10. Netflix and Chi(i)ld

8.1K 605 7
                                    

Setelah makan malam yang katanya enak pake banget mereka memilih menonton televisi sambil memakan camilan yang sudah Gladis beli bersama Windy, Niatnya sih mau nonton film pake Netflix tapi nunggu Artha selesai kerja dulu. Jadilah mereka bertiga menonton di ruang tamu, sedangkan tv Netflix ada di kamar Artha.

Sudah satu jam dan Artha belum selesai juga, padahal tadi bilangnya hanya merevisi sedikit laporan yang akan ia bawa untuk meeting besok. Vian dan Windy juga tampak sudah bosan melihat sinetron yang sedang berlangsung.

"Disss"

Gladis menoleh, baru saja ia ingin mengeluh Arthanya udah manggil aja.

"Ayo ke kamar." ajak Gladis pada adik - adiknya

Mereka masuk, mata Gladis langsung ditujukan pada Artha yang sibuk menyalakan tv. Vian tadi bilang mau nonton film horor terbaru, Gladis sempat tidak setuju karna ada Windy, umurnya belum cukup untuk monoton. Tapi karna Windy juga mau menonton, akhirnya ia setuju.

"Sini" Artha menepuk bagian samping dari ranjang kamarnya, mengisyaratkan Gladis untuk berbaring disebelahnya

Kamar Artha masih sama semenjak terakhir Gladis terbangun hari itu, agaknya membuat Gladis sedikit canggung.

"Kenapa?" Tanya Artha saat Gladis masih mematung di samping ranjangnya

"Enggak"

Gladis mencoba menepis rasa canggungnya, lantas ia berbaring disamping Windy. Gadis cilik itu bahkan sudah menyembunyikan seluruh tubuhnya didalam selimut. Vian yang berada disamping Windy menekan remote dan adegan film dimulai.

"Yang ini ya kak?!"Vian menatap Artha meminta persetujuan

Artha mengangguk, mengisyaratkan Vian untuk memulai film yang sudah ia pilih.

"Kak Gladis" Windy menjulurkan tangan, berniat memeluk Gladis

Selama film berlangsung tangan Gladis tak lepas dari tubuh Windy yang ketakutan didalam selimut, hanya sesekali meraih keripik dari tangan Vian. Berbeda dengan Windy, Vian tampak anteng menonton bersama Artha yang duduk disampingnya. Posisi mereka mengapit Vian dan Windy.

Adegan jumpscane tak pernah gagal membuat Gladis menyembunyikan wajahnya, juga Windy  yang bahkan tak pernah berani menatap layar tv. Gladis tertawa mengingat bagaimana 'sok berani'nya Windy sebelum ini.

Tak ada suara, Vian dan Artha yang fokus tanpa rasa takut sedikitpun selama film berlangsung. Sedangkan Gladis dan Windy yang selalu memendam teriakannya diatas bantal.

Tepat lima belas menit sebelum film berakhir Vian tertidur, menyusul Windy yang sudah jatuh dalam tidurnya terlebih dahulu.

"Dis? Mau ngobrol?" Artha berbisik pada Gladis setelah mematikan tv

"Ngobrol apa?" Tanya Gladis balik

"Dikamar sebelah aja, nanti mereka bangun" Artha menunjuk pada Vian dan Windy

Gladis mengangguk, kemudian ia bangkit dan menyusul Artha yang sudah berjalan terlebih dahulu keluar kamar. Terakhir tangannya menutup pelan pintu kamar, berusaha tak mengusik kedua adiknya. Langkahnya mengikuti Artha masuk ke kamar lain di dalam apartemen.

"Apa?" Tanya Gladis setelah memasuki kamar

"Ayo buat perjanjian"

"Perjanjian apaan?"

"Sini duduk" Artha menepuk ranjang sampingnya, dikamar tersebut hanya ada ranjang dan lemari, serta nangkas tempat lampu tidur

"Perjanjian apa??" Gladis mengulang pertanyaannya

Akibat Kesalahan Semalam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang