Chapter 24

4.1K 580 84
                                    

Setelah dua Minggu berlalu,hari ini tepat dimana hari pernikahannya kak Yusuf dan ustadzah Syifa. Setelah sholat subuh Zahra dan keluarga sudah bersiap untuk berangkat menuju tempat pernikahan akan berlangsung. Mereka sudah janjian untuk berangkat pukul enam. Ustadz Zaid dan keluarga Gus Fahmi sudah berada di ruang tamu,menunggu Zahra dan bunda yang belum selesai bersiap dikamar.

Setelah beberapa lama akhirnya bunda dan Zahra turun kebawah menemui semuanya. Zahra keluar dengan  anggun,ia memakai gaun putih dengan hijab yang serasi,yang menambah kecantikannya. Bajunya dengan bunda couple,karena mereka janjian memakai baju yang sama.

Gus Fahmi dan Gus Furqon yang melihat Zahra keluar dengan anggun,tanpa mereka sadari dari tadi memandang Zahra , sepertinya mereka terpesona melihat Zahra.

"Masya Allah"batin keduanya

Pak kiyai yang melihat kedua putranya melihat Zahra tanpa berkedip,ia langsung menepuk pundak keduanya.

"Hm"ucap pak kiyai.

"Ehh Abi"ucap kedua Gus itu.

"Dijaga pandangannya"ucap pak kiyai menasehati kedua putranya.

"Astaghfirullahal'azim"ucap keduanya beristighfar.

"Maaf bi khilaf"ucap keduanya,sedangkan pak kiyai hanya menggelengkan kepalanya.

"Iyah Abi tahu"

---

"Yaudah yuk kita berangkat karena semuanya sudah siap"ucap ayah.

"Iyah ayo "jawab pak kiyai.

Semuanya sudah memasuki mobilnya masing-masing. Zahra dan keluarga berada satu mobil memimpin yang lain untuk menuju ke tempat acara.

"Ciee kak Yusuf, Zahra ucapkan selamat bentar lagi ketemu sama bidadari nya"ledek Zahra pada kakaknya.

"Hehe kamu bisa aja dek"

Setelah menempuh beberapa lama perjalanan,mereka sudah sampai ditempat acara. Mereka langsung memasuki tempat acara, Zahra dan bunda berjalan menuju kamar rias ustadzah Syifa.

"Assalamualaikum"ucap keduanya.

"Waalaikumussalam"jawab ustadzah Syifa menoleh.

"Masya Allah,cantik sekali calon mantu bunda"ucap bunda.

"Bunda bisa aja"jawab ustadzah Syifa.

***

Acara akad nikah akan segera dimulai,terlihat kak Yusuf  ldan ustadzah Syifa sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan penghulu dan Abi Hasim. Didampingi ayah dan bunda  yang duduk di kursi tak jauh dari tempatnya dan semua para tamu akan menjadi saksi pernikahan kak Yusuf dan ustadzah Syifa.

"Yusuf apakah kamu sudah siap?"tanya Abi.

"In sya Allah Yusuf siap bi"jawabnya.

"Baiklah kita akan mulai akad nikahnya"ucap penghulu.

Setelah mengucapkan ijab kabul dengan lantang, akhirnya kak Yusuf dan ustadzah Syifa sudah sah menjadi suami istri.

"Bagaimana para saksi"tanya  penghulu.

"SAH"

"SAH"

"SAH"

Kata-kata itu yang masih terngiang-ngiang dipikirin kak Yusuf,ia tak menyangka bahwa dirinya sudah sah menjadi suami ustadzah Syifa.

Kak Yusuf membuka kotak cincin dan memasang nya pada jari manis ustadzah Syifa, begitupun sebaliknya. Setelah memasangkan cincin kak Yusuf mencium kening istrinya dan ustadzah Syifa meraih tangan suaminya untuk menyalami tangan orang yang sekarang sudah sah menjadi imamnya.

Zahra yang melihat adegan tersebut hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala , sekaligus ia terharu karena kakak satu-satunya sekarang sudah menjadi suami orang.

Dari arah lain tanpa Zahra sadari ada sepasang mata yang memandangnya  dalam ,sembari tersenyum manis terukir di bibirnya. Siapa lagi kalau bukan Gus Furqon,ia memandang Zahra sangat dalam terpikir dipikirannya akankah wanita yang ia cintai tersebut menjadi miliknya atau tidak.

Zahra tak sengaja menoleh ke arah Gus Furqon didapatinya Gus Furqon sedang memandangnya,namun dengan cepat Gus Furqon memalingkan wajahnya kearah lain. Gus Furqon berusaha agar Zahra tak mencurigainya,namun ia salah Zahra tahu atas kelakuannya tadi. Tak disadari senyuman manis seorang Zahra melengkung walaupun tipis, melihat kelakuan Gus Furqon yang menurutnya aneh tapi lucu ketika melihat ekspresi Gus Furqon yang keliatan gugup.

Setelah beberapa lama setelah acara akad nikah dilaksanakan, dilanjutkan dengan acara resepsi pernikahan kedua sejoli yang baru saja sah menjadi pasangan suami-istri. Tak terasa satu persatu rangkaian acara sudah dilakukan. Semua tamu sudah berbondong-bondong pulang,hanya tersisa keluarga mereka saja dan keluarga pak kiyai.

"Hm kak kita foto yuk"ajak Zahra pada kedua kakaknya

"Yuk"

"Kak Zaid,Gus yuk ikut foto juga"ajak Zahra.

"Oke"

Semuanya sudah berada diposisi masing-masing mengambil pose untuk foto bersama.

Setelah semuanya sudah selesai terlaksana mereka semua pulang,namun sebelum pulang kerumah Zahra dan yang lainnya mampir dulu kepesantren nya Abi Hasim.

Setelah mampir dan ustadzah Syifa pamitan kepada kedua orang tuanya untuk pulang ke rumah suaminya,mereka semua sudah meluncur menuju rumahnya.

Beberapa kemudian mereka sampai sampai di rumah Zahra,lain halnya dengan keluarga pak kiyai mereak langsung pulang kepesantren.

"Assalamualaikum"ucap Zahra dan yang lainnya memasuki rumah.

"Waalaikumussalam"jawab mereka sendiri.

"Selamat datang di rumah barunya kak Syifa"ucap Zahra,Iyah sekarang Zahra sudah memanggil ustadzah Syifa dengan sebutan "kak".

"Iyah Ra Alhamdulillah"

"Yaudah Yusuf sama Syifa istirahat dulu ya "ucap bunda.

"Iyah Bun,kalo gitu kita permisi. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"





Semoga suka sama ceritanya,maaf kalo lama update nya soalnya lagi sibuk tugas sekolah numpuk 😭


Jangan lupa vote, follow,and komentar nya ya

See you next chapter 🍀

Kau Yang Tertulis Di Lauhul Mahfudz KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang