*Kalau ada tokoh/ nama yang belum diganti atau yang bikin kalian bingung bisa komen ya^^
Sebagai seorang Raja, Jeno dituntut untuk bersikap adil dan bijak.
Keputusan hukuman yang di berikannya kepada Pangeran Hyunjin dan Selir Bae, membuat banyak Bangsawa hingga para Mentri merasa keberatan. Menurut mereka, Pangeran Hyunjin dan Selir Bae pantas mendapatkan hukuman yang lebih dari sekedar pengasingan. Mereka juga mencemaskan rencana balas dendam yang kapan saja bisa di lakukan oleh pihak Selir Bae.
Tidak ingin perdebatan ini berlarut-larut, Jeno menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah keputusannya apapun yang terjadi, dan meminta mereka untuk menghargai keputusannya sebagai seorang Raja.
Sementara saat sidang terus berjalan, Pangeran Hyunjin yang telah keluar dari tahanan dan tengah bersiap untuk meninggalkan Istana bersama dengan Selir Bae, sengaja menunggu Jeno di luar aula Istana karena para penjaga melarang nya masuk kedalam.
Akan larangan itu, tentu saja Pangeran Hyunjin merasa sedih. Ia bahkan belum mengeluarkan kaki dari Istana, tetapi para petugas Isatana telah memperlakukannya seperti rakyat biasa. Namun kesedihannya itu segera ia abaikan ketika mengingat Jeno. Ada banyak yang ingin ia katakan kepada Jeno, tetapi sepertinya ia hanya akan mampu mengatakan maaf dan terimakasih atas kesempatan yang telah di berikan kepadanya.
"Maaf Pangeran, Yang Mulia menolak untuk bertemu."
Minhyung melihatnya saat akan masuk menemui Jeno. Dia bertanya kepada penjaga dengan berbisik tentang keberadaan Pangeran Hyunjin di luar aula Istana, dan Penjaga menjelaskan jika Pangeran Hyunjin menunggu sang Raja dan meminta waktu untuk bertemu.
Merasa kasihan, Minhyung membantu memberi tahu kepada Jeno tentang keberadaan Pangeran Hyunjin di luar aula Istana. Minhyung menjelaskan jika Pangeran Hyunjin telah berjam-jam berdiri di luar sana dengan suhu udara yang sangat dingin. Tetapi Jeno hanya diam, tidak memberikan respon berarti selain kata "tidak" pada akhirnya.
Minhyung ingin membujuk lagi, tapi di urungkan karena ia rasa Raja nya sudah banyak menderita selama ini, dan akan semakin menderita jika bertemu Pangeran Hyunjin. Minhyung pun merasa jika Jeno mungkin saja sebenarnya tidak akan sanggup melihat kepergian Pangeran Hyunjin.
Pada akhirnya, Pangeran Hyunjin kembali ke Pavilliunnya dengan perasaan kecewa. Ia berusaha mengerti mengapa Jeno tidak ingin menemuinya, dan menyadarkan dirinya bahwa keputusan yang Jeno ambil untuk hukumannya adalah sebuah bentuk ke murahan hati Jeno kepada orang yang selalu mengambil kebahagiannya sejak kecil.
Jeno bahkan memberi mereka tempat tinggal dan kehidupan layak nanti nya, meski itu karena Minkyung yang masih bagian dari Kerajaan.
Pangeran Hyunjin hanya berharap, esok setelah ia, Ibu dan Minkyung pergi dari Istana, keadaan Istana akan baik-baik saja, dan mereka semua bisa hidup tenang tanpa ada lagi dendam, serta keirian yang menyelimuti Istana seperti sebelum-sebelumnya.
...
Haechan yang telah sadar dan melewati masa krisis nya membuat Jaemin sangat bahagia.
Pagi-pagi sekali, ia di kejutkan oleh kedatangan Haechan di Pavilliunnya. Sahabat yang sudah seperti Kakak kandung nya sendiri itu, menampilkan senyum yang tanpa beban ketika Jaemin baru saja kembali sehabis mandi dan merias diri.
Tanpa pikir panjang, dan tanpa mementingkan status nya kini, Jaemin berlari menghambur Haechan dan memeluk Haechan dengan erat. Ia menangis sejadinya di dalam pelukkan Haechan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak terdengar jelas, tetapi Haechan bisa memastikan bahwa Jaemin sangat bahagia bisa kembali bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal (Nomin Remake)
FanfictionRemake story by @escoutemoi on Wattpad Na Jaemin adalah seorang pemberontak dari desa terisolasi Bucheon. Lee Jeno adalah seorang Raja kesepian. Perbedaan kedudukan, dan ramalan menggariskan mereka bertemu dalam suatu lingkaran takdir. ❗ BxB