*Noted : Jika ada typo dan nama karakter belum diubah bisa dikomen ya^^Jaemin merenung, berpikir sendiri dengan kemelut kecurigaannya kepada Lee Jeno, dan kawan-kawannya. Ia tidak bisa menghadapi ini semua sendirian, tapi ia juga tidak bisa bercerita pada yang lainnya. Ia tidak ingin kembali diam dan bersembunyi di saat yang lain berkorban untuk Desa, dirinya dan Chenle. Ia ingin hidup tenang, melindungi Chenle si yatim piatu yang sudah seperti adik baginya.
Hatinya selalu curiga dan mengatakan jika Lee Jeno dan kawan-kawannya adalah bagian dari para prajurit istana itu. Mereka datang dan menyamar sebagai pedagang, pastilah untuk memata-matainya dan yang lain. Jika sampai itu benar terjadi, tangannya sendirilah yang akan memutuskan urat nadi Lee Jeno.
"Tuan cantik?"
Panjang umur. Si idiot salah satu kawan Lee Jeno berdiri di hadapannya. Dia memanggilnya Tuan Cantik yang terasa lebih baik dari panggilan 'Nona'.
"Apa yang kau lakukan malam hari disini?" Tanya nya.
Dia menyimpan pisau kecil di sela jubahnya. Dan tersenyum dengan ramah menatapnya.
"Siapa namamu?" Tanya Jaemin.
Dia tertawa bodoh "Lee Minhyung, Tuan cantik"
Jaemin mengangguk pelan dan kembali diam. Ia sibuk memperhatikan Minhyung dengan mata indahnya.
Lee Minhyung sangat periang dan ramah. Tidak terlihat sisi bajingan dari wajahnya seperti para prajurit yang sering datang kesini.
Pikirannya kembali goyah. Dan menjadi kurang yakin tentang identitas Lee Jeno dan kawan-kawannya saat ia kembali mengingat kebaikan mereka semua ketika berada di desa ini.
Tapi... setempel kerajaan itu, apa maksudnya? Dari mana mereka mendapatkan surat ber-setemple kerajaan itu?
"Kenapa memperhatikan ku? Apakah aku salah?" Tanya Minhyung ragu.
Jaemin menggeleng pelan dan berbalik arah meninggalkan Minhyung. Ia ingin sendiri agar dapat berpikir lebih jernih untuk menebak siapa mereka sebenarnya.
"Tuan cantik, apakah kau selalu berjalan di lindungi sinar rembulan setiap malam hari?" Tanya Minhyung yang langsung menghentikan langkahnya.
Lelaki cantik itu berbalik. Menatap Minhyung lalu mengadah menatap sinar rembulan yang menyorotnya dengan jelas.
Sejak kecil memang selalu seperti itu. Ia dan yang lainnya bahkan tidak mengerti bagaimana sinar rembulan begitu suka menyorotnya ketika malam hari.
"Selalu dan setiap malam" jawabnya singkat.
Di lihatnya Minhyung tersenyum dan membungkuk hormat di hadapannya.
"Kenapa membungkuk seperti itu?" Tanya Jaemin heran.
"Aku baru saja keluar untuk mencari ranting. Senang rasanya bisa bertemu denganmu disini. Terimakasih karena kau telah tumbuh dengan baik" ucap Minhyung dan kini pergi meninggalkan Jaemin yang heran dalam kebingungannya.
Ia tidak mengerti maksud dari perkataan Minhyung. Kenapa dia harus berterimakasih untuk hal seperti itu?
Lelaki itu memang aneh. Setelah selalu memanggilnya dengan panggilan 'Nona' kini dia mengeluarkan kata-kata membingungkan.
"Dasar aneh"
...
Raja harusnya tidak menangis, tidak juga merasa buruk. Raja adalah manusia sempurna bagi seluruh rakyatnya. Tapi, Raja tetaplah manusia biasa. Dia bisa terluka saat tergores, bahkan menangis karena cinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal (Nomin Remake)
FanfictionRemake story by @escoutemoi on Wattpad Na Jaemin adalah seorang pemberontak dari desa terisolasi Bucheon. Lee Jeno adalah seorang Raja kesepian. Perbedaan kedudukan, dan ramalan menggariskan mereka bertemu dalam suatu lingkaran takdir. ❗ BxB