Part 16
Di rumah Allucard, Sheina merenung di ruang tamunya dan bertanya-tanya ada apa dengan Allucard, kenapa lelaki itu tiba-tiba pergi ke rumah orang tuanya. Sheina mungkin tidak akan terlalu memikirkannya, andai sikap Allucard tadi malam tidak aneh, terutama dia berjanji akan membawa seseorang yang seharusnya meminta maaf padanya.
Lalu pagi ini Allucard ke rumah orang tuanya, Sheina jadi berpikir bila seseorang yang lelaki itu maksud adalah mamanya sendiri. Sheina yang tidak ingin bertemu dengan mantan mertuanya tentu saja merasa gelisah, ia takut dipertemukan lagi dengan wanita itu, sedangkan dirinya sudah tidak mau berurusan dengannya.
Cukup lama melamun, Sheina disadarkan oleh suara bel pintu rumah, yang menandakan ada tamu di luar sana. Sheina pikir itu Allucard, itu lah kenapa ia buru-buru berjalan untuk membukanya, namun kalau dipikir lagi rasanya juga mustahil bila Allucard memencet bel pintu rumahnya sendiri, padahal lelaki itu bisa masuk ke rumahnya kapan saja.
"Siapa?" tanya Sheina setelah membuka pintu itu dan mendapati seorang wanita tengah berdiri membelakanginya.
"Sheina," panggilnya setelah membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Sheina yang tampak terkejut melihatnya.
"Ternyata benar kamu sudah kembali, aku juga sangat bersyukur bisa menemukanmu di rumah Pak Allucard." Rania menyunggingkan senyumnya dengan menghembuskan nafas leganya, ia sempat takut tidak bisa menemukan Sheina untuk meminta maaf.
"Rania. Kamu ... sudah bebas?" Sheina yakin bila wanita yang berdiri di depannya saat ini adalah wanita yang seharusnya dipenjara selama sepuluh tahun karena kasus korupsinya yang dilakukannya empat tahun yang lalu, jadi akan sangat mustahil bila wanita itu sudah bebas sekarang.
"Iya, Sheina."
"Tapi, kok bisa? Bukannya kamu dihukum selama sepuluh tahun ya? Seharusnya kamu belum bebas sekarang." Sheina menatap marah ke arah Rania, ia tidak bisa memaafkan tindakannya di masa lalu mereka.
"Aku tahu, aku di sini juga ingin menjelaskan semuanya ke kamu."
"Berani ya kamu datang ke sini setelah apa yang sudah kamu lakukan ke Allucard dulu?" tanya Sheina geram, yang ditanggapi rasa bersalah oleh Rania.
"Aku tahu, aku lancang. Tapi apa kita bisa bicara di dalam? Aku ingin membicarakan sesuatu dengan kamu, Pak Allucard enggak ada di rumah kan? Dia pasti bekerja hari ini."
"Allucard lagi enggak kerja, tapi sekarang dia pergi ke rumah orang tuanya." Mendengar jawaban Sheina, Rania semakin dibuat gelisah sekarang.
"Pak Allucard pasti sedang membicarakan masalah korupsiku dulu dengan mamanya, dia kan tahu kalau aku sudah bebas dari penjara." Rania menundukkan wajah dengan rasa bersalah, yang tentu saja membuat Sheina bingung dengan sikapnya.
"Ayo masuk di dalam, kamu harus jelaskan semuanya maksud dari ucapan kamu itu apa?" Sheina menarik lengan Rania lalu mengajaknya masuk ke dalam dan menyuruhnya untuk duduk di sofa.
"Sheina, sebelumnya aku minta maaf ya? Aku tahu, apa yang aku lakukan dulu juga berdampak ke kamu. Maafkan aku," ujar Rania serius setelah duduk tepat di depan Sheina yang ingin meminta penjelasannya.
"Maksud kamu apa sih? Kamu minta maaf karena kamu sudah mengorupsi uang perusahaan Allucard, begitu?"
"Iya, itu juga. Tapi sebenarnya ada sesuatu yang juga harus kamu tahu."
"Ada apa?" Sheina berusaha untuk tetap tenang, karena ia yakin Rania benar-benar ingin mengungkapkan semuanya sekarang.
"Tadi kamu tanya kan? Kenapa aku bisa bebas?" tanya Rania dengan sesekali menghembuskan nafas panjangnya, sedangkan Sheina hanya menganggukinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Istri Meminta Nafkah Batin (TAMAT)
Romance"Kamu sudah berani kembali, itu artinya kamu enggak bisa berharap aku akan membiarkan kamu pergi lagi." Allucard. Empat tahun yang lalu, Sheina meninggalkan Allucard dengan surat perceraian di atas ranjang kamar. Namun entah bagaimana, tiba-tiba wan...