Part 13

5.4K 169 0
                                    

Part 13

Saat menyetir mobilnya, Allucard menghembuskan nafasnya beberapa kali, hatinya merasa tak tenang dan pikirannya kacau sekarang. Ia terus memikirkan masalah mantan sekretarisnya yang sudah bebas karena orang tuanya, sampai tanpa sadar ia sudah bersikap buruk pada Sheina.

Allucard memukul stir mobilnya beberapa kali, menyesali sikapnya yang cukup berlebihan, ia benar-benar merasa bodoh sekarang, ia harap Sheina tidak terlalu kecewa dengannya. Meski sebenarnya perasaan Allucard jauh lebih kecewa sekarang, sampai ia tidak tahu lagi harus bagaimana terlebih lagi menghadapi orang tuanya yang jelas-jelas sudah mengkhianatinya.

Sampai sekarang pun Allucard masih berpikir keras, apa yang salah darinya? Apa yang tidak ia lakukan untuk orang tuanya? Kenapa mereka tega menghancurkan hidup, cinta, dan karirnya. Mungkin pertanyaan- pertanyaan itu tidak akan terjawab sekarang, namun setelah Allucard berhasil menemukan Rania, ia yakin semuanya akan terbongkar termasuk alasan kenapa Sheina meninggalkannya.

Tak lama di perjalanan, akhirnya Allucard sampai di sebuah club malam, ia langsung memarkirkan mobilnya di mana Fathur dan Aiden sudah menunggunya tak jauh dari sana. Setelah selesai, Allucard turun dan menghampiri kedua temannya, namun ekspresinya masih sama seperti sebelumnya, kecewa dan ingin marah.

"Kok lo baru sampai sih?" tanya Fathur ke arah Allucard, sedangkan Aiden juga tampak menunggu jawabannya.

"Sorry. Pikiran gue benar-benar kacau sekarang, enggak mungkin kan kalau gue ngebut? Gue cuma cari aman aja." Allucard menjawab seadanya yang bisa dimengerti oleh kedua temannya.

"Bagaimana kalau kita tunggu Rania di sini?" tawar Aiden yang justru ditatap heran oleh Allucard.

"Kenapa? Bukannya kalian pernah lihat dia ada di dalam ya? Harusnya kan kita ke sana dan periksa tempat itu."

"Kita sudah ke dalam kok, kita juga sudah cari Rania di sana tapi sayangnya dia enggak ada. Mungkin dia belum datang, makanya kita tunggu dia di sini aja." Aiden menjawab lugas yang hanya Allucard angguki sembari menyenderkan tubuhnya di mobil milik temannya.

"Terserah lah, yang penting gue harus ketemu Rania, dia sudah bertindak jauh melewati batasannya. Saat gue tahu dia yang korupsi uang perusahaan, sebagai bos, gue sudah ngerasa direndahkan dengan tindakan dia. Apalagi dampak dari kelakuannya, Sheina sampai pergi dan menceraikan gue. Sekarang dengan enaknya dia bisa keluar dan menghirup udara bebas setelah empat tahun dipenjara, padahal seharusnya sepuluh tahun, hukuman itu pun enggak sesuai dengan apa yang sudah dia lakukan." Allucard menjawab serius, nada suaranya tampak geram dan penuh dendam.

"Gue bisa mengerti perasaan lo, tapi lo juga harus bisa mengontrol emosi lo saat bertemu wanita itu." Fathur berujar serius, ia hanya tidak mau Allucard mendapatkan masalah semacam menganiaya seorang wanita mungkin.

"Gue enggak tahu, tapi gue harap juga begitu." Allucard menjawab pasrah, karena jujur saja ia ingin sekali marah dan melampiaskan kekesalannya pada Rania, namun ia bisa saja mendapatkan masalah.

"Lo ingat aja satu hal, kalau wanita itu harus lo bawa dengan keadaan sehat supaya dia bisa jadi saksi buat lo meminta penjelasan ke orang tua lo. Karena banyak yang harus mereka jelaskan ke lo, terutama tentang Sheina dan masalah korupsi perusahaan." Fathur memberi Allucard solusi yang tampaknya disetujui oleh lelaki itu begitupun dengan Aiden.

"Gue juga setuju dengan Fathur. Gila ya, dari tadi pagi tumben banget dia pinter?" Aiden menggeleng tak percaya, ia benar-benar dibuat takjub dengan pemikiran lelaki itu, namun sepertinya tidak untuk temannya yang satu itu.

"Maksud lo apa, anj ...?"

"Jing," jawab Aiden sembari tersenyum, ia justru merasa bersyukur temannya itu sudah kembali ke Fathur yang dulu, yang suka bersikap seenaknya dan terkadang kekanak-kanakan.

Mantan Istri Meminta Nafkah Batin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang