04. Big No!

8.1K 660 15
                                    

Tepat satu bulan berlalu, Gladis sudah melupakan kejadian bersama Artha, lebih tepatnya berusaha ngelupain. Dan Gladis rasa, Artha juga tidak pernah menganggap kejadian itu dalam hidupnya.

Kayak sponsor, lewat aja terus!

Nyatanya beberapa kali ia melihat Artha menjemput Helena di kantornya, Gladis juga yakin kalo hubungan mereka udah berkembang pesat. Jadi buat apa Gladis berharap dan mikirin hal yang gak menguntungkan baginya?

Pekerjaannya juga berjalan seperti biasa, sibuk dan jarang istirahat, ditambah permintaan Bagas untuk acara pernikahannya 2 bulan lagi. Gladis bahkan memutuskan datang ke butik langsung guna menjelaskan rancangannya.

"Lo gak usah ngasih kado apa - apa lagi, gue yakin rancangan yang lo buat harganya bisa jutaan"

Itu jawaban Bagas saat Gladis bertanya padanya masalah kado yang akan Gladis berikan. Dia juga udah ketemu calonnya Bagas, Gladis sudah diberi kesan baik saat pertemuan pertama mereka.

Namanya Fatin, baru lulus kuliah tahun ini. Anaknya kalem, pake hijab lagi, dan begitulah kenapa si Bagas nerima perjodohan ini. Fatin adalah tipe ideal Bagas.

"Mbak Fatin coba aja, dikamar bilik"

Dan hari ini adalah hari dimana Gladis menemani Fatin fitting baju di butik yang sudah mereka pilih. Bagas masih ada tugas di kapolsek, bakal nyusul setelah menyelesaikan tugasnya.

Mereka sudah datang sejak 2 jam yang lalu, membenarkan beberapa hal yang masih belum cocok. Hingga gaunnya siap untuk Fatin coba.

"Tapi saya haid mbak, gak papa?" Fatin bertanya ragu pada penjaga

Gladis menatap wajah perempuan yang membantu Fatin, ia tampak tersenyum maklum melihat ketakutan Fatin.

"Mbaknya pake tampon apa pembalut?" Tanya balik sang penjaga

"Tampon"

"Gak papa, minim kesempatan buat bocor"

Fatin mengangguk, lalu masuk ke dalam bilik ganti. Sedangkan si mbak - mbak tadi berjalan menuju meja kerja bos nya yang lagi gak ada di tempat.

Gladis menatap bilik ganti yang di dalamnya ada Fatin. Cewek itu pake tampon? Sama dong kayak Gladis, dia bahkan memiliki stok banyak dilaci bawah tempat riasnya. Lebih praktis dan tak perlu khawatir bocor, bedanya Gladis udah lama gak make.

Eh? Wait?
Udah lama? Gak make? Udah lama gak pake tampon?

Gladis langsung menegakkan badannya, tangannya segera membuka ponsel guna mengecek tanggal.

Tanggal 10! Udah telat...
SATU BULAN!!! GILA!

Tubuh Gladis langsung menegang, matanya kembali bilik ganti. Dia harus mengeceknya, ada hal gak beres disini.

Sialan! Dia bilang keluar di luar!

Tangan Gladis meremas ponselnya, kepalanya mulai berpikir positif. Seperti mungkin dia kecapekan? Stress? Atau apapun itu. Pokoknya itulah!

"Mbak!"

Kepala Gladis menoleh, matanya melihat Fatin yang dibalut dengan gaun pengantin desainnya. Tampak serasi dan sangat cocok untuk Fatin.

Gladis berdiri, mencoba fokus pada Fatin dan melupakan sejenak kegelisahannya. Melihat detail gaun yang ia rancang untuk Fatin.

Ia merancang gaun tersebut dengan bentuk a line yang tidak begitu besar, bagian bawahnya berlapis dengan bahan paling luar sifon sutra, bagian atasnya dihiasi penuh dengan berlian. Roknya agak sedikit menyentuh tanah di bagian belakang.

Akibat Kesalahan Semalam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang