Part 07
Allucard masuk ke dalam ruangannya, namun di sana justru sudah ada kedua temannya yang tengah duduk santai di sofanya. Melihat mereka berdua, hal pertama yang Allucard lakukan tentu saja menghela nafas, ia harus tetap bersikap tenang meskipun rasanya juga menyebalkan melihat wajah mereka berdua.
"Pagi-pagi kenapa kalian sudah ada di sini?" tanya Allucard sembari berjalan lalu duduk di sofa yang sama dengan mereka.
"Memangnya kenapa?" tanya Fathur tak habis pikir, yang berhasil mendapatkan tatapan jengah dari mata Allucard.
"Masih tanya lagi? Ya kalian kan harus kerja. Kalian itu pimpinan juga di perusahaan ini, kasih contoh yang baik lah ke karyawan lain." Allucard menyenderkan punggungnya di sofa.
"Lo aja enggak langsung kerja kok," sahut Aiden malas, namun tatapannya tertuju ke arah pintu seolah sedang menunggu sesuatu.
"Gue pemilik sekaligus pimpinan utama di sini, ya terserah gue lah mau kerja kapan." Allucard menjawab tak kalah malasnya, namun saat ia memerhatikan kedua temannya, ia merasa ada yang aneh dari mereka.
"Kenapa kalian terus-terusan lihat ke arah pintu? Memangnya ada apa di sana?"
"Sheina mana, Al?" tanya Fathur ke arah Allucard, sedangkan Aiden juga tampak penasaran di sampingnya.
"Astaga, jadi kalian ke sini cuma untuk menunggu Sheina?" tanya Allucard tak percaya, yang langsung diangguki oleh kedua temannya.
"Iya lah. Memangnya untuk apa lagi kita ke sini? Ya kali kita kangen sama lo?" sahut Fathur yang lagi-lagi mendapatkan tatapan jengah dari mata Allucard.
"Terserahlah," jawab Allucard malas, namun kedua temannya itu sepertinya masih merasa penasaran.
"Kok Lo enggak jawab sih? Sheinanya mana? Dia enggak ikut lo ke sini?" tanya Aiden kali ini, namun Allucard justru menghela nafas lalu menatap kedua temannya dengan keseriusan.
"Sheina lagi ada di kamar mandi sekarang, tapi gue mau minta tolong sesuatu ke kalian tentang dia, gue harap kalian mau ngertiin gue sekali lagi." Allucard berujar serius ke arah mereka, yang tampak tak yakin dengan permintaan temannya itu.
"Minta tolong apa?" tanya Fathur curiga kalau-kalau berhubungan dengan Sheina agar ia tidak mendekatinya.
"Kalian yang paling tahu bagaimana hancurnya gue saat Sheina pergi dan menceraikan gue dulu. Sekarang Sheina sudah kembali tapi sayangnya ada sesuatu yang dia inginkan dari gue, dia juga enggak berencana menetap karena setelah gue berhasil menuruti keinginan dia, dia mau pergi lagi." Allucard berujar kian serius yang juga ditanggapi sama oleh kedua temannya.
"Memangnya apa yang Sheina inginkan dari lo?" tanya Aiden penasaran begitupun dengan Fathur di sampingnya.
"Gue enggak bisa bilang, tapi yang pasti setelah keinginannya dipenuhi, Sheina akan pergi lagi. Gue minta tolong ke kalian untuk kasih gue solusi bagaimana caranya supaya Sheina tetap di sini? Karena jujur aja, gue enggak bisa kehilangan dia lagi." Allucard tampak frustrasi kali ini, sedangkan Aiden hanya terdiam memikirkannya, berbeda dengan Fathur yang tampak tak mengerti kenapa Allucard meminta solusi di saingannya sendiri.
"Lo serius minta solusi ke kita? Ke saingan lo sendiri? Tapi saran gue sih, lo segera turuti keinginan Sheina, dengan begitu dia akan meninggalkan lo lagi kan? Jadi gue bisa mendekati dia." Fathur menyunggingkan senyum percaya dirinya, namun justru mendapatkan tatapan tak percaya dari mata para sahabatnya.
"Gue tahu kalian suka sama Sheina sudah lama, tapi apa kalian enggak bisa membiarkan gue kembali sama dia? Gue cinta sama Sheina, mustahil gue sanggup dia dimiliki lelaki lain apalagi salah satu dari kalian." Allucard berujar memohon, ia benar-benar tidak ingin kehilangan Sheina lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Istri Meminta Nafkah Batin (TAMAT)
Romance"Kamu sudah berani kembali, itu artinya kamu enggak bisa berharap aku akan membiarkan kamu pergi lagi." Allucard. Empat tahun yang lalu, Sheina meninggalkan Allucard dengan surat perceraian di atas ranjang kamar. Namun entah bagaimana, tiba-tiba wan...