06. Semangkuk Bubur

8.1K 713 15
                                    

Setengah jam berlalu hingga mereka sampai di warung bubur ayam yang berada tepat disamping alun - alun kota. Warung langganan Ayah Artha sejak dulu, bahkan Artha udah kenal akrab sama pemiliknya.

"Yuk turun" instruksi Artha sesudah dia memakirkan mobilnya

Tepat saat Gladis membuka pintu, ponsel milik Artha yang berada di dashboard mobil berbunyi, menampilkan saru nama yang sudah mereka kenal dekat.

Helena

Artha segera mengambil ponselnya "Lo kesana duluan, sekalian pesenin bubur spesial buat gue" lalu ia menekan tombol hijau di ponselnya.

Melihat itu Gladis hanya mengendikkan dan keluar dari mobil, ia menghampiri tukang bubur yang sedang berada dibalik gerobaknya "Pak, bubur spesial satu ya, makan sini"

"Iya neng, ditunggu ya" jawab si tukang bubur

Gladis mengangguk dan menuju meja didalam warung tersebut. Warungnya gak terlalu besar, tapi cukup bersih dan ramai pengunjung. Kayaknya emang enak, tapi Gladis gak suka bubur.

Lima menit berlalu, Gladis bisa melihat Artha yang keluar mobil sambil memasukkan ponsel ke dalam sakunya. Lelaki itu menghampiri Gladis dan duduk disebelahnya.

"Udah pesen?" Tanya Artha

"Udah"

Setelah itu Gladis menyomot sate telur kecap yang berada didepannya, hatinya sedikit dongkol melihat Artha menjawab telepon Helena disaat bersamanya.

Lagian kenapa gak ngajak Helena aja?

Dan bubur pesanan Artha datang, lelaki itu tampak bersemangat saat menerima mangkuk penuh dengan bubur ayam "Makasih Mang"

"Artha? Kamu sama siapa ke sini teh?" Tanya si tukang bubur bernama Mang Jono, melirik sekilas pada Gladis

"Hehehe... calonnya Artha ini Mang" jawab Artha sambil merangkul pundak Gladis yang tak perduli

"Oalahh... Cantik, serasi sama kamu!"

"Iya dong Mang!" Seru Artha tampak banga

"Yaudah, Mamang mau layanin pembeli dulu ya"

"Siap Mang!"

Setelah Mang Jono pergi Artha segera menyendok bubur ayamnya, tapi gerakannya terhenti saat melihat Gladis yang sedang sibuk pada ponselnya dan tak ada mangkuk bubur didepannya.

"Lo gak makan?" Tanya Artha berhenti mengaduk bubur ayam

"Enggak"

"Kenapa? Lo gak mau makan? Entar anak gue kelaperan diperut Lo" secara gamblang Artha mengucapkan kata tersebut

Gladis segera menoleh dan melotot ke arah Artha, hey! Disampingnya banyak orang makan "Apaan sih?!"

"Makan bubur ya, gue pesenin" ujar Artha ingin berdiri

"Gak usah!" Gladis menarik Artha agar kembali duduk "Gue gak suka bubur"

"Lo belum rasain buburnya Mang Jono, enak tau"

"Gue gak suka Tha! Lembek! Gak enak" Gladis berusaha memperkecil suaranya agar tak didengar pengunjung yang lain

"Coba deh! Nih gue suapin" Artha menyendokkan bubur dan menyodorkan kepada Gladis

Awalnya Gladis ragu untuk menerima suapan Artha, namun akhirnya ia menerima karena melihat wajah penuh harap Artha. Rasanya enak sih, tapi tetep aja Gladis gak suka bubur.

"Gue pesenin ya!"

"Gak usah Tha!"

"Tapi Lo harus makan Dis! Lo gak kasian sama dia?" Artha ngotot masih ingin Gladis makan bubur, padahal Gladis bisa makan makanan yang lain dijalan atau dirumah nanti

Akibat Kesalahan Semalam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang