banyak Pangeran Hyunjin mengerti kondisi Dayang itu. Dahulu, Ibu-nya adalah seorang Dayang terhormat di Istana. Hingga suatu kejadian, beliau harus terusir dari Istana karena ketidak sukaan Yang Mulia Raja.
Jika di lihat kembali, tidak ada yang salah dengan masa lalu. Hubungan mendiang Yang Mulia Raja dengan Dayang Seo terjalin karena situasi mendesak yang mendukung bagi keduanya. Tidak ada cinta diantara mereka karena cinta mendiang Yang Mulia Raja hanyalah untuk Selir Bae. Sedangkan Dayang Seo hanya bisa menerima tanpa bisa menolak karena statsunya yang hanya seorang Dayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal (Nomin Remake)
FanfictionRemake story by @escoutemoi on Wattpad Na Jaemin adalah seorang pemberontak dari desa terisolasi Bucheon. Lee Jeno adalah seorang Raja kesepian. Perbedaan kedudukan, dan ramalan menggariskan mereka bertemu dalam suatu lingkaran takdir. ❗ BxB