Vote dulu gengs:v Part panjangan dikit spesial buat kalian yang betah menyaksikan Keabsurd-an Milan dan Galang.
Love You Terbang-Terbang dari Milan, Si Cewe Bar-Bar Setubas😘😘😘
Menyandarkan tubuh di sandaran ranjang jadi hal ternyaman kala denyut tiba-tiba menghantam kepala. Efek demam dua hari ini benar-benar menimbulkan nyeri di sekujur tubuh. Beruntung panas di badan Milan sudah turun jika tidak alamat ia terkena step jilid dua. Gadis bobrok itu sangat berterimakasih pada Vera karena telah merawat serta merahasiakan penyakitnya. Damar seringkali berkata tidak akan tenang selama bekerja bila meninggalkan anak yang sedang sakit.
Perutnya pun telah kenyang-sekenyang-kenyangnya, sementara Galang dan teman-temannya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Tepat setelah permintaan absurd Milan kembali terdengar. Begitu setia kawannya mereka hingga berbondong-bondong pamit dan menyusul sang teman yang beralibi dicari sang pelatih.
Ah, sebenarnya Milan sendiri tidak percaya tapi lupakan saja. Kini ia justru teringat satu hal. Dengan cepat tangannya meraba nakas, mencari stiky note yang tergeletak di sana.
Helaan napas lagi-lagi terhembus. "Berarti setelah ini gue harus sering ketemu sama dia gitu?" Monolog Milan terasa berat melakukannya sebab tidak mudah mendekati cowok semacam Galang.
"Ya, gak papalah ketemu Galang terus. Siapa tahu jodoh kan?" Mendadak, pintu terbuka dan menampilkan Vera yang membawa sisa obatnya.
"No! Vano it's my mind."
"Ya, kita gak tahu kedepannya gimana. Bisa aja lo beralih dan move dari si Vano-Vano itu."
"Imposible. Satu kali duapuluh empat jam kepala gue selalu nge-set bayangan Vano. Gak bakal ada yang bisa gantiin imam masa depan gue itu, Ver," kekeuh Milan.
"Ya, terserah lo deh! Orang bucin memang susah berpindah ke lain hati."
Situasi hening sesaat. Vera yang melihat Milan mengerutkan dahi kontan membaca rencana demi rencana yang tertulis di sana.
"Gimana ya caranya biar gue gak dicueki kayak biasa? Galang si kepala batu mana mau ngeladeni kegilaaan gue," ucap Milan mengetuk-ngetuk bolpoin ke meja belajar yang sedang ia gunakan.
"Lagi mikirin apa sih? Serius banget?"
"Lagi mikirin siapa yang nyiptain teori bumi dan segala isinya," balas Milan sewot.
"Yaelah itu mah gampang. Teori si ...."
"Stop, Ver! Kepala gue udah kepenuhan nih dengan yang namanya teori antah berantah. Ditambah teori meluluhkan orang yang keras kepalanya melebihi batu karang."
"Maksud lo Galang?"
"Iyalah. Siapa lagi kalau bukan dia."
"Santai aja. Cukup lo pepet terus lama-lama juga luluh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Visual Cast [On Going]
Novela JuvenilSebagai seorang wattpaders sejati, mendapatkan banyak pembaca itu adalah hal yang paling diidam-idamkan oleh setiap penulis di dunia orange. Begitu juga yang dialami oleh Ayra Milantika saat ini. Siswi dari Sma Taruna Bangsa itu bahkan iri dengan pe...