15. Ale ngambek, Gara kere
Seorang perempuan berdiri di lapangan menghadap ke tiang bendera dengan kaki di angkat dan tangan yang hormat kepada bendera merah putih.
Ava dan Ara menatap Ale yang sedang melaksanakan hukuman dari guru BK karena terlambat datang, mereka melihatnya dari koridor sepi.
"Ale kenapa di hukum ya, Va?" tanya Ara melihat Ava yang berada di sampingnya.
Ava hanya menggeleng pelan dan mengedikan bahunya acuh lalu berjalan kembali ke kelasnya. Ara segera menyusul Ava yang sudah berjalan dahulu.
Keringat membasahi dahi Ale, menetes dari pelipis melewati pipi hingga rahang. Bajunya pun sudah basah karena keringatnya.
"Ini kenapa istirahat lama banget, sih!" gerutu Ale karena sudah sangat lelah dan juga ingin menyegarkan tenggorokannya yang kering.
Ale melirik jam yang berada di tangan nya, terlihat sudah pukul 9 kurang 14 menit. Dengan kesal Ale menurunkan kaki nya lalu berjalan setengah berlari menuju kantin. Bodo amat dengan hukumannya.
"Bu!! Pesen es teh satu!" pekik Ale ketika sudah berada di kantin. Mendudukkan dirinya di bangku kosong, meletakkan kepalanya di lipatan tangan, menunggu pesanan nya datang.
Sekarang ini kantin terlihat sepi karena KBM masih berlangsung. Membuat pesanan Ale cepat siap.
"Mba Ale," panggil Bu kantin yang membawa nampan.
Ale mendongak dan menegapkan tubuhnya kemudian mengambil es teh yang masih di nampan dengan cepat. Meminum hingga setengah, lalu menatap Bu kantin dan berkata, "Huh! Makasih Bu!"
"Iya mba Ale, saya permisi dulu," ucap Bu kantin sembari tersenyum.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Langkah kaki tak berirama terdengar oleh telinga Ale. Siswa-siswi berlomba-lomba masuk ke dalam kantin untuk mengisi perut lapar mereka.
Ale sedang fokus dengan ponselnya tiba-tiba dikagetkan oleh teriakan Gara–anak buah Ale. "ALEANJING!!" teriak Gara di depan muka Ale.
Ale terjingkat. "ANJING!!" dengan refleks ia menampar pipi Gara dengan kencang. Gibran dan Dika mengelus pipi mereka, ngilu dengan tamparan keras itu.
"Sakit Gar?" tanya Dika sembari meringis ngilu.
"Sakit lah goblok!" Gara mengelus pipi yang di tampar sembari memukul kepala bagian belakang Dika.
Gibran terkekeh geli kemudian duduk di samping Ale yang sedang menatap tajam Gara. Sadar di tatap oleh Ale, Gara cengengesan lalu berkata, "Ehh hehehe peace bos! Peace!"
"Pas pes pas pes! Makan tuh pepes!" ucap Ale dengan kesal. Gibran dan Dika terkekeh, sedangkan Gara mendengus kesal.
Gara duduk di sebelah Ale membuat perempuan itu berada ditengah-tengah sedangkan Dika berada di seberang meja, dihadapan Ale. Gara menatap Ale dengan muka memelas. "Ale... Maafin yaa," ucap Gara dengan mengelus punggung tangan Ale dan langsung di tepis oleh sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AleEsta | ON GOING
JugendliteraturNgga boleh ada yang nyakitin Ale, selain gue. - Artiesta. Ngga boleh ada yang bikin Esta sengsara, selain gue. - Aleoshe. Itulah moto mereka berdua. Bagaimana jika seseorang yang kamu sayangi atau cintai, balik membalas perasaanmu juga? Tetapi dirim...