15

3.5K 513 46
                                        

*Kalau ada tokoh/ nama yang belum diganti atau yang bikin kalian bingung bisa komen ya^^



Dayang Seo, atau mungkin Chenle. Dia terlihat cemas setelah mendengar Jaehyun telah berhasil menangkap Hyunsuk.

Pangeran Hyunjin memang penghianat unggul. Dia tidak benar-benar menyiapkan pelarian Hyunsuk hingga si bodoh itu dengan mudah terjerat dalam jebakkan Jaehyun. Semua benar-benar telah kacau saat ini. Tidak mungkin juga ia pergi untuk menemui Hyunsuk dan membunuhnya di dalam sel tahanan. Jaehyun pasti mengerahkan semua pasukkannya untuk menjaga Hyunsuk.

Semua ini sungguh membuatnya pusing. Ia tidak boleh kalah sebelum bisa menghabisi Jaemin dan membuat Raja Lee menderita. Tetapi, apa yang bisa ia lakukan saat ini? Pangeran Hyunjin jelas tidak akan membantu. Selir Bae? Dia sedang tidak mempunyai taringnya akhir-akhir ini. Bagaimana bisa ia mengandalkan wanita tua itu.

Ambisi mereka juga berbeda. Selir Bae hanya menginginkan sebuah pengakuan, sedangkan dirinya menginginkan keadilan bagi Raja yang tidak layak di sebut Raja.

"Haruskah aku membunuhnya saja malam ini?" Sebuah jalan pintas terlintas dalam pikirannya.

Membunuh Jaemin nanti dan sekarang sama saja. Apalagi di saat seperti ini. Sedikit lambat ia mengambil tindakan, maka ia akan berahir tanpa hasil apapun dan mereka akan bahagia.

Itu tidak boleh terjadi. Mereka tidak boleh merasakan kebahagiaan.

Jaemin harus mati agar ia juga bisa mati dengan tenang dan dengan bangga menemui mendiang Ibu nya nanti.

Semua rasa sakit hatinya kepada Raja harus di bayar dengan hal yang pantas dan sepadan. Dan tidak ada yang lebih pantas untuk membayar penderitaannya selain nyawa Jaemin.

Maka dengan tekad yang bulat, Chenle segera pergi ke Pavilliun Jaemin. Ia harus memastikan kapan waktu yang tepat untuk melakukan semua itu. Ia juga harus memastikan Tabib Muda Lee yang menyebalkan itu tidak berada di samping Jaemin malam ini.

Hari ini, semua harus selesai. Tidak peduli bagaimana nasib Hyunsuk atau dirinya sendiri nanti. Jika Jaemin telah mati, ia pun akan menyusul dengan perasaan bahagia.

...

Jisung di kejutkan dengan kedatangan sang Raja ke Wilayahnya.

Beliau tidak banyak bicara, hanya langsung duduk dan meminta Jisung menunjukkan serpihan kulit yang pernah Jisung katakan berada di dekat jasad seseorang yang di duga Chenle.

Lama Jeno memperhatikan kulit itu. Ia mencurigai sesuatu setelah secara langsung melihat jasad yang di duga Chenle, namun belum berani mengungkapkannya karena ia sendiri pun berharap kecurigaannya tidak lah benar. Serpihan kulit ini pun tidak bisa di jadikan bukti kuat.

Di tengah konsentrasinya Jeno, Jisung menyinggung tentang Hyunsuk dan ide membawa Jaemin kehadapan Hyunsuk agar pria itu cepat membuka suara dan mereka menemukan titik terang dari semua masalah ini. Tetapi yang di dapatkannya justru respon tidak bersahabat dari Jeno dan tatapan penuh kilatan amarah di dalamnya.

Jika sang Raja telah memutuskan sesuatu, ia sebagai bawahan bisa apa selain menurut? Meski ke khawatiran sang Raja terdengar berlebihan, karena Jisung sendiri yakin jika Jaemin bukanlah orang selemah itu.

"Saya Mohon. Putera saya telah menghilang sejak beberapa hari lalu."

Suara ribut terdengar dari luar. Baik Jisung dan Jeno segera keluar untuk melihat kejadian tersebut. Disana ada seorang wanita paruh baya yang bersujud memohon pertolongan kepada Jisung karena puteranya menghilang sejak beberapa hari lalu.

Jisung coba menjelaskan secara baik-baik jika kasus orang hilang bukanlah wewenangnya sebagai seorang menteri, dan menyarankan agar wanita paruh baya itu meminta tolong kepada Hwarang Gil, atau Hwarang lainnya yang bertugas untuk Desanya. Tetapi wanita paruh baya itu tetap tidak mengerti. Dia semakin menangis tersedu dan bersujud dihadapan kaki Jisung. Jeno yang melihat hal itu, akhirnya menyuruh Jisung untuk membantu hingga puteranya di temukan.

Eternal (Nomin Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang