Part 05

9.5K 262 4
                                    

Part 05

Sheina meletakkan pakaiannya di gantungan baju, sedangkan di sampingnya ada sebuah tempat untuk handuk. Sheina tahu itu, ia juga masih mengingatnya. Namun anehnya, tempat itu berisikan dua handuk dan salah satunya adalah handuk yang ia pakai dulu.

Melihat itu, Sheina merapatkan bibirnya lalu mengambil handuk itu dengan keraguan. Di dalam hati, ia bertanya-tanya kenapa Allucard juga masih menyimpan handuk miliknya dan bahkan diletakkan di tempatnya seolah-olah bisa dipakai kapan saja. Padahal kalau dipikir lagi, kedatangannya tidak ada yang tahu terlebih lagi lelaki itu. Apa selama ini Allucard benar-benar yakin ia akan kembali ke rumahnya? Entahlah, namun jujur saja Sheina merasa terharu dengan bibir tersenyum malu.

Sheina mulai membuka baju-bajunya, ia sudah bersiap mandi kali ini, sampai saat telinganya mendengar suara Allucard tengah menghubungi seseorang. Awalnya, Sheina tidak memedulikannya, ia bahkan ingin menyalakan air agar tak mendengarkan obrolan lelaki itu. Namun saat Sheina mendengar Allucard memanggil lawan bicaranya dengan sebutan Mama, di saat itu lah Sheina mulai gelisah.

"Halo, Ma."

"Kabarku baik kok, Ma. Aku telepon cuma mau kasih tahu sesuatu ke Mama."

Sheina mendelikkan matanya, ia memang tidak salah dengar sekarang, Allucard benar-benar sedang menghubungi mamanya. Dengan cepat, Sheina mengambil handuknya lalu memakai asal di tubuhnya. Kakinya berlari membuka pintu kamar mandi lalu menuju ke arah Allucard yang tengah menyenderkan punggung di ranjang. Tanpa mau permisi terlebih dahulu, Sheina langsung mengambil telepon lelaki itu.

"Aku mau kasih tahu ke Mama kalau aku sudah bertemu dengan She ...." Suara Allucard terhenti saat teleponnya sudah beralih di tangan Sheina yang tampak ngos-ngosan nafasnya. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Sheina langsung mematikan sambungan teleponnya dan Allucard tak lagi terhubung dengan mamanya.

"Sheina. Apa yang kamu lakukan?" Allucard menatap tak percaya ke arah Sheina, terlebih lagi saat melihat penampilannya yang hanya memakai handuk. Sedangkan ponselnya masih berada di tangan wanita itu, ekspresinya pun tampak serius.

"Jangan kasih tahu Mama kamu kalau sudah bertemu denganku, apalagi memberitahunya tentang keberadaan ku sekarang. Orang tua kamu enggak boleh tahu aku ada di mana, apalagi sampai mereka tahu aku ada di rumahmu," ujar Sheina serius, ekspresi wajah terlihat tidak ingin bercanda ataupun ingin mengada-ada.

"Tapi kenapa?"

"Aku enggak bisa memberitahu alasannya."

"Kamu ada masalah dengan orang tuaku? Kalau iya, sepertinya kamu cuma salah paham. Mamaku sangat ingin aku bertemu denganmu, hampir setiap aku menghubunginya, dia selalu menanyakan kamu. Tapi kenapa kamu malah melarang ku untuk memberitahu keberadaanmu?" Allucard tampak bingung, ia merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi antara Sheina dan orang tuanya.

"Aku minta maaf, tapi aku enggak bisa kasih tahu alasannya. Aku harap kamu bisa mengerti."

"Kalau aku enggak bisa mengerti, bagaimana?" tantang Allucard serius, ia ingin tahu apa yang akan Sheina lakukan.

"Aku akan pergi lagi, aku juga akan membatalkan permintaanku." Sheina menjawab tak kalah serius lalu memberikan ponsel Allucard pada empunya.

Allucard menerima ponselnya, ia menghembuskan nafas panjangnya untuk menenangkan perasaannya. Ia berhasil dibuat kacau dengan sikap Sheina sekarang, ia terus memikirkan dan menduga-duga apa yang ingin Sheina lakukan dan kenapa dia begitu menyembunyikan alasan dari semua tindakannya.

"Oke. Aku enggak akan tanya alasanmu apa, tapi aku harap suatu saat nanti kamu mau menceritakan semuanya. Kamu juga harus ingat, aku adalah lelaki yang bisa kamu percaya, jadi jangan berusaha menahan beban kamu sendirian." Allucard menjawab serius yang didiami oleh Sheina dengan air mata yang hampir tumpah.

Mantan Istri Meminta Nafkah Batin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang